KIB Dipastikan Tetap Solid meski Airlangga Berencana Temui Prabowo
Sejumlah elite partai politik dalam Koalisi Indonesia Bersatu memastikan koalisi itu tetap solid meski Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto berencana menemui Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
Oleh
KURNIA YUNITA RAHAYU, NIKOLAUS HARBOWO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Koalisi Indonesia Bersatu dipastikan tetap solid meski Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto berencana menemui Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Gerindra seperti diketahui tidak masuk dalam koalisi tersebut. Sejauh ini Gerindra menyatakan telah bersepakat bekerja sama dengan Partai Kebangkitan Bangsa.
Rencana pertemuan Airlangga Hartarto dengan Prabowo Subianto dibenarkan oleh Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga Mauladi. Sebelumnya, hal itu juga dibenarkan oleh Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Viva mengungkapkan, agenda itu sudah dibicarakan di internal Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), koalisi yang dibentuk oleh Partai Golkar, PAN, dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) untuk menghadapi Pemilu 2024. Segala hal terkait koalisi pun selalu dibicarakan secara transparan di KIB. ”Iya, sudah (dibahas di internal KIB). Di KIB itu semua serba transparan, kompak, dan solid,” kata Viva saat dihubungi dari Jakarta, Senin (4/7/2022).
Akan tetapi, ia tidak menjawab ketika ditanya tentang topik yang akan dibahas dalam agenda tersebut. Viva pun enggan menjawab tentang keikutsertaan PAN dan PPP dalam pertemuan antara Airlangga dan Prabowo.
Berbeda dengan PAN, Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani mengatakan, pertemuan tersebut tidak dibahas secara spesifik di internal KIB. Namun, tidak ada larangan bagi setiap pemimpin parpol anggota KIB untuk terus membangun komunikasi politik dengan parpol lainnya, baik yang ada di parlemen maupun parpol non-parlemen.
Sejauh ini ia belum mendapatkan informasi bahwa pertemuan Airlangga dengan Prabowo akan menyertakan pimpinan PPP dan PAN. Meski demikian, hal itu diklaim tidak akan mengganggu soliditas koalisi. ”Sejauh ini KIB kompak,” kata Arsul.
Menurut Arsul, komunikasi politik yang dijajaki oleh pimpinan parpol bukan masalah bagi KIB. PPP pun terbuka jika agenda tersebut berintensi untuk menambah anggota koalisi, terutama jika parpol yang bergabung adalah Gerindra. ”Apalagi Gerindra, tentu PPP seneng banget,” katanya.
Dihubungi secara terpisah, Wakil Ketua Umum Golkar Ahmad Doli Kurnia tidak menyangkal, tetapi juga tidak membenarkan rencana pertemuan Airlangga dengan Prabowo. Ia mengatakan, kedua tokoh itu kerap bertemu dalam berbagai kesempatan. Komunikasi politik dengan berbagai parpol merupakan kebijakan yang telah lama dibuat dan dijalankan oleh Airlangga sebagai Ketua Umum Golkar. Hal serupa juga dilakukan dalam konteks KIB.
Oleh karena itu, tambah Doli, komunikasi politik dengan parpol lain, bahkan belum adanya sosok calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang akan diusung, tidak akan mengganggu soliditas koalisi. KIB dibentuk bukan sekadar untuk kepentingan mengusung capres/cawapres, melainkan juga untuk membangun tradisi baru dari perpolitikan nasional.
Tradisi yang dimaksud adalah pembentukan koalisi antarparpol yang tidak dilakukan pada menit-menit terakhir jelang pendaftaran capres. Dengan waktu yang cukup panjang, koalisi memiliki kesempatan untuk merumuskan narasi dan konstruksi Indonesia ke depan.
Konsep pembangunan itu juga masih bisa dikomunikasikan kepada publik untuk mendapatkan saran dan masukan. Sejak dibentuk pada Juni lalu hingga saat ini, KIB masih merumuskan konsep pembangunan Indonesia 2024-2029 yang nantinya akan ditawarkan kepada masyarakat.
”Ketiga ketum parpol KIB sadar betul bahwa koalisi ini lahir dengan konsep seperti itu. Bukan hanya sekadar mau mencalonkan, kalau sekadar itu, ya, nanti saja kita buat koalisi, kan,” ujar Doli.
Berorientasi jabatan
Namun, Peneliti Senior Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Firman Noor melihat, manuver Airlangga di luar KIB menunjukkan tabiat asli parpol di Indonesia. Sejak reformasi 1998, koalisi parpol bersifat sangat cair. Koalisi yang sudah dideklarasikan secara resmi tetap bisa bubar, bahkan menghilang tanpa makna. Sebab, mereka terbentuk bukan berdasarkan pada gagasan kebijakan, melainkan hanya berorientasi pada jabatan.
Apalagi ia melihat bahwa KIB tidak dibangun dengan fondasi yang kuat. Keterikatan antara nilai partai, basis massa, dan kandidat yang akan diusung oleh ketiga parpol juga lemah. Oleh karena itu, wajar jika salah satu anggota koalisi tidak melihat prospek yang baik dan berusaha untuk menjalin kolaborasi tambahan dengan parpol lain.
”Kohesi koalisi ini memang sumir. Mulai dari partai, grass root, calon, tidak ada tokoh pemersatu, bahkan partai-partai di KIB ini memiliki rekam jejak berpindah-pindah koalisi,” kata Firman.
Di tengah kondisi itu, manuver di luar koalisi diprediksi tidak hanya dilakukan Golkar. PAN dan PPP juga sangat berpotensi melakukan hal yang sama. Akibatnya, koalisi berpotensi untuk berakhir atau hilang tanpa makna.
”Ini merupakan konsekuensi dari partai-partai yang ketika membangun koalisi hanya berorientasi pada jabatan. Bukan kumpulan parpol yang membangun visi dan misi bersama yang kuat,” ujar Firman.