Megawati: Dengan Pancasila, Persaudaraan Dunia Dibangun
Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri menyebut, Bung Karno pernah mengusulkan Pancasila untuk menjadi bagian dari Piagam PBB.
Oleh
ANTONIUS PONCO ANGGORO
·3 menit baca
JEJU,KOMPAS — Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri menilai gagasan ayahnya, Presiden Pertama RI Soekarno, terkait dengan perdamaian dunia masih relevan hingga kini. Gagasan itu, di antaranya, adalah soal penguatan kewenangan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB dan usulan agar Pancasila masuk dalam Piagam PBB.
Saat menjadi pembicara kunci dalam Jeju Forum untuk Perdamaian dan Kesejahteraan 2022, di Jeju, Korea Selatan, Kamis (15/9/2022), Megawati memaparkan sejumlah pandangan Bung Karno tentang upaya menciptakan perdamaian.
”Dalam pandangan Bapak Bangsa dan sekaligus Presiden Pertama Indonesia Ir Soekarno, selama dunia masih diwarnai ketidakadilan dan penjajahan dalam segala bentuknya, sistem internasional akan selalu bersifat anarkis,” ujarnya.
Megawati melanjutkan, dalam pidato Bung Karno berjudul ”To Build The World A New” di PBB pada 1960, ia menyerukan pentingnya penguatan kewenangan PBB di dalam menciptakan perdamaian.
Syaratnya, PBB harus melakukan reformasi internal, dengan menempatkan setiap anggota PBB memiliki kedudukan yang sama dan sederajat tanpa adanya preferensi hak veto. Baru dengan begitu demokratisasi terjadi di lembaga dunia tersebut.
”Saya ingat pada waktu itu, setelah beliau (Bung Karno) menyampaikan pidato tersebut, beliau mendapatkan standing ovation (tepuk tangan meriah sambil berdiri). Itu artinya, secara naluri kemanusiaan sebenarnya semua setuju akan bunyi pidato tersebut,” kata Megawati yang juga Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).
Gagasan Bung Karno lainnya yang disampaikan Megawati terkait dengan upaya memperkuat landasan filosofi kelahiran PBB.
Bung Karno, disebut Megawati, pernah mengusulkan Pancasila untuk menjadi bagian dari Piagam PBB. Usulan itu muncul karena kelima prinsip dalam lima sila Pancasila bersifat universal dan positif untuk menciptakan perdamaian dunia dan kesejahteraan.
”Dengan Pancasila, persaudaraan dunia dibangun, agar bangsa-bangsa hidup berdampingan secara damai, dan berjuang bersama bagi dunia yang lebih makmur dan berkeadilan,” ujar Megawati.
Gagasan-gagasan pokok dari Bung Karno untuk mewujudkan tata dunia baru tersebut, menurut Megawati, tetap relevan hingga kini. ”Dunia yang damai, makmur, dan berkeadilan adalah suara seluruh warga bangsa. Suara umat manusia tanpa kecuali,” ucapnya.
Menurut Ketua DPP PDI-P Rokhmin Dahuri, tak hanya di Jeju Forum, di banyak forum internasional lain, Megawati sering mengenalkan Pancasila.
Ini bukan semata karena Megawati menjabat Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dan anak dari Bung Karno yang pertama mengemukakan Pancasila, tetapi juga karena Megawati meyakini nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila itu universal dan bisa dijadikan dasar untuk mengatasi problem-problem dunia.
”Lima sila Pancasila, kalau diimplementasikan dengan serius dan berkelanjutan, bisa memajukan dunia, termasuk menciptakan perdamaian,” ujarnya.
Namun, jika ingin Pancasila menjadi semacam ideologi dunia atau paradigma baru dunia, tak bisa semata bertumpu kepada Megawati. Perlu keterlibatan dari aktor lain, seperti dari kalangan akademisi, untuk mengakselerasinya.
Yang lebih penting, Indonesia yang menjadikan Pancasila sebagai dasar negara harus betul-betul mengimplementasikannya. Hal ini yang dinilainya belum terlalu menonjol dengan persoalan kemiskinan dan kesenjangan yang masih menganga.
”Seandainya Indonesia bisa menjadi role model dari penggunaan Pancasila, penyebarluasan Pancasila untuk dunia akan lebih mudah,” ujarnya.