Tekad Bulat PDI-P Mengejar ”Hattrick” Kemenangan Pemilu
PDI-P bertekad menciptakan ”hattrick”, tiga kali berturut-turut memenangi pemilu. Tak terlalu berharap pada efek ekor jas capres-cawapres, PDI-P memilih jalan memperkuat infrastruktur demi mencapai ”hattrick” kemenangan.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F06%2F23%2F37d3fb8d-ab4d-4574-aaca-7a1abbb4ca3e_jpg.jpg)
Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri memimpin acara penutupan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II PDI-P di Sekolah Partai PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta, Kamis (23/6/2022).
Saat sejumlah partai politik mulai sibuk ke sana kemari mencari teman koalisi, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan tak terpengaruh. Bahkan, saat sejumlah partai politik sudah mencari dan mengenalkan bakal calon presiden kepada khalayak, PDI-P tetap santai, tak turut larut dalam euforia bursa pemilihan umum presiden. Partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu justru sibuk memperkuat infrastruktur untuk menyambut perhelatan pemilu yang akan jatuh pada 14 Februari 2024.
Dengan penguasaan 22,26 persen kursi Dewan Perwakilan Rakyat, bisa dimaklumi jika PDI-P bergerak lebih kalem ketimbang parpol lain. Partai berlogo banteng moncong putih ini sudah mengantongi tiket untuk mengusung capres-cawapres sendiri, tanpa harus berkoalisi dengan partai lain. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu memang mengatur, hanya parpol atau gabungan parpol yang menguasai minimal 20 persen kursi DPR atau memperoleh paling sedikit 25 persen suara sah nasional pada pemilu sebelumnya yang bisa mengusung capres-cawapres.
Meski begitu, PDI-P menyadari bahwa kerja sama antarpartai adalah sebuah keniscayaan. Karena itu, komunikasi politik antarpartai tentu juga harus terus berjalan. Ketua Umum Megawati Soekarnoputri disebut telah mengutus putrinya yang juga merupakan Ketua DPP PDI-P dan Ketua DPR, Puan Maharani, untuk membangun silaturahmi dengan para ketua umum partai politik lain.
Ketua DPP PDI-P Bidang Pemenangan Pemilu Bambang Wuryanto atau biasa dikenal dengan Bambang Pacul dalam sebuah wawancara di Kompleks Senayan, Jakarta, pertengahan Juli 2022, mengakui, Pemilu 2024 bukan hal yang mudah bagi PDI-P. Sebab, tidak ada lagi petahana seperti Joko Widodo yang dapat kembali diusung dalam pilpres. Pada Pilpres 2019, PDI-P kembali mengusung petahana dan menang.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F07%2F07%2Fd2ff8ff9-c634-47be-aac3-422633521d6d_jpg.jpg)
Sekretaris Fraksi PDI-P Bambang Wuryanto turun melalui eskalator setelah Rapat Paripurna DPR RI ke-28 Masa Persidangan V Tahun Sidang 2021-2022 di DPR, Jakarta, Kamis (7/7/2022).
Oleh karena itu bagi PDI-P, penguatan infrastruktur partai kini menjadi hal yang mutlak dilakukan. Apalagi, PDI-P berambisi bisa hattrick atau tiga kali berturut-turut memenangi pemilu.
Meski dalam survei sejumlah lembaga elektabilitas PDI-P selalu menempati posisi teratas, Megawati berkali-kali mengingatkan kadernya agar tidak lengah dengan hasil survei tersebut. Seluruh kader tetap diminta untuk terjun ke masyarakat karena hal itu dianggap lebih ampuh dibandingkan dengan hanya terpaku pada hasil survei yang bisa berubah setiap saat.
Lalu, bagaimana strategi PDI-P untuk meraih kemenangan hattrick pada Pemilu 2024 mendatang? Bagaimana pula proses penggodokan nama calon presiden yang akan diusung PDI-P? Dan, seberapa besar pengaruh nama calon tersebut terhadap elektabilitas partai? Berikut kutipan lengkap wawancara Kompas dengan Bambang Pacul.
