Sufmi Dasco: Prabowo Sudah Bersedia Menjadi Capres 2024
Tak hanya mengincar lebih banyak kursi DPR, Gerindra juga berniat untuk merebut kursi RI 1 pada Pemilu 2024. Kader di seluruh tingkatan sudah satu suara, mengusung Prabowo sebagai capres. Lantas, apakah Prabowo bersedia?
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2018%2F09%2F23%2Feee8533e-4ece-46cc-98b2-5731d6259816_jpg.jpg)
Calon presiden Prabowo Subianto melambaikan tangan kepada para pendukungnya.
Pemilu Serentak 2024 menjadi pertaruhan besar bagi Partai Gerindra. Tak hanya menargetkan peningkatan perolehan suara di Pemilu Legislatif, partai politik yang saat ini memiliki 78 kursi di DPR itu juga berniat memenangi Pemilu Presiden. Untuk ketiga kalinya, Partai Gerindra akan berikhtiar mengusung Ketua Umum Prabowo Subianto untuk mendapatkan kursi RI 1.
Sejak jauh-jauh hari, pengurus Gerindra dari level paling bawah hingga yang teratas mendesak Prabowo untuk kembali berkontestasi di Pemilu Presiden (Pilpres). Namun, lebih dari setahun desakan itu tak pernah mendapatkan jawaban. Saat menemui Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh di Nasdem Tower, Jakarta, 1 Juni lalu, mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) itu justru menyatakan bahwa calon presiden (capres) bisa siapa saja, tak harus dirinya.
Intensi Prabowo untuk menjadi capres mulai terlihat kembali pada masa libur Lebaran 2022. Ia yang menjabat sebagai Menteri Pertahanan memanfaatkan waktu cuti bersama untuk sowan ke sejumlah ulama pengasuh pondok pesantren Nahdlatul Ulama (NU) di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Bahkan, ia juga menemui tokoh perempuan NU sekaligus Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Tak berhenti di situ, Prabowo juga tampak hadir dan berpidato dalam Kongres Fatayat NU, organisasi pemudi Nahdiyin, di Palembang, Sumatera Selatan, 15 Juli lalu.
Kendati intensinya mulai terbaca, Prabowo belum pernah menyatakan kesediaan menjadi capres secara resmi. Oleh karena itu, pengurus Gerindra akan menggelar rapat pimpinan nasional (rapimnas) di Sentul International Convention Center, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat-Sabtu (12-13/8/2022) mendatang, dengan dua agenda utama, yakni mendengarkan jawaban dan mendeklarasikan Prabowo sebagai capres, serta mendeklarasikan koalisi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2019%2F10%2F08%2Fccef3537-803c-4e1a-b2d3-e527c230a762_jpg.jpg)
Sufmi Dasco Ahmad
Namun, mungkinkah agenda yang melibatkan jajaran pengurus Gerindra dari seluruh Indonesia itu dirancang sebelum ada kepastian jawaban dari Prabowo? Hal apa yang bisa berperan kuat bagi Prabowo dalam membuat keputusan tentang pencapresannya? Ketua Harian Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad dalam wawancara khusus bersama Kompas di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (29/7), menjawabnya.
Tak hanya itu, Dasco juga menjelaskan bagaimana siasat partai untuk memastikan tiket pencapresan, mengampanyekan Prabowo tanpa mengganggu pekerjaannya sebagai Menteri Pertahanan, serta memastikan kesuksesan partai baik di pileg maupun pilpres. Berikut petikan wawancaranya.
Gerindra akan menggelar rapimnas pekan ini, apa saja agenda utamanya?
Paling pertama agenda di rapimnas adalah mendengarkan aspirasi dari daerah-daerah yang selama ini disampaikan secara tertulis dan dideklarasikan di daerah masing-masing, yakni untuk mengusulkan Pak Prabowo sebagai calon presiden dari Partai Gerindra. Rapimnas kali ini, memang forumnya dibuat, diperuntukkan untuk itu. Kami akan mendengarkan pendapat-pendapat daerah, lalu mendengarkan jawaban dari Pak Prabowo.
Kalau kemudian sudah sama antara yang meminta dan yang diminta, pada rapimnas itu kami akan kukuhkan Pak Prabowo sebagai calon presiden dari Partai Gerindra. Itu tahap pertama. Tahap kedua, kami akan mendeklarasikan koalisi dengan PKB. Itu agendanya.
Gerindra pertama kali mengumumkan rencana rapimnas pada 25 Juli 2022, apakah sebelum itu Prabowo sudah menyampaikan kesediaannya menjadi capres?
Ya, jadi secara informal kami sudah menanyakan kesediaan Pak Prabowo. Namun, kan, harus diformalkan melalui rapimnas. Kami berani menggelar rapimnas sekaligus deklarasi karena kami yakin sudah punya capres nantinya.
Dalam kesempatan apa Prabowo menyatakan kesediaannya menjadi capres?
