Tiga Faktor Penentu Bakal Cawapres Pendamping Anies Baswedan
Partai Nasdem memberikan otoritas kepada Anies Baswedan untuk memilih bakal calon presiden pada Pilpres 2024. Namun, Anies tidak mau terburu-buru menentukan siapa sosok yang akan mendampinginya.
Oleh
Axel Joshua Halomoan Raja Harianja
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Anies Rasyid Baswedan diberikan keleluasaan untuk memilih bakal calon wakil presiden pada Pemilihan Presiden 2024. Kendati demikian, Anies tidak mau terburu-buru menentukan siapa sosok yang bakal mendampinginya.
Partai Nasdem pada Senin (3/10/2022) resmi mengusung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden untuk Pilpres 2024. Ia dinilai sebagai sosok terbaik yang diharapkan mampu memimpin bangsa Indonesia menjadi lebih bermartabat dan membentuk karakter sejati bangsa.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Ditemui di sela-sela acara peluncuran program ”Nasdem Memanggil”, Senin (17/10/2022) malam, di Jakarta, Anies mengatakan, proses menuju Pilpres 2024 masih panjang. Selain itu, menentukan partai-partai mana saja untuk berkoalisi masih berjalan.
”Jadi, saya rasa akan lebih bijak apabila proses penentuan pasangan itu dilakukan dengan saksama dan bukan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya,” kata Anies di Nasdem Tower, Jakarta Pusat.
Saat ditanyai apakah ada syarat khusus siapa yang layak mendampinginya, Anies menyebut tidak ada ketentuan apa pun. Namun, dia menyebut ada tiga hal, yakni memberikan kontribusi dalam proses pemenangan, memperkuat koalisi, dan membantu pemerintahan yang efektif.
”Tiga pertimbangan itu yang menjadi faktor dan memang belum ada (siapa calon cawapresnya),” ujar Anies.
Siapa yang akan mendampingi Anies sampai saat ini masih belum jelas. Pembentukan koalisi Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pun tak kunjung tuntas. Teranyar, para elite dari partai politik tersebut bertemu dalam pesta pernikahan anak Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al’Jufrie di Jakarta, Minggu (16/10/2022) malam.
Sejumlah elite yang dimaksud di antaranya Ketua Umum Nasdem Surya Paloh, Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, dan Presiden PKS Ahmad Syaikhu. Selain mereka, hadir pula Ketua Majelis Tinggi Demokrat yang juga Presiden ke-16 RI Susilo Bambang Yudhoyono, Wakil Ketua Umum Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono, serta Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla, dan Anies Baswedan.
Sekretaris Jenderal Partai Nasdem Johnny G Plate mengatakan, tidak ada pembicaraan spesifik terkait dengan capres, pemilihan legislatif, koalisi, ataupun yang berhubungan dengan politik dalam acara tersebut. Johnny menyebut, mereka hanya berbincang di satu meja.
”Tidak ada pembahasan apa-apa, apalagi dari Nasdem terkait cawapres diserahkan kepada Anies untuk melakukan pendekatan-pendekatan dan mencari calon pemimpin yang sesuai (dan) sejalan dengan Pak Anies,” ujar Johnny.
Johnny melanjutkan, Partai Nasdem, Demokrat, dan PKS sudah intens berdiskusi untuk membangun koalisi, tetapi tidak menutup kemungkinan akan bekerja sama dengan partai lainnya.
”Ini bukan hal yang bisa diselesaikan dalam waktu satu atau dua hari. Harus dibicarakan secara dalam dan detail. Membangun kesamaan persepsi itu bukan hal yang gampang,” kata Menteri Komunikasi dan Informatika itu.
"Nasdem Memanggil"
Adapun Partai Nasdem meluncurkan program ”Nasdem Memanggil” sebagai salah satu persiapan pemenangan Pemilu 2024. Selain Anies dan Johnny, acara ini turut dihadiri Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Nasdem Prananda Surya Paloh, Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya, dan sejumlah kader Partai Nasdem.
Surya mengatakan, lewat ”Nasdem Memanggil”, pihaknya optimistis partainya akan menjadi besar pada 2024. Namun, kebesaran itu bukan dlihat dari jumlah kursi di parlemen, melainkan perlunya pengetahuan strategi tepat yang dimiliki anggota Dewan.
”Ini reason kita buka seluas-luasnya kepada seluruh lapisan anak bangsa. Mari gabung dengan arus perubahan melalui Nasdem pada 2024,” kata Surya.
Sementara itu, Prananda mengatakan, Partai Nasdem selalu mengedepankan politik tanpa mahar, tetapi ide gagasan, pemikiran progresif, kreatif dan out of the box yang dapat membantu merestorasi Indonesia.
”Sebagai partai terbuka modern yang tidak memandang golongan sosial, pendidikan, agama suku, dan ras, ’Nasdem Memanggil’ seluruh anak bangsa melanjutkan pembangunan yang telah dimulai dan mungkin dilanjutkan (bakal calon) presiden Anies Baswedan,” ujar Prananda.