Membangkitkan Imajinasi Keindonesiaan Lewat Konser Kebangsaan di Ende
Konser Kebangsaan menutup peringatan Hari Lahir Pancasila, Rabu (1/6/2022). Melalui konser yang dihadiri Presiden Joko Widodo dan dimeriahkan Slank serta Kla Project ini, imajinasi keindonesiaan coba dibangkitkan.
Lewat tengah malam, Presiden Joko Widodo masih bersetia hadir di antara penonton yang menyesaki Konser Kebangsaan di Ende, Nusa Tenggara Timur. Konser yang menghadirkan grup musik Slank dan Kla Project ini pun menarik minat warga yang berdatangan dari beragam tempat, dari ujung barat hingga timur Pulau Flores. Musik menunjukkan kekuatannya sebagai media perekat, sekaligus membangkitkan imajinasi keindonesiaan.
”Konser Kebangsaan, Membumikan Pancasila dari NTT untuk Nusantara” di Ende yang bertepatan dengan peringatan Hari Lahir Pancasila pada Rabu (1/6/2022) tidak hanya disaksikan warga Kabupaten Ende. Banyak orang dari ujung barat hingga timur Pulau Flores dan sekitarnya datang ke sana. Toni Sanga (35) dan empat temannya dari Kabupaten Lembata sudah tiba di Ende sehari sebelum konser.
Toni dan teman-temannya berangkat dari Lembata, Senin (30/5), menggunakan kapal kayu selama 2 jam ke Larantuka di ujung timur Flores. Dari Larantuka, mereka naik sepeda motor ke Ende sekitar 7 jam perjalanan. ”Datang lihat Pak Jokowi dan nonton Slank,” kata Toni yang sehari-hari bekerja di bengkel sepeda motor itu.
Warga dari kabupaten lain juga berdatangan, mulai dari yang menggunakan bus hingga truk kayu. Di Ende, mereka menginap di rumah kenalan. Selesai konser, mereka langsung pulang ke Lembata. Ende merupakan titik tengah Pulau Flores. Di pulau itu terdapat delapan kabupaten.
Baca Juga: Belajar Keberagaman dari Kehangatan Rahim Pancasila di Ende
Mengusung tajuk kebangsaan, panggung tak sekadar menyajikan hiburan. Beragam video tentang sejarah lahirnya Pancasila di Bumi Ende hingga pidato gelora kemerdekaan dari Presiden Soekarno pun ditayangkan di layar di atas panggung. Acara ini juga disiarkan secara daring di kanal Youtube Bank NTT. ”Selamat datang di Ende, Kota Pancasila, di Stadion Marilonga, Ende, Salam Pancasila!” teriak pembawa acara.
Keberagaman penonton tampak ketika pembawa acara bertanya dari atas panggung. ”Ada yang datang dari Flores Timur? Dari Larantuka? Saya mau dengar mana suara orang Lembata. Dari mana lagi ini? Dari Sumba? Mana suara orang Sumba. Kupang? Mana suara orang Kupang. Maumere? Dari Bajawa? Dari Adonara, aduh banyak sekali. Rasanya Pulau Flores kosong ini, semua kumpul di Ende ini,” ujarnya.
Pengamat sosial budaya di NTT, Max Biaedae, berpendapat, musik kerap menjadi media perekat. Ketika musik sedang dibunyikan, semua perhatian akan tertuju ke sana. Karena itu, konser musik Slank di Ende menarik perhatian banyak orang. Selain nama besar Slank, juga isu pesan dari konser itu yang bertujuan membangkitkan imajinasi keindonesiaan.
Dengan tagline Slank Endenesia, lanjutnya, hal ini membentuk cara pandang anak-anak muda tentang Pancasila yang inspirasinya datang dari Ende. ”Anak-anak muda sangat penting dibentuk untuk menerima Pancasila dengan rasa bangga. Salah satu pembentukan, ya, melalui musik. Gaya Slank cocok untuk tujuan formasi epistemologis atau pengetahuan mereka,” katanya.
Max berharap anak muda supaya selalu menyebarluaskan narasi soal Pancasila. Jika tidak, nasib Pancasila seperti nasib Tuhan di negara sekuler ketika generasi muda mereka kurang berminat untuk berbicara tentang Tuhan. Akibatnya, ateisme menjadi subur di sana.
