PAN dan Demokrat Minta Timsel Pilih Calon Anggota KPU dan Bawaslu Berintegritas, Bukan Hasil Titipan
”Jika ada orang titipan yang diloloskan timsel, penyelenggaraan Pemilu 2024 bisa tidak profesional karena penyelenggara memiliki hutang budi,” ujar anggota Komisi II DPR Guspardi Gaus soal calon anggota KPU dan Bawaslu.
Oleh
IQBAL BASYARI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah partai politik di Senayan berharap agar Tim Seleksi Calon Anggota Komisi Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilu memilih calon penyelenggara pemilu yang berintegritas dan bukan hasil titipan kelompok tertentu. Independensi penyelenggara menjadi prasyarat agar KPU dan Bawaslu tidak tersandera kepentingan sehingga mampu menyelenggarakan pemilu yang adil.
Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Partai Amanat Nasional, Guspardi Gaus, Selasa (4/1/2022), berharap, 14 calon anggota KPU dan 10 anggota Bawaslu periode 2022-2027 yang dipilih Timsel KPU-Bawaslu adalah orang-orang yang teruji integritas dan independensinya. Jangan sampai orang yang dipilih merupakan titipan dan memiliki afiliasi dengan partai politik mana pun.
Sebab, jaminan ini menjadi pintu masuk bagi penyelenggaraan pemilu yang adil bagi semua partai politik peserta pemilu. ”Jika ada orang titipan yang diloloskan oleh timsel, penyelenggaraan Pemilu 2024 bisa tidak profesional karena penyelenggara memiliki utang budi pada kelompok tertentu,” ujarnya.
Guspardi menuturkan, timsel memegang peran penting dalam memberikan pilihan calon penyelenggara pemilu yang berkualitas kepada Presiden yang nantinya akan dipilih oleh DPR. Seandainya semua nama yang dipilih oleh timsel adalah orang-orang yang profesional, siapa pun pilihan DPR nanti adalah nama-nama terbaik yang tidak perlu diragukan lagi kualitasnya.
Jika ada orang titipan yang diloloskan oleh timsel, penyelenggaraan Pemilu 2024 bisa tidak profesional karena penyelenggara memiliki utang budi pada kelompok tertentu. (Guspardi Gaus)
Pemilihan nama-nama dari timsel, lanjut ia, menjadi pembuktian kepada publik terkait anggapan adanya afiliasi tertentu dari ketua timsel yang pernah menjadi tim sukses Joko Widodo-Ma’ruf Amin di Pemilu 2019. Oleh sebab itu, timsel harus bekerja profesional dalam memilih calon anggota KPU-Bawaslu karena orang-orang itu amat menentukan kualitas Pemilu 2024.
Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra juga berharap, integritas menjadi prasyarat utama timsel dalam menentukan nama calon penyelenggara pemilu. Jangan sampai orang yang dipilih timsel diragukan netralitasnya karena bisa berdampak pada penyelenggaraan pemilu yang adil dan berkualitas.
”KPU sebagai lembaga penyelenggara pemilu yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri dalam melaksanakan pemilu harus diisi dengan orang-orang yang independen dan berani mengambil sikap agar tidak bisa diintervensi pihak lain dalam mengambil keputusan,” katanya.
Keberanian, menurut Herzaky, merupakan hal penting yang mesti dimiliki oleh penyelenggara pemilu periode 2022-2027. Sikap ini diperlukan agar KPU dan Bawaslu tidak tersandera oleh parpol maupun pemerintah sejak melakukan perencanaan, persiapan, dan pelaksanaan Pemilu 2024 yang kompleks.