Kisah Lima Teman Diskusi Milenial Presiden Jokowi
Peran staf khusus Presiden dari kalangan milenial perlu dicermati, apakah dapat menjadikan kinerja kepala pemerintah efektif buat rakyat atau tidak. Hal lainnya, ide-idenya juga harus kelihatan.
Ada 10 staf khusus yang saat ini berada di sekeliling dan membantu Presiden Joko Widodo. Masing-masing memiliki tugas di bidang tertentu. Lima di antaranya terbilang generasi milenial. Minggu keempat November 2021 ini tepat dua tahun para staf khusus milenial tersebut menjalankan tugasnya membantu Presiden. Lalu seperti apa kiprah mereka?
Lima stafsus milenial ini adalah Ayu Kartika Dewi, Angkie Yudistia, Aminuddin Ma'ruf, Gracia Josaphat Jobel Mambrasar atau akrab dipanggil Billy Mambrasar, dan Putri Indahsari Tanjung. Sesungguhnya, pada 21 November 2019 lalu, Presiden Jokowi mengenalkan tujuh staf khusus baru yang saat itu berusia antara 23-36 tahun di beranda belakang Istana Merdeka, Jakarta. Namun, dua di antaranya—Adamas Belva Syah Devara dan Andi Taufan Garuda Putra—belakangan mengundurkan diri setelah tersandung konflik kepentingan.
Duduk beralas kursi santai empuk bean bag warna-warni di selasar Istana Merdeka, suasana santai terbangun ketika Presiden membacakan profil singkat mereka. Para anak muda ini diberi tugas khusus mengembangkan inovasi di berbagai bidang. Mereka akan menjadi teman diskusi harian, mingguan, bulanan, dan memberikan gagasan-gagasan segar yang inovatif kepada Presiden Jokowi.
Baca juga: 7 Milenial Staf Khusus Baru Presiden Jokowi
”Kita bisa mencari cara-cara baru, cara-cara yang out of the box, yang melompat untuk mengejar kemajuan negara kita. Saya juga minta mereka untuk menjadi jembatan saya dengan anak-anak muda, para santri muda, para diaspora yang tersebar di berbagai tempat,” kata Presiden Jokowi saat itu.
Saat dimintai pandangan, Direktur Pusat Studi Konstitusi Fakultas Hukum Universitas Andalas Feri Amsari menuturkan, pemberian peran kepada pemuda dalam pemerintahan adalah langkah inovatif. Namun, dirinya belum melihat inovasi para pemuda yang ada di kabinet tersebut. ”Saya pikir, memberikan peran kepada pemuda dalam pemerintahan adalah langkah inovatif. Tapi, para pemuda yang ada di Kabinet Jokowi saya malah tidak melihat inovasi itu. Kecuali, terlibat di proyek-proyek yang seharusnya tidak terlibat,” kata Feri, Senin (22/11/2021).
Memberikan peran kepada pemuda dalam pemerintahan adalah langkah inovatif. Tapi, para pemuda yang ada di Kabinet Jokowi saya malah tidak melihat inovasi itu.
Upaya menghubungi dan mewawancarai sebagian staf khusus milenial ini ternyata tak semudah menelpon atau wawancara doorstop menteri. Ayu Kartika Dewi yang dihubungi melalui Whatsapp pada 23 November 2021 lalu, misalnya, langsung meminta supaya permohonan wawancara itu dikirim ke e-mail adminnya: adm.ayukartikadewi@gmail.com. Kemudian, admin membalas dan meminta permohonan wawancara dilakukan via Google Form dan proses ini memerlukan waktu 5-7 hari kerja. Upaya lebih lanjut kemudian memungkinkan jawaban tertulis didapat pada Jumat (26/11/2021) malam.