Sejauh ini, bagaimana perkembangan rencana Puan bertemu dengan parpol lain?
Perintah itu kepada Mbak Puan, ada disampaikan Ibu (Megawati) di Rakernas (Rapat Kerja Nasiona) PDI-P (pada akhir Juni) kemarin. Kami dengar, untuk bersilaturahmi kepada ketua-ketua partai.

Ketua DPP PDI-P yang juga Ketua DPR Puan Maharani saat memberikan arahan kepada kader PDI-P di Manado, Senin (7/6/2021).
Nah, kemudian Mbak Puan mengambil jalan, tidak melakukan itu, tetapi dia turun ke bawah dulu, untuk mendengarkan suara akar rumput. Ada dua, suara rakyat dan suara keluarga besar PDI-P. Jan-jane piye (sebenarnya gimana)? Dia dengerin.
Jadi, sebelum ketemu dengan para ketum (ketua umum) partai, dia sedang mendengarkan dulu pendapat di bawah, didengerin langsung. Setelah itu, dia akan jalan-jalan (ke para ketum partai). Kapan Pak Pacul? Mungkin dalam waktu dekat, kita juga enggak tahu.
Jadi, nanti semua parpol akan ditemui seperti arahan Ketua Umum PDI-P?
Ya, diminta untuk bertemu dengan ketua-ketua partai, tidak ada kata semua. Temui para ketua partai, bersilaturahmi dengan para ketua partai.
Ini, kan, Ibu (Megawati) sedang mengajarkan kepada Mbak Puan untuk dia lebih bersilaturahmi sebagai anak muda, datang pada ini-ini-ini… maybe(mungkin).
Siapa rencananya ingin ditemui terlebih dahulu?
Nah, ini kita tebak-tebakan. Ada sembilan ketum (ketua umum) partai, yang mana dulu? Ya, monggo, itu terserah Mbak Puan. Kan, kadang-kadang orang punya insting, punya kecenderungan. Misalnya, anggaplah pertama kali ingin bertemu dengan Pak Prabowo (Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto), tetapi Pak Prabowo hari itu sedang sibuk, bagaimana dengan hari lain? Atau hari sebelum itu, bagaimana? Wah, ternyata bertemu partai lain dulu. Bisa-bisa saja.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2021%2F11%2F23%2Ff3dc8d04-96a6-4fc0-b315-e394ba764fb6_jpg.jpg)
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subiyanto berkampanye di RW 003 Kelurahan Pinang Ranti, Jakarta Timur, Selasa (31/1/2017). Prabowo berkampanye untuk pemenangan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut tiga, Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Apakah mungkin partai yang akan ditemui itu adalah yang punya kesamaan ideologi dulu?
Saya kira penentu utamanya bukan kami. Tentu semua juga tergantung dengan (parpol) yang akan kami datangi karena belum tentu juga mereka mau atau siap untuk dikunjungi karena satu dan lain hal.
Perintahnya Ibu Ketua Umum, temui semua ketua partai. Tetapi, ibu tidak mengatakan, nomor siji (satu) ini, nomor dua ini, tidak begitu. Nah, ini bisa saja zig-zag, misalnya dengan alasan sama-sama muda, bisa saja pertama kali yang ditemui Mas AHY (Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono).
Baca juga: Tuah Elektoral Partai Oposisi
Atau saya kepingin yang kira-kira ideologinya agak berjauhan, misalnya siapa? Mau ketemu dengan Presiden PKS (Partai Keadilan Sejahtera) Pak Ahmad Syaikhu dulu. Kan, juga enggak tahu.
Apakah ada rencana silaturahmi dengan PKS dan Demokrat?
Begini lho, kalau perintahnya Ibu (Megawati), tidak ada perkecualian, kan, ya, sampeyan bisa baca sendiri. Saya juga tidak mengatakan, ”oh enggak, oh iya”. Kan, enggak juga. Tetapi, bahasanya, tidak ada kecuali. Artinya, jalan saja.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F06%2F22%2F5a7a6a33-7077-4c4c-a3ca-16f2b3cddae2_jpg.jpg)
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh (ketiga dari kanan) bersama Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu (kedua dari kanan) seusai pertemuan di Kantor DPP Partai Nasdem, Jakarta, Rabu (22/6/2022).
