logo Kompas.id
Politik & HukumDisinformasi Ancam Demokrasi
Iklan

Disinformasi Ancam Demokrasi

Apa pun yang didapat di jagat digital harus diverifikasi sendiri terlebih dahulu. Untuk itu, setiap orang penting memiliki kemampuan dasar seperti seorang wartawan, yaitu memverifikasi informasi.

Oleh
NIKOLAUS HARBOWO
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/ozm-gDiPoqMqotVCoTVWBqBBYck=/1024x581/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F12%2FWhatsApp-Image-2021-12-11-at-21.52.38_1639234442.jpeg
Kompas

Wakil Gubernur Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) Barito Mulyo Ratmono dan pemerhati media massa Agus Sudibyo menjadi narasumber dalam diskusi “Era Post-Truth Ancam Demokrasi?”, Sabtu (11/12/2021) malam.

JAKARTA, KOMPAS — Di era pasca-kebenaran atau post-truth, berbagai informasi yang mengarah pada informasi palsu, berita bohong, bahkan ujaran kebencian semakin banyak berseliweran di media sosial. Jika publik tidak mampu menyaringnya dengan baik, berpotensi merusak demokrasi. Untuk itu, penguatan literasi digital terhadap seluruh masyarakat tak bisa ditawar lagi.

Wakil Gubernur Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) Barito Mulyo Ratmono, dalam diskusi ”Era Post-Truth Ancam Demokrasi?”, Sabtu (11/12/2021) malam, mengatakan, setidaknya ada tiga kegelisahan di era post-truth sekarang ini. Pertama, informasi palsu (fake news), berita bohong, serta ujaran kebencian (hate speech) semakin mudah dikembangbiakkan (proliferasi) dan diviralkan di media sosial.

Editor:
Antonius Ponco Anggoro
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000