Untuk wawancara Angkie, ia juga memilih berkomunikasi lewat asisten pribadinya. Sehari setelah dihubungi lewat pesan teks di Whatsapp Angkie, asisten pribadinya, Kirana, segera menghubungi lewat nomor lain. Setelah memperkenalkan diri, Kirana pun menanyakan tenggat waktu untuk balasan jawaban wawancara. Melewati beberapa revisi minor, balasan wawancara pun diberikan secara tertulis dengan lengkap.
Jawaban tertulis juga didapat ketika meminta tanggapan dari pihak Putri Tanjung. Opsi memberi jawaban tertulis pun dipilih Aminuddin Ma’ruf dengan pesan tambahan bahwa kalau ada yang kurang dirinya bisa ditelepon. Sementara itu, Billy Mambrasar merespons wawancara yang dilakukan lewat telepon.
Billy menuturkan bahwa sesungguhnya tidak ada organisasi staf khusus milenial di jajaran pembantu Presiden. ”Kami disebut staf khusus milenial karena usianya saja,” ujar Billy kepada Kompas, Minggu (21/11/2021) pagi.
Setelah dua tahun bekerja, Billy pun menjelaskan penugasan yang diberikan Presiden Jokowi kepadanya. Penugasan tersebut menyangkut tiga isu, yakni pendidikan, pembangunan kepemudaan di bidang inovasi dan entrepreuneurship, serta percepatan pembangunan Papua.
Dalam percepatan pembangunan Papua dan Papua Barat, seperti tercantum dalam Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2020, terdapat rencana aksi yang dijabarkan dalam program yang sudah dieksekusi. Program itu adalah petani milenial, pengelolaan manajemen talenta Papua, Papua Youth Creative Hub, pembangunan pusat-pusat belajar sebagai pendidikan alternatif, dan pelibatan anak-anak muda Papua dalam pembuatan kebijakan.
Program petani milenial mendorong anak muda Papua untuk memiliki keahlian. Saat ini, sudah dilatih 800 orang dan sedang mengikuti pelatihan 1.200 orang lainnya. Program ini diakui bermitra dengan Kementerian Pertanian. ”Tahun 2020, saya keliling Papua dan Papua Barat empat bulan, mengejar 800 orang. Kemudian Presiden meminta supaya ditargetkan 2.000 petani milenial, jadi training 1.200 lainnya masih berjalan,” tutur Billy.
Papua Youth Creative Hub sebagai program kedua disiapkan sebagai pusat inkubasi bisnis anak Papua. Awalnya, kata Billy, hanya 21 orang yang bergabung dan mendirikannya. Kini sudah ada 8.000 orang bergabung. Bangunannya secara fisik masih dikerjakan setelah peletakan batu pertama dilakukan Presiden pada 3 Oktober 2021 lalu. Pusat inkubasi ini sekaligus menjadi manajemen talenta Papua sebagai bagian manajemen talenta nasional. Pelatihan entrepreuneur digital juga diberikan kepada 400 anak muda Papua.
Baca juga: Presiden Berharap "Papua Youth Creative Hub" Menjadi Pusat Pengembangan Talenta Papua
Terkait penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional Papua 2021, lanjut Billy, Presiden Jokowi juga secara khusus memerintahkan supaya orang asli dan anak-anak muda di Papua terlibat. Karenanya, bekerja sama dengan kementerian/lembaga terkait, Billy mendorong hal ini terwujud termasuk memberi pelatihan kepada UMKM anak-anak muda di Papua serta relawan lainnya.
Program lainnya adalah membangun pusat-pusat belajar supaya memberi akses pendidikan alternatif. Sejauh ini, sudah 50 pusat belajar nonformal yang terdata. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset Teknologi akan mendukung pusat-pusat belajar ini supaya lulusan pusat-pusat belajar ini tak hanya bisa ikut Kejar Paket A, B, dan C, tetapi juga mendapatkan sertifikasi yang diakui.
