Muhammadiyah Tetapkan 1 Syawal Jatuh pada 2 Mei 2022
PP Muhammadiyah juga mengimbau agar momentum Idul Fitri 1443 H dapat dimanfaatkan untuk menjaga solidaritas dan memperkuat silaturahmi. PP Muhammadiyah menetapkan Idul Fitri 1443 H jatuh pada 2 Mei 2022.
Oleh
DIAN DEWI PURNAMASARI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan Idul Fitri 1 Syawal 1443 Hijriah jatuh pada Senin, 2 Mei 2022. Sementara itu, pemerintah melalui Kementerian Agama masih akan menggelar sidang isbat (penetapan) 1 Syawal 1443 H pada, Minggu, 1 Mei 2022.
Sekretaris PP Muhammadiyah Agung Danarto, Senin (25/4/2022), mengatakan, penetapan Idul Fitri 1 Syawal 1443 H itu didasarkan pada kajian yang dilakukan Majelis Tarjih dan Tajdid. Setelah penetapan itu, PP Muhammadiyah mengimbau pelaksanaan shalat Id dan perayaan ibadah lainnya dilaksanakan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan Covid-19. Saat melakukan rangkaian ritual hari raya seperti takbiran dan zakat fitrah diimbau memakai masker.
”Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mengimbau agar shalat Idul Fitri dan segenap rangkaiannya, seperti takbiran dan pelaksanaan zakat fitrah, dapat diselenggarakan dengan khusyuk dan saksama,” kata Agung melalui keterangan tertulis.
Selain itu, PP Muhammadiyah juga mengimbau agar momentum Idul Fitri 1443 H dapat dimanfaatkan untuk menjaga solidaritas dan memperkuat silaturahmi. PP Muhammadiyah Kebijakan pelonggaran yang diberlakukan oleh pemerintah seharusnya dimanfaatkan dengan bijak. PP Muhammadiyah menyadari, selama dua tahun terakhir, masyarakat memang tidak bisa menjalin silaturahmi dan bertemu secara fisik di momen Idul Fitri.
”Muslimin dan muslimat di mana pun berada agar memanfaatkan hari raya Idul Fitri ini untuk memelihara silaturahmi dengan mengucapkan salam, mengunjungi sanak kerabat dalam rangka menjaga silaturahmi setelah dua tahun terdampak Covid-19 dan tidak sempat melaksanakan silaturahmi,” kata Agung.
PP Muhammadiyah juga mengimbau bagi para pemudik agar tetap waspada, dan berhati-hati di jalan. Pemudik agar tidak memaksakan diri saat berkendara, dan beristirahat ketika sudah merasa lelah atau mengantuk. Pemudik harus waspada dan menjaga diri agar sampai di tujuan dengan selamat.
Sementara itu, pemerintah melalui Kementerian Agama masih akan menggelar sidang isbat (penetapan) 1 Syawal 1443 Hijriah pada Minggu, 1 Mei 2022, petang. Sidang yang akan digelar di Auditorium HM Rasjidi Kementerian Agama itu akan didahului dengan proses pengamatan hilal di 99 titik lokasi di seluruh Indonesia.
Kepala Subdirektorat Hisab Rukyat dan Syariah Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Ismail Fahmi saat dihubungi, Senin, mengatakan, sidang isbat menggunakan metode hisab dan rukyat.
Secara hisab atau perhitungan matematis dan astronomis, posisi hilal Syawal akan dipresentasikan oleh anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriah. Tim sidang isbat juga menggunakan laporan rukyat atau mengamati visibilitas hilal atau bulan sabit yang tampak pertama kali setelah terjadnya ijtimak dari seluruh Indonesia.
”Hasil dari hisab dan rukyat itulah yang akan dimusyawarahkan dalam sidang isbat untuk selanjutnya diambil keputusan awal Syawal 1443 Hijriah,” kata Ismail Fahmi.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag Kamaruddin Amin menambahkan, secara hisab posisi hilal di Indonesia saat sidang isbat awal Syawal 1443 Hijriah mendatang sudah memenuhi kriteria baru yang ditetapkan Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).
”Di Indonesia, pada 29 Ramadhan 1443 Hijriah yang bertepatan dengan 1 Mei 2022 tinggi hilal antara 4 derajat 0,59 menit dan 5 derajat 33,57 menit dengan sudut elongasi antara 4,89 derajat dan 6,4 derajat. Artinya, secara hisab pada hari itu posisi hilal awal Syawal di Indonesia telah masuk dalam kriteria baru MABIMS,” kata Kamaruddin melalui keterangan resmi.
Kamaruddin menjelaskan, Pemerintah Indonesia menggunakan metode rukyat sebagai konfirmasi terhadap perhitungan matematis hisab dan kriteria yang digunakan. Kedua metode, yaitu hisab dan konfirmasi melalui rukyatul hilal, akan dimusyawarahkan untuk selanjutnya diambil keputusan penetapan awal Syawal 1443 H.