Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia Tandjung mengatakan, sejauh ini tiga parpol anggota KIB, yakni Partai Golkar, Partai Amanat Nasional, dan Partai Persatuan Pembangunan Nasional, tetap solid.
Oleh
IQBAL BASYARI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dinamika politik yang terjadi pada partai politik anggota Koalisi Indonesia Bersatu atau KIB maupun parpol lain dalam membentuk koalisi serta kandidasi calon presiden dan wakil presiden diklaim tidak mempengaruhi soliditas tiga parpol anggota KIB. Setiap parpol tetap menghormati usulan nama-nama bakal capres-cawapres sebagai mekanisme internal parpol yang tidak bisa diintervensi.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia Tandjung, di Jakarta, Jumat (18/22/2022), mengatakan, sejauh ini tiga parpol anggota Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), yakni Partai Golkar, Partai Amanat Nasional, dan Partai Persatuan Pembangunan, masih solid. Ketiganya terus bersama-sama menyelesaikan berbagai hal yang diatur dalam koalisi sekalipun dinamika parpol di luar KIB cukup tinggi.
Munculnya suara dukungan kader PPP ke Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan, misalnya, menurut Doli, merupakan bagian dari konsolidasi parpol. Apalagi PPP hingga saat ini belum secara resmi mengumumkan bakal capres yang akan diusung. Hal ini berbeda dengan Golkar yang akan mengusung Ketua Umum Airlangga Hartarto dan PAN yang telah mengumumkan sembilan nama bakal capres.
Saya kira masih cair sehingga masing-masing kader PPP masih dalam proses penyampaian aspirasi. Nanti kita lihat keputusan resmi PPP yang akan dibawa dalam pembahasan di KIB.
”Saya kira masih cair sehingga masing-masing kader PPP masih dalam” proses penyampaian aspirasi. Nanti kita lihat keputusan resmi PPP yang akan dibawa dalam pembahasan di KIB,” ujarnya.
Doli menuturkan, sampai sekarang KIB masih mempersilakan masing-masing parpol melakukan konsolidasi. Selama belum pada fase pembicaraan soal paket capres-cawapres setiap parpol di KIB diberi kesempatan untuk menyerap aspirasi dari internal parpol masing-masing.
”Kami tidak mungkin mengintervensi di internal masing-masing parpol. Selama belum ada keputusan resmi, itu masih menjadi suara kader,” katanya.
Kami tidak mungkin mengintervensi di internal masing-masing parpol. Selama belum ada keputusan resmi, itu masih menjadi suara kader.
Di KIB, lanjut Doli, belum pernah membicarakan capres-cawapres. Mereka saat ini masih dalam fase mengelaborasi visi, misi, program, dan narasi yang dibangun KIB. Mereka pun masih membuat interaksi dengan masyarakat dengan menggelar acara KIB di beberapa kota di Indonesia.
Sementara itu, hasil survei elektabilitas calon presiden yang dilakukan Voxpol Center Research dan Conculting menunjukkan elektabilitas tiga tokoh potensial, yakni Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto, masih kompetitif. Selisih elektabilitasnya masih berada dalam margin of error sehingga belum bisa dipastikan pemenangnya.
Elektabilitas Anies berada di urutan pertama dengan 26,1 persen, Ganjar di posisi kedua dengan 25 persen, dan Prabowo mendapatkan 20,7 persen. Survei dilakukan pada 22 Oktober-7 November dengan jumlah sampel 1.220 responden dan margin of error kurang lebih 2,81 persen.
Selisih elektabilitas ketiganya masih di kisaran margin of error, artinya persaingannya masih kompetitif, dan sangat dinamis, tidak bisa dipastikan pemenangnya.
"Selisih elektabilitas ketiganya masih di kisaran margin of error, artinya persaingannya masih kompetitif, dan sangat dinamis, tidak bisa dipastikan pemenangnya," ujar Direktur Eksekutif Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago saat paparan hasil survei di Jakarta, Jumat (18/11/2022).
Oleh sebab itu, lanjutnya, komposisi parpol pengusung serta kombinasi dengan cawapres akan sangat menentukan hasil akhir saat pemungutan suara. Termasuk pasangan wakil presiden dari Anies Baswedan sangat dinanti oleh parpol lain agar mereka bisa segera menyiapkan paslon capres-cawapres yang bisa mengalahkan Anies dan pasangannya.
Tetap mendominasi
Posisi cawapres di periode sekarang akan ikut menentukan kemenangan dari capres, berbeda dengan Pilpres 2019 yang relatif tidak terlalu signifikan karena ada incumbent. Jadi sekarang yang menentukan kemenangan adalah cawapres dan dikombinasikan dengan jumlah pasangan yang bertarung,
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Andreas Hugo Pareira, mengatakan, elektabilitas ketiga tokoh sejak tiga tahun lalu tetap mendominasi. Hal itu menandakan publik telah memiliki tren pilihan terhadap capres yang akan dipilih.
Selain faktor cawapres, menurut dia, jumlah pasangan yang berkontestasi akan mempengaruhi kemenangan. Maka poros koalisi yang akan terbentuk, apakah dua atau tiga poros, bisa mengubah konstelasi di antara para kandidat.
”Posisi cawapres di periode sekarang akan ikut menentukan kemenangan dari capres, berbeda dengan Pilpres 2019 lyang relatif tidak terlalu signifikan karena ada incumben. Jadi sekarang yang menentukan kemenangan adalah cawapres dan dikombinasikan dengan jumlah pasangan yang bertarung," kata Andreas.
Juru Bicara Partai Gerindra Habiburokhman mengatakan, Gerindra optimistis elektabilitas Prabowo akan meningkat. Menurut dia, elektabilitas Prabowo saat ini yang selalu berada di posisi tiga besar diperoleh saat belum melakukan safari politik terkait pencapresan. Apalagi saat ini memiliki rekam jejak di pemerintahan sebagai Menteri Pertahanan.
”Istilahnya mesin baru distarter sehingga masih besar Prabowo dan Gerindra untuk memastikan 2024 kita menang," katanya.