Pelibatan anak-anak muda Papua dalam memberikan masukan pada kebijakan pemerintah juga dilakukan bekerja sama dengan Desk Papua Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas. Masukan-masukan ini juga akan diolah di badan khusus percepatan pembangunan Papua dan Papua Barat yang dipimpin Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Mendampingi Presiden
Di masa pandemi Covid-19, salah satu cara yang dilakukan Presiden Jokowi untuk ”membumikan” kehadiran para staf khusus adalah dengan mengajak mereka turut serta dalam kunjungan kerja ke daerah. Seperti pada Sabtu (13/11/2021) lalu, ketika menutup gelaran Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVI Papua 2021, Presiden Jokowi didampingi, antara lain, oleh Angkie. Presiden dan Angkie turut menyaksikan pertandingan cabang olahraga judo tunanetra di GOR Trikora, Distrik Abepura, Kota Jayapura.
Ketika Presiden memberikan keterangan pers, Angkie tampak sibuk mengarahkan pandangan pada telepon seluler di genggaman. Sebagai disabilitas rungu yang dalam keseharian berusaha berkomunikasi membaca gestur bibir kawan bicara, kondisi pandemi Covid-19 yang mewajibkan pemakaian masker memang menjadi kendala tertentu. ”Saya akhirnya menggunakan aplikasi khusus yang tersedia di ponsel, untuk mentranskrip suara orang yang ada di sekitar, sehingga saya tetap bisa memahami apa yang sedang dibicarakan,” ujarnya.
Baca juga: Presiden Jokowi: PON-Peparnas Papua 2021 Rayakan Keberagaman, Hormati Kesetaraan
Tak berapa lama, Presiden Jokowi lantas mempersilakan Angkie memberikan keterangan pers. Di laman Instagram miliknya, Angkie pun rutin membagikan seluruh rangkaian kegiatan ketika mendampingi Presiden Jokowi. Bagi Angkie, jabatan Staf Khusus Presiden adalah amanah besar.
Dalam pelaksanaannya, Angkie selalu mengupayakan kerja optimal demi tercapainya sinergi antarkementerian dan lembaga. ”Dua tahun menjalankan amanah ini adalah mandat luar biasa dengan segala tantangannya, terlebih kita berada di situasi pandemi yang mengharuskan pola komunikasi mengalami penyesuaian,” ujar Angkie.
Amanah itu bagi Angkie berupa keterlibatan dalam perlindungan serta pemenuhan hak disabilitas di Indonesia. Angkie, antara lain, terlibat dalam audiensi dengan banyak kepala daerah serta komunitas disabilitas yang tersebar di Indonesia untuk mengetahui secara langsung kondisi disabilitas serta mendorong setiap pemerintah daerah untuk selalu merujuk pada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 dalam pembuatan kebijakan yang berhubungan dengan disabilitas.
Setiap aktivitas ini dilaporkan kepada Presiden Jokowi secara berkala. ”Alhamdulillah, kita sudah masuk pada babak akhir pembentukan komisi nasional disabilitas (KND) yang akan menjadi wadah pengawalan hak serta upaya penyetaraan disabilitas di indonesia. Upaya ini tidak lepas dari komitmen bersama antarkementerian lembaga seperti Kementerian Sosial yang sejak awal menjadi leading sector pembentukan KND dan terus berkomunikasi demi terwujudnya KND yang didedikasikan bagi disabilitas Tanah Air,” kata Angkie.
Talenta santri
Ketika dua tahun lalu mengenalkan Aminuddin Maruf sebagai salah satu staf khusus dari kalangan milenial, Presiden Jokowi memintanya berkeliling ke santri, ke pesantren, untuk menebar gagasan-gagasan, inovasi-inovasi baru. ”Karena saya yakin pesantren akan bisa melahirkan talenta-talenta yang hebat untuk memajukan bangsa ini,” kata Presiden Jokowi saat itu.
