logo Kompas.id
Politik & HukumJaksa Agung Diusulkan Tidak...
Iklan

Jaksa Agung Diusulkan Tidak Dipilih Presiden

Untuk penguatan peran dan kewenangan, jaksa agung perlu dipilih melalui seleksi. Tak seperti sekarang di mana Presiden memiliki hak prerogratif menentukan siapa yang akan menjabat jaksa agung.

Oleh
Rini Kustiasih
· 6 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/QfV0HvYiL1W7DH0aH9iTg8rL05w=/1024x473/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F11%2FScreenshot_20211117-140829_Facebook_1637145452.jpg

JAKARTA, KOMPAS — Kalangan masyarakat sipil mengusulkan agar jaksa agung tidak lagi dipilih presiden sebagaimana diatur di dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan, melainkan oleh tim seleksi yang bersifat independen. Syarat jaksa agung juga didorong untuk terbuka dan tidak terbatas hanya dari kalangan jaksa karier sebagaimana diusulkan di dalam draf Rancangan Undang-Undang Kejaksaan.

Direktur Advokasi dan Jaringan Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia (PSHK) Fajri Nursyamsi mengatakan, untuk penguatan peran dan kewenangan jaksa agung, sebuah mekanisme seleksi atau pemilihan perlu dilakukan dengan melibatkan banyak pihak. Tidak seperti sekarang, yakni presiden memiliki hak prerogratif untuk menentukan serta menunjuk jaksa agung.

Editor:
Antonius Ponco Anggoro
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000