Mulai Dekati Parpol, Sukarelawan Jokowi Ditengarai Cari Kendaraan untuk Ganjar
Setelah bertemu Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, sukarelawan Jokowi akan bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan petinggi parpol lain untuk menyerahkan nama bakal capres hasil musra.
- Sukarelawan Jokowi menyerahkan nama-nama bakal capres yang terjaring dalam Musyawarah Rakyat kepada Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
- Dalam waktu dekat, nama bakal capres hasil Musra sukarelawan Jokowi itu juga akan diserahkan kepada Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
- Komunikasi yang dibangun dengan para petinggi parpol itu ditengarai sebagai upaya mencarikan kendaraan politik untuk Ganjar Pranowo.
JAKARTA, KOMPAS — Kelompok sukarelawan pendukung Presiden Joko Widodo pada pemilihan presiden tahun 2014 dan 2019 mulai mendekati partai-partai politik. Selain menyampaikan isu-isu aktual, para sukarelawan ini juga menyodorkan nama figur bakal calon presiden dan calon wakil presiden hasil penjaringan dalam musyawarah rakyat. Pendekatan kepada partai politik itu ditengarai merupakan upaya untuk mencarikan kendaraan politik bagi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Salah satu partai politik (parpol) yang didekati kelompok sukarelawan Jokowi adalah Partai Golkar yang telah membentuk Koalisi Indonesia Bersatu bersama Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Amanat Nasional (PAN). Senin (7/11/2022) petang, sejumlah kelompok sukarelawan Jokowi menemui Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto untuk menyerahkan hasil Musyawarah Rakyat (Musra).
Pertemuan yang digelar di Kantor DPP Partai Golkar di Jalan Anggrek Neli Murni, Jakarta, itu didahului dengan makan malam bersama. Hasil Musra disampaikan selama 35 menit dalam pertemuan tertutup.
Ketua Umum Relawan Pro Jokowi (Projo) Budi Arie Setiadi yang hadir didampingi oleh 17 perwakilan kelompok relawan Jokowi lainnya mengungkapkan, Musra salah satunya menghasilkan nama-nama bakal calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang diusulkan rakyat dari berbagai daerah.
”Selain nama capres dan cawapres, hasil Musra juga memuat isu-isu aktual yang sangat dibutuhkan oleh warga atau masyarakat di tempat Musra diselenggarakan. Musra adalah instrumen merekam seluruh harapan aspirasi masyarakat sesuai kondisi obyektif masing-masing wilayah,” tuturnya.
Baca Juga: Sukarelawan Jokowi Jaring Nama Capres Lewat Musyawarah Rakyat
Budi menambahkan, isu-isu yang terekam dalam Musra antara lain pendidikan, kesehatan, dan isu spesifik seperti hak guna usaha (HGU). Dengan demikian, hasil Musra tidak hanya soal capres dan cawapres, tetapi juga soal harapan dan keinginan rakyat.
Airlangga Hartanto mengatakan, Partai Golkar mengapresiasi penyelenggaraan Musra karena mampu menangkap aspirasi rakyat. Menurut dia, pertemuan dengan sukarelawan Jokowi pun merupakan bentuk keterbukaan Partai Golkar terhadap ide dan gagasan seluruh masyarakat yang dihimpun melalui Musra.
”Partai Golkar terikat dengan hasil yang sudah diputuskan oleh mekanisme partai,” ucap Airlangga ketika ditanya apakah hasil Musra akan menjadi pertimbangan memilih sosok capres dari Partai Golkar.
Menurut rencana, Musra digelar di 34 provinsi di Indonesia. Namun, hingga saat ini, baru lima kali Musra yang berhasil digelar, yakni di Bandung, Pekanbaru, Palembang, Batam, dan Padang. Sejumlah nama yang terjaring sebagai bakal capres di antaranya Jokowi, Sandiaga Uno, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo.
Kemungkinan pertemuan dengan Airlangga ini merupakan langkah awal untuk melakukan satu kolaborasi dan setelah itu konsolidasi, terkait dengan kemungkinan Koalisasi Indonesia Bersatu menjadi kendaraan Ganjar untuk menjadi capres.
Ketua Panitia Nasional Musra, Panel Barus, mengatakan, hasil dua Musra terakhir tidak ikut disampaikan lantaran datanya masih mentah. Hasil dua Musra tersebut akan disampaikan kepada publik lebih dulu pada Rabu (9/11).
Hasil Musra itu akan dikomunikasikan dengan partai-partai politik karena konstitusi mengatur, hanya parpol atau gabungan parpol yang dapat mengusung capres-cawapres dalam pemilihan presiden. Menurut Budi, pertemuan dengan Airlangga merupakan pertemuan pertama sukarelawan Jokowi dengan parpol.
Para sukarelawan Jokowi akan melanjutkan gerilya ke partai-partai politik lain untuk menyampaikan hasil Musra. Selain PAN dan PPP yang merupakan mitra koalisi Golkar, sukarelawan Jokowi juga akan menemui Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Nasdem, dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).
Terdekat, sukarelawan Jokowi akan bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada Kamis (10/11/2022) di kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Kendaraan untuk Ganjar
Peneliti Senior Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Firman Noor menengarai, pertemuan dengan Airlangga dan para petinggi parpol lain merupakan upaya sukarelawan Jokowi untuk mencari kedaraan politik bagi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Sebab, menurut Firman, sukarelawan Jokowi ini cenderung mendukung Ganjar yang juga merupakan kader PDI-P.
Baca Juga: Keinginan Jokowi Mempercepat Musra Masih Rasional
Ketua Umum Relawan Pro Jokowi (Projo) Budi Arie Setiadi berbicara kepada media seusai acara silaturahmi antara kelompok sukarelawan pendukung Presiden Joko Widodo di pemilihan presiden lalu dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Senin (7/11/2022).
”Kemungkinan pertemuan dengan Airlangga ini merupakan langkah awal untuk melakukan satu kolaborasi dan setelah itu konsolidasi, terkait dengan kemungkinan Koalisasi Indonesia Bersatu (KIB) menjadi kendaraan Ganjar untuk menjadi capres,” tuturnya.
Nama Ganjar memang masuk ke dalam tiga besar capres hasil voting dalam dua kali musra. Pada Musra I, Ganjar berada di posisi ketiga, sama halnya dengan Musra IV. Sementara itu, nama Airlangga muncul di urutan tiga besar pada Musra III. Airlangga berada di peringkat kedua setelah Sandiaga Uno.
Firman menambahkan, KIB merupakan pilihan paling realistis bagi Ganjar. Sebagai gantinya, menurut Firman, Airlangga yang potensi menangnya masih minim bukan tidak mungkin diusung untuk jadi cawapres.
Peneliti Senior Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional, Firman Noor.
”Yang pasti pendukung Jokowi ini mencoba mencarikan Ganjar kendaraan yang paling mungkin. Saya kira mereka mencoba melakukan terobosan-terobosan, termasuk jika menggelar pertemuan dengan ketua parpol lain. Pasalnya, mereka harus siap-siap kalau PDI-P tetap berkukuh mengajukan nama selain Ganjar,” ucap Firman.
Firman juga melihat apa yang dilakukan sukarelawan Jokowi ini sebagai fenomena menarik. Kendati tidak punya hak konstitusional untuk mengusung capres-cawapres, sukarelawan ini pembentuk opini yang aktif. ”Karena mereka merasa punya tanggung jawab untuk mencari pemimpin yang cocok untuk melanjutkan legasi Jokowi,” tuturnya.