Ketika dihubungi pada Minggu (21/11/2021), Aminuddin menuturkan bahwa dengan latar belakang sebagai aktivis, dirinya juga ditugaskan untuk berkomunikasi dengan kelompok strategis. ”Seperti (dengan) aktivis mahasiswa di kampus-kampus dan juga komunitas anak muda Indonesia,” kata Aminuddin, yang pernah menjadi Ketua Umum PB PMII (Perhimpunan Mahasiswa Islam Indonesia) tersebut.
Baca juga: Keberlanjutan KIP Kuliah Dijamin
Menurut Aminuddin, pendidikan menjadi perhatian utama baik di komunitas santri maupun mahasiswa. Saat pandemi Covid-19 melanda dan sistem pembelajaran berubah drastis sehingga memunculkan kekhawatiran terjadinya learning loss, pemerintah mulai tahun 2020 pun memutuskan untuk menambah kuota beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP).
”Kami berinisiatif untuk menjalin kolaborasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Agama meluncurkan Teman KIP. Teman KIP bergerak untuk membantu menyosialisasikan kabar baik ini serta membantu adik-adik calon mahasiswa di daerah untuk mendapatkan informasi dan pendampingan terkait proses beasiswa KIP,” tutur Aminuddin.
Sementara itu dalam rangka mendukung pendidikan pesantren dan meningkatkan kompetensi santri di era revolusi industri, Aminuddin melanjutkan, diadakan pula pelatihan keterampilan vokasi untuk santri yang bersekolah SMK, khususnya di bidang komputasi dan multimedia. Di dalam program Santri Incubation Internship, pelatihan vokasi diselenggarakan khas ala pesantren kilat, yakni santri diasramakan untuk berfokus pada keterampilan vokasinya. Selain pelatihan, santri dari daerah juga disalurkan magang di perusahaan bidang komputer dan multimedia di Ibu Kota.
”Kami juga sangat mendorong pesantren dapat terlibat dalam upaya merawat kerukunan dan perdamaian dalam bingkai moderasi beragama. Pesantren senantiasa menjadikan kearifan lokal dan kebudayaan sebagai infrastruktur pendidikan agama sehingga tercipta generasi yang moderat secara ideologi juga toleran dan inklusif,” kata Aminuddin.
Menurut dia generasi emas pesantren sudah semakin jelas terlihat dalam menghadapi bonus demografi. Semakin banyak santri cendekia yang belajar di perguruan tinggi terkemuka di Indonesia maupun dunia. Diaspora santri di Eropa juga semakin bertambah dari tahun ke tahun. Pemerintah juga banyak memberikan afirmasi beasiswa kepada santri dan lulusan pesantren.
”Beberapa alumni pesantren saya lihat sudah banyak yang terlibat dalam inovasi-inovasi baru yang dibutuhkan oleh zaman. Saya yakin ke depan banyak profesional muda produktif lahir dari rahim pesantren,” kata Aminuddin dengan nada optimistis.
Inovasi digital
Saat mengenalkan Putri Indahsari Tanjung sebagai staf khusus, Presiden Jokowi, antara lain, menuturkan bahwa kita sering mendengar kiprahnya sebagai founder dan CEO Creativepreneur. Demikian pula saat mengenalkan Ayu Kartika Dewi sebagai anak muda yang memiliki misi mulia untuk merekatkan persatuan di tengah kebinekaan.
”Selain melaksanakan tugas-tugas khusus dari Presiden, dalam bidang saya, tentu saja ada beberapa inisiatif yang dilakukan untuk mewujudkan visi Presiden tentang peningkatan rasio kewirausahaan dan pemberdayaan UMKM Indonesia. Salah satunya membantu mengakselerasi digitalisasi UMKM, di mana target Presiden ada 30 juta UMKM yang go digital pada 2024 mendatang,” kata Putri Tanjung melalui jawaban tertulis, Jumat (26/11/2021).
Putri Tanjung pun menginisiasi Program Pahlawan Digital UMKM berkolaborasi dengan Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM). Program ini hadir dengan tujuan mencari lebih banyak inovator muda, lalu membantu mereka menjadi lebih berdaya dengan peningkatan kapasitas dan networking, sehingga bisa memberi solusi digital bagi lebih banyak UMKM di Indonesia.
