Elite Partai Demokrat menyebut kunjungan SBY merupakan kunjungan balasan setelah Surya Paloh mengunjunginya saat sakit dan dirawat di AS. Namun, selain itu, menurut elite Nasdem, turut dibahas pula soal Pemilu 2024.
Oleh
KURNIA YUNITA RAHAYU, NIKOLAUS HARBOWO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono bersama anaknya yang juga Ketua Umum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono, bertemu dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, di Nasdem Tower, Minggu (5/6/2022) malam. Di sela-sela kunjungan silaturahmi tersebut, keduanya disebut sempat membahas soal Pemilu 2024.
Berdasarkan informasi dari kedua partai, Demokrat dan Nasdem, pertemuan dimulai sekitar pukul 19.00 dan berakhir pukul 22.00. Dalam pertemuan, Surya Paloh didampingi Sekjen Nasdem Johnny G Plate dan Ketua Badan Pemenangan Pemilu Nasdem yang juga putra Surya Paloh, Prananda Surya Paloh. Pertemuan diakhiri dengan makan malam bersama di Cafe Nasdem Tower.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Kepala Badan Komunikasi Strategis Demokrat Herzaky Mahendra Putra dalam siaran pers, Senin (6/6/2024), mengatakan, kunjungan Yudhoyono dan Agus Harimurti untuk silaturahmi sekaligus membalas kunjungan Surya Paloh saat Yudhoyono dirawat di Klinik Mayo, Amerika Serikat, tahun lalu.
”Perhatian dan dukungan yang diberikan Bapak Surya Paloh waktu itu tentunya sangat diapresiasi oleh Bapak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono). Silaturahmi dan kunjungan balasan ini merupakan adab politik yang sangat baik dari Bapak SBY dan Ketum AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) sebagai teladan bagi kita semua," jelas Herzaky.
Secara terpisah, Ketua DPP Nasdem Willy Aditya membenarkan kunjungan tersebut. ”Dua sahabat bertemu, makan malam, ngobrol,” ujarnya.
Saat ditanya apakah dalam pertemuan itu turut dibahas soal Pemilu 2024, Willy membenarkan. @Tentu karena dua partai yang bertemu tentu ada berbicara itu,” tambahnya.
Namun, ia tak menjelaskan lebih detail isi percakapan terkait pemilu itu. Ia hanya menyebut bahwa pembicaraan kedua elite partai masih di tahap awal. ”Masih berbicara prolog lah sifatnya. Ini baru pertemuan pertama. Kami juga masih menunggu rakernas, apa keputusan Nasdem terhadap capres karena politik kita dinamis tentu semua memungkinkan untuk terjadi,” jelasnya.
Sebelumnya Ketua DPP Nasdem Teuku Taufiqulhadi mengatakan, Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Nasdem akan digelar pada 15-17 Juni mendatang, di Jakarta Dalam kesempatan itu, akan dipilih tiga nama capres yang nanti akan diserahkan kepada Surya Paloh. Di akhir tahun ini, Surya disebut sudah akan mengambil keputusan.
Menurut Sekjen Nasdem Johnny G Plate, Surya dan Yudhoyono berbagi pandangan dan telaah atas perkembangan situasi politik nasional, khususnya menjelang pemilu legislatif, pemilu presiden dan pemilihan kepala daerah serentak pada 2024. Ketiga jenis pemilu ini dalam pandangan keduanya harus dikelola dengan penuh tanggung jawab agar berjalan dengan baik dan sukses.
Selain itu, keduanya juga saling berbagi pendapat dan pandangan terkait perjalanan bangsa saat ini, baik tantangannya maupun tanggung jawab bersama, di tengah tantangan global sebagai akibat pandemi Covid-19 dan perubahan geostrategis perang Rusia-Ukraina.
”Pertemuan para tokoh bangsa dan pemimpin politik yang dapat dilangsungkan dengan suasana penuh keakraban merupakan wujud kesantunan budaya politik indonesia dan menjadi hal yang sangat baik bagi demokrasi jika para pemimpin politik dapat membangun komunikasi yang saling mengakrabi satu dengan lainnya. Adalah hal yang baik sebagai contoh bagi para politisi dan kader kader politik bangsa,” ujar Plate.
Berpengaruh besar
Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes mengatakan, meski Yudhoyono sudah tak lagi ketua umum partai, posisinya di Demokrat masih memiliki pengaruh besar dalam menentukan kebijakan strategis partai. Termasuk di dalamnya, soal keputusan terkait capres, koalisi partai, dan penentuan caleg di beberapa daerah pemilihan strategis. Dalam komunikasi politik tingkat tinggi, lanjutnya, Presiden ke-6 RI itu juga dinilainya masih berperan besar.
”Kenapa SBY, dia ini dengan Surya Paloh satu generasi, jadi komunikasinya lebih berdampak kalau dia yang datang. Satu generasi. Kalau dengan AHY, ada gap generasi. Pembicaraan enggak nyambung,” tambahnya.
Lebih lanjut menurut dia, pertemuan antarelite parpol sangat positif. ”Itu baik untuk demokrasi kita, mereka sejak awal bertemu untuk membahas koalisi,” tambahnya.