21 DPD Gerindra Dukung Prabowo Maju sebagai Calon Presiden 2024
Laporan dukungan pengurus di daerah, menurut Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, sudah diterima Prabowo. Namun, Prabowo belum mau menindaklanjuti dukungan itu karena mesti dibicarakan bersama-sama.
Oleh
IQBAL BASYARI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebanyak 21 pengurus Dewan Pimpinan Daerah atau DPD Partai Gerindra telah mendeklarasikan dukungan kepada Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto untuk menjadi calon presiden dalam Pemilihan Presiden 2024. Peluang Prabowo sebagai salah satu kandidat pilpres disebut masih tinggi karena elektabilitasnya berada di posisi atas dalam berbagai survei.
Dalam survei nasional Poltracking Indonesia yang dilaksanakan awal Oktober, elektabilitas Prabowo selalu berada di posisi kedua saat pertanyaan terbuka ataupun dalam simulasi 15 nama calon presiden. Elektabilitasnya berselisih tipis di bawah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan mengungguli Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Saat pertanyaan terbuka, elektabilitas Ganjar berada di posisi pertama dengan suara 18,2 persen, disusul Prabowo 17,1 persen dan Anies 10,2 persen. Adapun saat pertanyaan tertutup berisi simulasi 15 nama capres, Ganjar tetap unggul di 22,9 persen, Prabowo 20,0 persen, dan Anies 13,5 persen.
Survei ini menggunakan sampel 1.220 responden dengan margin of error 2,8 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Pelaksanaan survei dilakukan secara tatap muka langsung pada 3-10 Oktober.
Dalam survei Litbang Kompas awal Oktober pun menunjukkan tiga tokoh tersebut menempati elektabilitas tertinggi. Prabowo dan Ganjar mendapatkan elektabilitas 13,9 persen, sedangkan elektabilitas Anies sebesar 9,6 persen.
Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, di Jakarta, Senin (25/10/2021), mengangap hasil survei ini biasa saja karena elektabilitas Prabowo masih flukuatif. Apalagi, Prabowo sampai saat ini tidak melakukan kampanye-kampanye untuk menaikkan elektabilitasnya dan memilih bekerja dengan baik untuk membantu Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Pertahanan.
Sudah ada 21 pengurus DPD Gerindra yang mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo untuk maju kembali dalam Pilpres 2024.
Meski demikian, lanjutnya, sudah ada 21 pengurus DPD Gerindra yang mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo untuk maju kembali dalam Pilpres 2024. Dukungan diberikan di antaranya oleh pengurus DPD Gerindra Jawa Tengah dan Jawa Barat. ”Rata-rata mereka beralasan bahwa sudah waktunya Gerindra merebut kemenangan,” ujarnya.
Atas dukungan dari pengurus di daerah itu, kata Dasco, Prabowo pun sudah mendapatkan laporannya. Namun, Prabowo belum mau menindaklanjuti dukungan itu karena mesti dibicarakan bersama-sama. Prabowo menjawab dengan ”Nanti kita lihat dan kita bicarakan bersama-sama,” kata Dasco mengulangi tanggapan Prabowo.
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda AR saat paparan survei nasional ”Evaluasi 2 Tahun Pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin dan Peta Politik Elektoral Pilpres 2024” mengatakan, mulai ada kecenderungan menguatnya tiga nama capres, yaitu Ganjar, Prabowo, dan Anies. Elektabilitas ketiga figur itu cukup stabil dengan menembus dua digit.
Namun, ia mengingatkan bahwa elektabilitas tokoh-tokoh itu masih mungkin berubah karena dinamika politik masih dinamis menjelang Pilpres 2024 yang masih sekitar tiga tahun lagi. Elektabilitas tokoh-tokoh, termasuk Prabowo, masih bisa berubah tergantung peristiwa dan momentum politik yang bisa terjadi mendekati 2024.
”Peta hari ini kecendrungannya mulai mengerucut karena selisih tiga nama dengan urutan di bawahnya cukup jauh secara elektabilitas meskipun yang lainnya masih punya waktu untuk menaikkan elektabilitasnya,” kata Hanta.
Menurut dia, seluruh tokoh masih berpeluang meningkatkan elektabilitasnya karena memiliki panggung strategis. Prabowo memiliki panggung sebagai ketua umum parpol sekaligus menteri pertahanan, sedangkan Ganjar dan Anies merupakan gubernur. Dengan dinamika yang masih mungkin terjadi, momentum politik akan sangat menentukan bagi persaingan peta politik elektoral ke depan.
Seluruh tokoh masih berpeluang meningkatkan elektabilitasnya karena memiliki panggung strategis.
”Siapa di antara mereka yang mendapat momentum politik menjelang 2024 itu akan menentukan elektabilitasnya semakin kuat atau justru menurun,” tutur Hanta.