”Dengan membantu para inovator muda ini, kita juga turut membantu UMKM untuk bertahan dan naik kelas. (Hal ini) Karena terbukti banyak sekali anak muda kita yang membuat inovasi digital untuk memberi solusi berbagai permasalahan UMKM kita terutama dalam masa pandemi,” kata Putri.
Baca juga: Inovator Muda Bantu Pengembangan UMKM
Rangkaian program yang dimulai sejak Agustus 2020 ini dipadati sejumlah agenda seperti talkshow (unjuk bincang) inspiratif, bootcamp yang menghadirkan para ahli digital ternama, seperti Grab, Shopee, Facebook, Tik Tok, dan lain-lain, hingga sesi pitching. Dari 126 inovator digital pendaftar, dewan juri menyeleksi 20 besar inovator yang mengikuti pitching untuk memperebutkan posisi 10 besar atau 10 pemenang. Kesepuluh startup ini kemudian menjadi mitra strategis Kemenkop UKM untuk membantu literasi, edukasi, dan digitalisasi UMKM Indonesia.
Para inovator digital tersebut diharapkan akan menjadi, ibaratnya, kapal tongkang dan sekoci dari kapal besar startup digital, seperti Tokopedia, Gojek, Bukalapak, Shopee, dan lain-lain, untuk menjangkau UMKM di tingkat lokal yang tidak terjangkau digitalisasi. ”Mereka diharapkan menjadi local heroes untuk membantu UMKM naik kelas,” tutur Putri.
Hal lain yang digagas Putri Tanjung adalah Rumah Digital Indonesia di bulan kemerdekaan. Melalui Rumah Digital Indonesia tersebut masyarakat bisa menikmati berbagai hiburan kesenian dan budaya, perlombaan khas kemerdekaan, dan juga belanja produk UMKM unggulan dari 34 provinsi di Indonesia. ”Diharapkan Rumah Digital Indonesia akan menjadi etalase virtual berbagai produk, program dan aktivitas yang menjadi ruang kolaborasi semua pihak,” kata Putri.
Sementara itu, Ayu Kartika menjelaskan bahwa sebelum Covid-19, prioritas tugasnya mencakup masalah urban planning, isu perempuan, lingkungan hidup, energi terbarukan, pendidikan, pengarusutamaan Pancasila, dan kesehatan. Namun, setelah pandemi, fokus kerjanya lebih pada penanganan Covid-19 sembari tetap mendorong toleransi bergulir.
Selain memberikan saran dan pemikiran kepada Presiden, Ayu pun berkomunikasi dengan banyak pihak mengenai kedua topik tersebut. ”Saya juga berkunjung ke lapangan ketika ada kejadian intoleransi, seperti misalnya ketika kejadian terorisme di Sigi (Sulawesi Tengah) tahun lalu. Saya mendapatkan insight langsung dari lokasi dan melaporkannya kepada Presiden,” katanya.
Aktivitasnya di SabangMerauke (SM) yang sudah lebih dulu berjalan ketimbang tugas sebagai staf khusus Presiden dinilai saling mendukung. SabangMerauke memang bergerak di kegiatan-kegiatan yang menumbuhkan nilai toleransi pada generasi muda Indonesia. Aspirasi dan masukan bahkan bisa diserap dari kegiatan-kegiatan SabangMerauke.
Respons kritik
Warganet sendiri umumnya kritis berkomentar tentang staf khusus milenial. Akun @Mdy_Asmara1701, misalnya, mempertanyakan kinerja mereka termasuk juga BPIP. ”Ada yang tahu kabar BPIP dan Staf Khusus Milenial? Masih ada nggak sih,” cuitnya di akun Twitter-nya pada Januari 2021.