Belum lama ini, dalam rapat terbatas, kami sampaikan bahwa pengurus akan menggelar rapimnas, karena daerah menunggu (jawaban Prabowo). Kami bilang, acara rapimnas akan dirancang seperti apa, itu tergantung dari jawaban Pak Prabowo. Kalau Pak Prabowo menyatakan bersedia, ya, kami harus buat besar-besaran, kan gitu. Karena itu seremoni yang paling penting.

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto memotong tumpeng sebagai tanda syukur atas peringatan hari ulang tahun ke-14 Partai Gerindra, Sabtu (5/2/2022) malam, di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan.
Ketika itu dia mengatakan, ”Ya, kita akan ikhtiar.” Kalau dia sudah bilang kita ikhtiar, berarti kan bersedia. Oleh karena itu, kami akan menggelar rapimnas, kemudian mengatur acaranya dengan mendatangkan seluruh pengurus Gerindra se-Indonesia, anggota Fraksi Gerindra di DPRD Kabupaten/Kota, dan anggota Fraksi Gerindra di DPR.
Kapan rapat terbatas itu digelar?
Sekitar pertengahan Juli. Rapat terbatas di Kertanegara (rumah pribadi Prabowo). Saat itu yang datang ada Pak Sekjen (Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani), saya, dan ada beberapa orang lagi pengurus inti.
Apakah terjadi perdebatan saat menanyakan kesediaan Prabowo menjadi capres?
Enggak ada, enggak ada (pembicaraan) alot. Ini, kan, usulan-usulan dan deklarasi-deklarasi sudah dari tahun kemarin, bergulir terus. (Pengurus) hampir dari seluruh provinsi ke sini dan selalu mendiskusikan tentang apakah baik (bagi Prabowo) untuk maju atau tidak maju (di Pilpres 2024).
Baca Juga: Sekali Prabowo, Tetap Prabowo
Nah, Pak Prabowo, kan, harus menjawab permintaan dari kader-kader dan pengurus Gerindra yang makin ke sini makin banyak. Kami juga katakan bahwa (jawabannya) harus disampaikan sesuai dengan AD/ART (anggaran dasar/anggaran rumah tangga) partai, yaitu harus dijawab dalam musyawarah setingkat kongres, ya, itu harus rapimnas.

Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto menyampaikan pengarahan dalam peringatan HUT ke-12 Partai Gerindra di kantor DPP Partai Gerindra, Jakarta Selatan, Kamis (6/2/2020).
Dari situ, kami sepakat akan mengadakan rapimnas awalnya pada akhir Juli. Tapi perkembangannya karena komunikasi intens dengan PKB, kita juga melihat waktunya PKB bisa kapan, diputuskan akhirnya 12—13 Agustus.
Apakah rapat terbatas berlangsung lama?
Lumayan lama, tetapi banyak hal lain yang dibahas. Kami bicara mulai dari persiapan verifikasi parpol. Kemudian soal keharusan (Prabowo) menjawab karena daerah-daerah sudah tanya. Ini situasi politik eskalasinya cepat, ya kita harus cepat-cepat. Ya itu tadi, ikhtiar. Kalau ikhtiar ya sudah, kami siapkan. Kemudian malah banyak bicara tentang persiapan rapimnas.
Belakangan, Prabowo sering terlihat bersama Presiden Joko Widodo. Apakah keputusan Prabowo untuk menjadi capres 2024 juga dipengaruhi restu dari Presiden?
Ya, Pak Prabowo pernah ditanya (oleh Presiden) maju, enggak? Dia bilang, kalau Bapak mengizinkan. Dan ternyata, kan, diizinkan untuk maju. Ya sudah, dengan berbagai pertimbangan, akhirnya akan maju. Walaupun (saat ini) memang dia lebih fokus mengerjakan pekerjaan sebagai pembantu Presiden.
Bagaimana persiapan Prabowo setelah menyatakan kesediaan maju di Pilpres 2024?
Ya, tetap begini, dia kan committed. Kami diminta untuk menyusun satu strategi agar bisa tetap fokus di pilpres tanpa harus banyak meninggalkan tugas-tugas Pak Prabowo sebagai pembantu Presiden. Sebab, dia tidak ingin dibilang tidak committed. Dia berkomitmen sebagai pembantu Presiden. Selama ini, kan, acara partai pun enggak pernah.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2021%2F11%2F23%2Fb0cfc1ce-e056-4c1d-9f56-87f331f09d51_jpeg.jpg)
Prabowo Subianto dan Joko Widodo.
Jadi, kalau kampanye itu hanya 75 hari, bisa diatur nanti ada kampanye virtual dan fisik berapa hari. Selebihnya, kami ini (pengurus DPP) yang menjalani. Itu yang diminta.
Sempat ada kabar, Prabowo akan mundur dari posisi Menteri Pertahanan?
Enggak ada, itu hoaks. Dia kan harus menuntaskan janji kampanye, program penguatan sistem pertahanan harus jadi.
Gerindra yakin Prabowo akan menang di Pilpres 2024?
Soal itu, kan, kami harus punya target. Target kami ya menang. Soal bahwa itu garis tangannya bagaimana, itu urusan belakangan. Tetapi, kalau lihat survei-survei yang kita lakukan secara internal, prospeknya cukup menjanjikan.