Kemeriahan di Stadion Marilonga yang biasanya dipakai sebagai lapangan sepak bola ini semakin menjadi-jadi dengan kehadiran Presiden. Sejak pandemi Covid-19, Konser Kebangsaan ini merupakan kegiatan yang melibatkan massa dengan jumlah terbanyak di NTT. Selama pandemi, hiburan di kampung-kampung juga minim. Acara pesta nikah atau sambut baru dibatasi oleh Gereja dan umat patuh. Masyarakat yang haus hiburan ini pun lantas meneriakkan yel-yel: ”Jokowi... Jokowi... Jokowi...”.
Presiden Jokowi menonton konser didampingi Ny Iriana Jokowi, Gubernur NTT Viktor Laiskodat, Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Bupati Ende Djafar Achmad. Begitu Presiden duduk di kursi tamu di podium yang sengaja dihadirkan di tengah lapangan, seluruh penonton dipandu menyanyikan lagu kebangsaan, Indonesia Raya.
Konser Slank lantas dimulai dengan hentakan lagu mars Slankers. ”Di sini bukan anak-anak malas. Tempatnya para pekerja keras. Di sini bukan anak-anak manja. Sedikit kerja … banyak mintanya. Kerja … kerja … ayo kita kerja …,” teriak Vokalis Slank, Akhadi Wira Satriaji atau kerap disapa Kaka Slank.
Lagu Mars ini bersambut dengan lagu wajib nasional ”Garuda Pancasila” yang digelorakan dengan penuh semangat. ”Salam damai buat Ende. Salam sehat buat NTT. Kita memperingati Hari Lahir Pancasila dan ini momentum kita semua bangsa Indonesia untuk bangkit kembali. Semuanya: musik, wisata, ekonomi, bangkit mulai hari ini dari Ende untuk Indonesia,” ujar Kaka.
Konser Kebangsaan juga menjadi ajang pelepas penat bagi Presiden Jokowi. Agenda kunjungan kerja Presiden pada 1 Juni yang merupakan Hari Lahir Pancasila memang super padat. Mengawali kegiatan, Presiden dan Ny Iriana mengunjungi Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende. Setelah itu, Presiden bertindak selaku inspektur upacara dan memimpin jalannya Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila Tahun 2022 di Lapangan Pancasila.
Presiden kemudian menuju Taman Renungan Bung Karno. Selama menjalani masa pengasingan di Ende dari 14 Januari 1934 hingga 18 Oktober 1938, Bung Karno banyak merenung di bawah pohon sukun di taman tersebut. Menurut pengakuan Bung Karno dalam otobiografinya, Taman Renungan Bung Karno adalah tempat di mana Bung Karno mendapatkan inspirasi tentang Pancasila.
Baca Juga: Presiden Ajak Pemimpin Jadi Teladan Nilai Pancasila
Selanjutnya, Kepala Negara menuju Rumah Tenun Ende untuk menerima penganugerahan gelar tua adat Ende. Presiden juga mengunjungi Serambi Bung Karno di Gereja Katedral Kristus Raja. Setelah itu, Kepala Negara menyerahkan bantuan sosial di Pasar Mbongawani sebelum kemudian terbang ke Kabupaten Ngada. Di Ngada, Presiden menyerahkan bantuan sosial di Pasar Bobou dan meninjau Kampus Bambu Turetogo.
Pada sore harinya, Presiden menuju Bandara Soa Bajawa untuk lepas landas kembali ke Kabupaten Ende. Selepas agenda padat seharian itu, Presiden Jokowi tiba di Stadion Marilonga dengan mengenakan jaket berwarna merah berlogo G20 sekitar pukul 21.25 WITA. Seluruh suguhan musik dari Slank ataupun Kla Project pun dinikmatinya hingga konser benar-benar berakhir, lewat tengah malam.
Sesekali, Presiden tampak menggerakkan kepala dan kaki mengikuti irama lagu. ”Konser kebangsaan digelar semalam di Stadion Marilonga Ende dengan menghadirkan sejumlah musisi Indonesia untuk menghibur masyarakat. Di antaranya, ada Slank yang menyanyikan 17 lagu dan Kla Project yang membawakan delapan lagu,” ujar Presiden Jokowi di laman media sosialnya, Kamis (2/6/2022).
Presiden Jokowi dan Ny Iriana tampak menikmati setiap suguhan lagu. Ketika Vokalis Kla Project, Katon Bagaskara, turun panggung, Presiden Jokowi pun turut menyanyikan lagu ”Yogyakarta”. Presiden bahkan kemudian naik ke panggung untuk menyalami setiap personel Kla Project. Pada pengujung konser, Presiden berdiri tepat di depan panggung, bertepuk tangan, dan turut bernyanyi lagu ”Tentang Kita”. ”Berjanji, berjanjilah, kini tetap setia sampai selama-lamanya...”.