Menanggapi masih adanya komentar pedas warganet yang menilai staf khusus milenial tidak bekerja, Billy Mambrasar kalem saja. Dia mencontohkan, sejauh ini, petani milenial sempat trending topic seminggu. ”Papua Youth Creative Hub juga trending seminggu dengan #JokowiCintaPapua. Ini memang pencapaian Pak Jokowi,” tuturnya.
Billy pun mengakui, semua kerja tersebut tak lepas dari kerja sama dengan kementerian/lembaga terkait. Petani milenial, misalnya, tak bisa terjadi tanpa dukungan Kementerian Pertanian. Demikian pula program-program lain sangat bergantung pada dukungan kementerian/lembaga lainnya. Oleh karenanya, dia tak keberatan tetap berada di balik layar. ”Yang appraisal saya kerja atau tidak, ya Pak Presiden. Dan, sejauh ini, Presiden menilai kerja saya baik,” tambahnya.
Staf khusus pun diakui tidak memiliki peran eksekusi. Karenanya, semua hal harus dikoordinasikan dengan kementerian/lembaga terkait yang memiliki fungsi eksekusi. Sejauh ini, Billy bersyukur koordinasi dengan kementerian/lembaga berjalan baik. Biasanya, dia akan berkomunikasi dengan menteri, pejabat eselon 1-3 maupun para pejabat fungsional untuk merealisasikan program.
Putri Tanjung pun mengatakan dirinya kerap berdiskusi dan menerima arahan, baik secara langsung dari Presiden Jokowi ataupun Mensesneg dan Sekretaris Kabinet. ”Karena sesuai aturan bahwa sejatinya Staf Khusus Presiden melaksanakan tugas tertentu yang diberikan oleh Presiden, dan dalam hal ini saya sebagai staf khusus bertanggung jawab langsung kepada Presiden,” ujarnya.
Dalam perjalanannya, Putri menuturkan, pihaknya banyak membantu Presiden untuk membuat kajian, berkoordinasi dengan pemangku kepentingan lain, seperti kementerian/lembaga dan elemen masyarakat untuk memastikan kebijakan Presiden berjalan baik. ”Termasuk menyerap aspirasi di masyarakat sebagai bagian dari pembuatan kebijakan,” ujarnya.
Putri menuturkan, dalam menjalankan tugas yang diemban tentu selama ini memiliki banyak tantangan dan keterbatasan. ”Pengalaman saya yang masih hijau dalam dunia birokrasi pemerintahan untungnya banyak terbantu dengan keterbukaan dan komunikasi yang baik dari berbagai elemen di pemerintahan yang kita ajak kolaborasi,” ujarnya.
Baca juga: Staf Khusus Presiden dalam Sorotan
Putri berharap bisa terus membantu Presiden Jokowi untuk menciptakan berbagai hal yang berdampak bagi publik, khususnya anak-anak muda Indonesia yang luar biasa. ”Terima kasih atas kritik dan masukan dari masyarakat selama ini. Hal tersebut akan kami jawab dengan upaya pemenuhan tanggung jawab dengan baik,” katanya.
Ayu juga memilih menyambut adanya kritik. ”Wah, saya senang sekali kalau ada kritik yang membangun dan saran. Karena itu, artinya kita masih peduli pada masa depan Indonesia,” tutur perempuan yang menyebutkan tugas staf khusus adalah pelayanan, bukan jabatan.
Menurut koordinator staf khusus AAGN Dwipayana, sejauh ini Presiden Jokowi cukup puas dengan kerja para staf khusus termasuk yang berusia milenial.
Staf khusus menjalankan kerja berdasarkan penugasan Presiden, karenanya berbeda dengan menteri yang kerap memberi publikasi secara terbuka. Fokusnya tak jauh dari apa yang selama ini sudah menjadi perhatian mereka. Namun, salah satu tugasnya memang berbicara dengan milenial, menyerap aspirasi, dan terkadang bergerak bersama mereka.