Tetapi, sekali lagi, pertemuan itu harus kedua belah pihak, dari sisi (ketum) ini ingin (bertemu) hari A, kemudian cocok, ketemu, ngobrol. Bisa jadi. Bisa juga, yang kepingin hari A, lalu ini malah tidak bisa, kan, bisa juga begitu.
Posisi Puan yang melakukan safari politik ini kan Ketua DPP PDI-P. Bagaimana jika parpol lain juga mengutus ketua DPP untuk menerima kunjungan Puan?
Ya, boleh-boleh saja, namanya rumah tangga orang, siapa yang ngatur? Tetapi, beliau ini, kan, duta besarnya Ibu (Megawati), khusus. Artinya, di dalam diri Mbak Puan itu terdapat kekuatan ketua umum. Agak berbeda kalau yang disuruh Bambang Pacul. Bambang Pacul nanti kalau mau datang, misal ke PKB (Partai Kebangkitan Bangsa), ya, cukup ditemui oleh Cucun (Ketua Fraksi PKB Cucun Ahmad Syamsurijal).
Tetapi, kalau Mbak Puan, mana bisa. Cak Imin (Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar) tidak mungkin koyongono (seperti begitu). Kalau Cak Imin tidak menemui, Cak Imin menciptakan kemarahan tanpa sadar kepada orang-orang PDI-P. Bukan karena dia tidak menemui Mbak Puan, tetapi karena ini perintah Ibu, kok, Cak Imin kurang nggatekake (memperhatikan). Kan, begitu. Itu sama dengan menciptakan permusuhan tanpa disadari.
Apakah PDI-P mempunyai tim khusus untuk menggodok calon presiden yang akan diusung pada Pilpres 2024?
Begini lho, di sana itu ada ketua umum. Capres dan cawapres itu menjadi kewenangan penuh Ibu Ketum. Bambang Pacul sebagai ketua pemenangan pemilu, fungsinya apa? Membantu ketua umum.

Jajaran pengurus DPC PDI-P berfoto bersama di depan Sekolah Partai milik PDI-P, di Jakarta, Sabtu (11/12/2021).
Mungkin yang lain? Ya, juga membantu ketua umum. Kalau yang dibantu itu, misalnya, ”tolong ambilkan itu barang a ke sini”. Kan, aku ambilkan untuk membantu. ”Tolong desainkan untuk ini”. Ya, aku melakukan.
Misalnya, ”tolong desainkan untuk pemenangan, aku mau menangno (memenangkan calon) ini, kendalane (kendalanya) ini, kau buat desainnya supaya kendalanya bisa diatasi”. Nah, itu kami namanya membantu ketua umum, ya kami buatkan.
Baca juga: Menembus ”Belantara” Pemilu dengan Basis Saintifik
Apakah ketua umum cocok atau enggak? Kalau Ibu Ketua Umum tidak cocok, ya, kami ikut. Namanya juga membantu. Kalau membantu bisa ngatur enggak? Ya, mboten saged (tidak bisa). Namanya membantu, kok.
Pembantu yang bisa ngatur? Bisa, berarti itu orangnya sangat cerdas dan hebat. Yang dibantu kalah hebat. Lha,nek Bambang Pacul sama Ibu Ketum, hebat siapa? Ya kejauhan. Jauh sekali. Kalau bilang Pacul lebih hebat, namanya orang salah minum obat.
Bagaimana jika ada suara-suara kader, apakah juga akan dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan capres-cawapres?
Experience is the best teacher, pengalaman adalah guru terbaik. Ibu Ketua Umum menyerap pengalamannya luar biasa.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2019%2F08%2F08%2Febefa832-472f-4552-bb21-97a46fd3f6de_jpg.jpg)
Megawati Soekarnoputri kembali terpilih sebagai Ketua Umum PDI-P periode 2019-2024 dalam rapat pleno Kongres V PDI-P di Grand Inna Bali Beach Hotel, Bali, Kamis (8/8/2019).