Bagaimana memastikan agar Prabowo bisa diusung di Pilpres 2024?
Ya, kami membuka diri (untuk berkoalisi dengan parpol lain). Tidak hanya dengan PKB. Hanya, sekarang untuk memastikan kami bisa mengusung, harus berkoalisi. Perbedaannya dengan Pemilu 2019, waktu itu di detik-detik terakhir kami masih cari tiket (pencapresan). Sekarang kami tidak mau, kami mau ada kepastian tiket itu dari sekarang.
Mengapa Gerindra memilih PKB sebagai rekan koalisi?
Kami sadar bahwa di Pemilu 2019 itu terjadi polarisasi yang sangat tajam. Itu merugikan negara dan bangsa sehingga kami dalam pola strategi kampanye, baik pileg maupun pilpres, akan berusaha sedapat mungkin sekeras-kerasnya menghindari terjadinya atau adanya polarisasi seperti di 2019.

Kami akan lebih berhati-hati mengatur pola kampanye, strategi kampanye, dan juga menghindari juga adanya unsur politik identitas. Dengan kampanye yang sehat, walaupun (nantinya) hanya (pilpres diikuti) dua pasangan calon pun, itu tidak menimbulkan friksi-friksi yang terlalu dalam yang mengakibatkan kerugian yang tidak kita inginkan bersama.
Baca Juga: Tekad Bulat PDI-P Mengejar ”Hattrick” Kemenangan Pemilu
Agar tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan tadi, kami sudah menganalisis bahwa yang pas itu memang Gerindra harus berpasangan, berkoalisi, dengan partai yang religius, tetapi juga moderat gitu lho. Karena itu, koalisi Gerindra—PKB.
Apakah Gerindra bermaksud meraup suara dari kelompok nahdiyin, terutama di Jawa Timur, karena selama ini tidak pernah menang di sana?
Kalau itu, ya, kami memang menghitung daerah-daerah kekuatan masing-masing dan juga tantangan ke depan. Dengan berbagai pertimbangan, kami anggap ini yang paling bagus dan realistis.
Baca Juga : Ahmad Doli Kurnia: 2024 Momentum Kembalinya Kejayaan Golkar
Kami tidak menutup koalisi dengan partai lain, kami sangat sangat membuka diri. Tetapi, untuk memastikan bisa mencalonkan, memenuhi ketentuan Undang-Undang Pemilu, kami mengambil langkah saat ini untuk berkoalisi dengan PKB sambil membuka diri untuk dengan partai-partai lain.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F08%2F08%2F38df6a51-7710-444b-9482-dbb5f8352943_jpg.jpg)
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subiyanto (kiri) bersama Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar memberi hormat seusai mendaftar bersama untuk calon partai politik peserta Pemilu 2024 di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Senin (8/8/2022).
Alhamdulillah, sudah ada sinyal-sinyal dari partai yang mau bergabung. Cuma memang karena masing-masing mungkin juga menunggu momen yang pas, kami dalam waktu dekat akan pastikan koalisinya dengan PKB dulu. Nanti kami tanggal 12-13 Agustus akan menyelenggarakan rapimnas, di situ kami akan mendeklarasikan kesepakatan bersama dengan PKB.
Bagaimana dengan penentuan cawapres?
Menurut AD/ART kami, ada forum yang dibentuk untuk membicarakan soal caleg (calon anggota legislatif), juga berkaitan dengan cawapres. Kenapa kami tidak pernah bicara cawapres, karena kalau mendahului forum itu, kan, melanggar. Jadi, setelah forum itu dibentuk, sudah ditentukan, bebas kami bicara cawapres si ini si itu, atau kriteria saja.
Forum penentuan cawapres akan dilakukan bersama PKB?
Belum tahu. Karena tentunya nanti ada (anggota) koalisi lagi, mungkin. Bagi kami, justru bukan soal cawapres dari PKB pasti atau tidak, tetapi masalahnya kalau koalisi sudah bertambah, tentu kami harus ngobrol bareng. Sementara, secara formal soal penentuan cawapres, minimal kriterianya harus diputuskan di forum itu. Jadi, kami enggak berani bicara soal cawapres.
Berkaca dari kekurangan di Pemilu 2019, bagaimana strategi Gerindra untuk memenangi Pilpres sekaligus Pileg 2024?
Pertama, kami pasti akan melakukan konsolidasi menyeluruh sampai dengan tingkatan paling bawah. Karena, pada kali ini kan aspirasi dari pengurus daerah itu bukan hanya pileg yang harus menambah jumlah kursi secara signifikan, melainkan juga harus menang dalam Pilpres. Oleh karena itu, yang membedakan antara pemilu lalu dan pemilu sekarang adalah kami dari jauh-jauh hari sudah melakukan persiapan yang sangat matang dan rigid di lapangan.

Perbedaannya lain, konsolidasi kami agak lebih mudah karena sekarang ini kan kami ada di koalisi pemerintah. Jadi, di lapangan itu lebih leluasa juga bergerak. Dan tidak menemui hambatan yang berarti. Berbeda dengan yang lalu, biasanya ada sajalah hambatan itu.