Dari aspirasi tersebut, berbagai masukan disampaikan kepada Presiden. Adapun publikasi mengenai kegiatan disampaikan melalui media sosial atau rilis secara pribadi, tetapi tidak semua hal yang dilakukan bisa dipublikasi.
Apabila kita lihat di Instagram, para staf khusus Presiden dari kalangan milenial ini kerap mengunggah kiprah atau aktivitasnya di media sosial masing-masing yang diikuti puluhan ribu hingga ratusan ribu pengikut.
Pertanggungjawaban publik
Pakar Kebijakan Publik Achmad Nur Hidayat ketika dihubungi, Minggu (28/11/2021), mengatakan bahwa kinerja para staf khusus Presiden semestinya mampu tersampaikan ke seluruh masyarakat. Staf khusus bekerja untuk presiden. Dan, presiden itu bukan hanya milik warganet, tapi juga milik seluruh rakyat Indonesia.
”Karena pengikutnya banyak di medsos, dia seolah-olah punya stakeholder yang mem-follow mereka dan memantau mereka. Tapi, mereka itu bekerja bukan hanya kepada stakeholder, mereka itu bekerja untuk shareholder, seluruh rakyat Indonesia,” kata Achmad Nur.
Achmad Nur menuturkan, para staf khusus ini statusnya sebagai political appointee, orang-orang yang dipilih secara politik, oleh Presiden. Meskipun bekerja untuk presiden, mereka juga harus punya pertanggungjawaban publik. Orang yang memiliki jabatan publik mesti memiliki kesadaran untuk menunjukkan kinerja dengan indikator tampilan yang jelas.
”Jadi, dia harus juga menunjukkan kinerja atau memublikasikan kinerjanya kepada publik, meskipun dia ranahnya di dalam pemerintahan. Menurut saya, kinerja staf khusus ini, belum kelihatan di publik. Sementara Presiden juga enggak pernah mengungkapkan apakah betul dibantu oleh mereka dalam hal tindakan sehari-hari,” ujarnya.
Baca juga: Anggaran Staf Milenial Rp 750 juta
Menurut Achmad Nur kondisi ini menjadikan bias. Gaji atau fasilitas mereka saat mendampingi Presiden itu diberikan rakyat. Dengan demikian, publik berhak mendapatkan pelaporan kinerja mereka. ”Setidaknya, kalaupun mereka tidak mau menyampaikan secara rutin, ya, setidaknya secara triwulanan menyampaikan laporan kinerja mereka kepada publik. Secara berkala, kesadaran saja, ini kan bagian dari pertanggungjawaban publik dia,” katanya.
Setidaknya, kalaupun mereka tidak mau menyampaikan secara rutin, ya, setidaknya secara triwulanan menyampaikan laporan kinerja mereka kepada publik. Secara berkala, kesadaran saja, ini kan bagian dari pertanggungjawaban publik dia.
Peran mereka pun harus dicermati, yakni apakah betul-betul sebagai staf khusus yang menjadikan kinerja kepala negara dan kepala pemerintahan efektif buat rakyat atau sekadar ikut-ikut saja. ”Kalau dia sekadar ikut-ikut saja, menurut saya, staf khusus presiden perlu ditinjau kembali kehadirannya karena menjadi beban negara, beban rakyat. Ditambah, negara atau APBN sedang menanggung beban karena Covid-19,” kata Achmad Nur.
Hal penting lainnya, menurut Achmad Nur, staf khusus ini juga harus kelihatan ide-idenya. ”Misalnya, ketika dia memberikan masukan kepada Presiden, masukannya itu apa? (Hal) yang kemudian publik akan menilai ini aspirasi dari kita nih. (Atau) Jangan-jangan, aspirasi ini bukan aspirasi masyarakat secara umum, tetapi aspirasi kelompok tertentu atau kelompoknya dia. Nah, ini jadi suatu improvement, sebuah perbaikan, yang harus segera dilakukan untuk mempublikasikan atau menceritakan kepada publik apa yang telah mereka kerjakan selama ini,” kata Achmad Nur.