Dihubungi terpisah, Katon menyebut bahwa Konser Kebangsaan ini telah dirancang sejak dua tahun lalu atau sebelum pandemi Covid-19. ”Kita dihubungi sekitar dua bulan lalu supaya bersiap-siap. Terus terang, Kla belum pernah show di Ende, tapi kalau Kupang, Maumere, di Timor sudah pernah. Dapat tawaran Ende senang sekali karena rahimnya Pancasila ada di Ende. Ada sedikit beban untuk memberi pesan kepada penonton, tetapi tanpa kesan berat,” ujar Katon.
Katon pun lantas memilih melantunkan melodi ringan untuk menghibur penonton yang sudah beberapa tahun tidak bebas menikmati konser karena protokol kesehatan ketat. ”Suasana semakin cair ketika saya kasih pesan tentang lagu ”Menjemput Impian”. Klimaksnya lagu ”Tentang Kita”, tetap setia pada apa yang kita yakini, terhadap pluralisme, terhadap keberagaman, karena di sinilah kekuatan kita sebagai bangsa Indonesia,” kata Katon.
Presiden Jokowi sendiri kerap menghadiri konser musik. Beberapa konser yang pernah disambangi adalah Konser Musik untuk Republik di Buperta Cibubur, 21 Oktober 2019; Festival Musik We the Fest 12 Agustus 2017 JI Expo Kemayoran, Jakarta; dan Synchronize di Gambir Expo pada 2017. Konser Kebangsaan Ende menjadi konser pertama yang ditonton Kepala Negara di Kawasan Indonesia Timur sejak pandemi.
Tontonan Presiden Jokowi ketika kunjungan kerja umumnya adalah pertunjukan bernuansa tradisi. Beberapa kali Presiden menonton pergelaran wayang, seperti pertunjukan wayang kulit di Alun-alun Purworejo, 29 Agustus 2019, dan pertunjukan wayang kulit di Istana Merdeka pada 2 Agustus 2019. Di Alun-alun Purworejo, misalnya, Presiden dan Ny Iriana bersama ratusan warga tergelak menonton lakon wayang yang dimainkan dalang perempuan Nyi Dwi Puspita Ningrum.
Saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta pun, beberapa konser sempat dihadiri, mulai dari konser Metallica 2013 hingga konser K-Pop yang dinamakan Konser Musik Bank Jakarta 2013. Dari Ende, musik kembali menyuguhkan kekuatannya sebagai media perekat. Ketika musik dibunyikan di bumi lahirnya Pancasila, imajinasi tentang keindonesiaan kembali dihidupi.
Baca Juga: Pembelahan Masyarakat dan Pudarnya Semangat Pancasila
Meski rangkaian peringatan Hari Lahir Pancasila di Ende telah berakhir, tugas membumikan Pancasila masih belum tuntas.
Kepada Bidang Advokasi dan Kerja Sama Pusat Studi Pancasila Universitas Gadjah Mada Diasma Sandi Swandaru menyebut bahwa wujud konkret pembumian Pancasila oleh pemerintah adalah dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Janji politik untuk mengarusutamakan daerah tertinggal, terluar, dan termiskin, seperti yang masih banyak dijumpai di kawasan timur Indonesia, harus benar-benar diwujudkan.
Penyelenggaraan Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila Tahun 2022 dari Lapangan Pancasila, Ende, diharapkan tidak sekadar bermakna simbolis. Namun, bisa lebih konkret dengan mewujudkan kesejahteraan masyarakat, termasuk di Ende. ”Pemerintah harus hadir menjawab persoalan masyarakat. Wajah Pancasila hadir saat negara mampu memberikan pelayanan yang prima kepada setiap warga negara siapa pun dia,” kata Diasma.
Diasma mengingatkan bahwa pidato Bung Karno pada 1 Juni 1945 yang menandai kelahiran Pancasila menyebutkan bahwa Indonesia adalah suatu negara ”semua untuk semua”, bukan untuk satu orang atau satu golongan tertentu. Elite pemerintahan diharapkan bisa membumikan Pancasila ini dengan memberikan ruang distribusi ekonomi bagi setiap warga negara sehingga kesejahteraan bisa dinikmati seluruh rakyat.