Bayangin, (Megawati adalah) anak presiden, hidup di istana, tidak pernah kenal duit, sampai dia remaja. Bung Karno (Presiden pertama RI Soekarno) turun, dia (Megawati) keluar dari Istana, mohon maaf hidup terlunta-lunta. Masuk politik di tahun 1986. Kemudian, di 1993 jadi ketua umum. Proses berhadapan dengan Orde Baru yang sangat luar biasa represifnya. Hidup dibikin susah.
Artinya, dari istana, keluar istana, terlunta-lunta, balik lagi ke istana, keluar dari istana menjadi ketua partai, memasukkan orang ke istana, lalu berada di luar pemerintahan penuh 10 tahun, kemudian masuk kembali.
Orang dengan jam terbang seperti itu dibandingkan dengan Bambang Pacul, ya, mohon maaf, lah. Artinya, beliau itu sudah luar biasa, sampai yang susah dibandingkan dengan pengalaman siapa pun politisi yang ada di republik ini.
Tentu apa? Beliau punya pertimbangan sendiri. Jadi, ibu lebih suka untuk menata partainya, kuat. Jadi, kalau yang kayak gini-gini, ya, kami tegak lurus saja sama Ibu Ketum. Jadi, diperintah a, ya a. Bahwa kami berpendapat, boleh, ibu juga bolehin, kok, kami berpendapat. Tidak apa-apa.
Lalu, kapan kira-kira nama capres-cawapres akan diumumkan?
Kalau Ibu Ketua Umum nih, biasanya, agak belakangan. Ganjar (Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo) dulu lho, tahun 2013, siapa yang ngira Ganjar yang dikasih rekomendasi? Nama juga tidak ada. Jangankan elektabilitas, popularitas aja bengep, kok. Dan, itu diputusin kurang dari tiga bulan, lho. Ibu sendiri yang memutuskan.

Disampaikan, Ganjar ya gubernurnya, wakilnya diputusin nanti. Itu di rapat DPP, diketok almarhum Mas Tjahjo (mantan Sekretaris Jenderal PDI-P Tjahjo Kumolo). Mbak Puan ngacung (tunjuk jari), ”Ibu Ketua Umum, mohon izin, kalau yang ditetapkan Ganjar, saya mohon izin untuk yang memimpin pertempuran di Jawa Tengah (itu) saya.”
Lalu, Ibu bilang, ”Oke, saya izinkan kamu, Puan, mimpin pertemuan di Jawa Tengah. Tetapi, kalau sampai kalah, kusembelih lehermu.” Jadi, yang memimpin Mbak Puan itu. Mbak Puan itu yang menakutkan nyalinya. Pemberaninya ampun-ampun. Kami sampai kaget-kaget kadang-kadang.
Hari berikutnya di sini (Gedung DPR), dia (Puan), kan, ketua fraksi waktu itu, kumpulin pimpinan fraksi, dia bilang sama saya, ”Mas Pacul ceritakan rapat kemarin putusannya?” Kemudian saya ceritakan keputusannya.
Lalu, Mbak Puan bilang, ”Nih, dengerin semua yang disampaikan Mas Pacul. Ini yang DPP sudah denger, kan, kemarin. Nah, kalau sampai kalah, Ibu nanti nyembelih saya, jadi kamu saya apakan?” Wah, itu kayak orang kesetanan semua. Itu saya cerita true story.

Petugas menertibkan alat peraga kampanye peserta Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jateng 2018 di Jepara, Jawa Tengah, Minggu (24/6/2018). Penertiban alat peraga kampanye oleh petugas Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu), satpol PP, dan polisi itu karena pilkada memasuki tahapan masa tenang menjelang hari pencoblosan pada 27 Juni 2018.
Maka, ketika Ganjar mau ugal-ugalan, kualat nanti. Lho, dia enggak punya duit, kok. Enggak ada duit sama sekali. Kami tanya, duitnya hanya Rp 600 juta. Ya sudah, kamu pakai saja. Kami gerak bersama-sama.
Apakah karena infrastruktur partai yang begitu solid, PDI-P tetap percaya diri memutuskan nama capres di detik-detik terakhir?
Iya. Lha, memang barisannya begitu, kok. Umpamanya, saya tidak mendahului, ya, umpamanya, Pak Ganjar Pranowo tidak dicalonkan (sebagai Gubernur Jawa Tengah) oleh PDI-P, kira-kira di Jawa Tengah, dia menang atau kalah? Pasti tergulung. Kalau dia dapat 30 persen saja sudah hebat.
Baca juga: Kader PDI-P Diminta Jaga Soliditas
Jadi, misalnya Mas Gibran (Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming), dicalonkan sebagai Wali Kota Surakarta, kalau dia dicalonkan dari gabungan partai politik lain lawan PDI-P, menang atau kalah? Meski anak presiden, lho, (pasti) kalah. Pasti menang calon yang diusung PDI-P.
Pokoknya PDI-P, asal Ibu perintahnya jelas saja. PDI-P ini aneh, begitu ibu katakan A, semua gerak. Itu kekuatan PDI-P selama masih ada Ibu.
Seberapa besar kontribusi figur capres untuk pemenangan karena PDI-P mengincar kemenangan ”hattrick”?
Jadi begini, saya, kan, sudah belajar soal efek ekor jubah, coattail effect. Coattail effect itu kalau di Chile dan Brasil sana, itu angkanya 3,5 persen sampai 6,5 persen. Pak Jokowi coattail effect berapa? 4 persen masuk ke dalam PDI-P. Kecil, tidak signifikan. Apakah Pak Jokowi memberikan coattail effect ke partai lain? Iya, tetapi kecil-kecil banget.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F06%2F15%2F185fde98-2b7b-44b8-ae32-1f72553fee48_jpg.jpg)
Presiden Joko Widodo bersama Ketua PDI-P Megawati Soekarnoputri (tengah) dan Ketua Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar makan siang bersama di Presidential Lounge di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (15/6/2022).
Jadi, apabila dibandingkan Pemilu 2015 dan Pemilu 2019, Pemilu 2024 ini akan lebih berat?
Lebih berat, karena tidak ada petahana yang mendukung kami. Meski ada perbedaan, sebagai politisi kita tidak boleh bergantung pada satu atau dua orang. Kalau partai politik, harus bergantung pada organisasi. Untuk melakukan eksekusi, itu organisasi. Kalau individual, itu, ya, boleh saja, mendukung. Tetapi, key success-nya harus organisasi.
Lalu, apa strategi yang disiapkan PDI-P untuk kembali menang? Apakah cukup dengan penguatan infrastruktur partai?
Kalau saya ceritakan strategi partai, nanti orang lain tahu. Tapi, saya pernah bertanya soal bagaimana meraih hattrick itu. ”Ibu, apa yang harus saya lakukan? Apa harapan ibu?” Beliau (Megawati) menjawab, ”Aku mau hattrick. Kendalanya begini-begini. Kau bikin desainnya.” Saya jawab, ”oh siap”.
Baca juga: Mengejar Pemilih di Luar Basis Tradisional Parpol
Apa desainnya sudah jadi? Sudah. Sudah dijalankan. Gimana caranya hattrick? Kami punya cara sendiri. Kalau bahasa menterengnya, infrastruktur tempur kami sudah siap. Infrastruktur tempur itu, kan, banyak. Ada infrastruktur partai, ada nonpartai, ada juga organisasi sayap, dan lain-lain.
Apakah ada target perluasan kemenangan di luar daerah lumbung suara PDI-P, seperti di Sumatera?
Kami ada namanya daerah prioritas. Kami juga punya kluster satu, kluster dua, dan seterusnya. Tidak akan saya omongkan. Pada prinsipnya, kami akan memasuki daerah priroitas dulu. Itu kami tidak boleh kalah.

Kalau ada partai yang bilang, seluruh wilayah akan diambil. Itu omong kosong. Tidak ada partai yang bisa semuanya begitu. Pemahamannya harus clear. Ini, kan, perangnya memenangi hati. Yang terpenting juga, pahami ciri pikiran preman. Harus bisa mengalahkan di sarang musuh.