Vaksinasi Perlu Terus Dipercepat
Pemerintah terus berupaya mempercepat vaksinasi untuk mewujudkan kekebalan komunitas. Upaya itu, antara lain, disampaikan kepada Ketua MPR Bambang Soesatyo.
JAKARTA, KOMPAS — Percepatan vaksinasi diharapkan bisa terealisasi dan kekebalan komunitas bisa terwujud. Pemerintah terus meyakinkan vaksin efektif untuk mengurangi tingkat keparahan Covid-19.
Strategi untuk menangani Covid-19 yang dikerjakan pemerintah itu disampaikan Wakil Presiden Ma’ruf Amin saat Ketua MPR Bambang Soesatyo berkunjung di kediaman resmi Wapres, Jakarta, Selasa (3/8/20210) kemarin. Saat menemui Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (28/7/2021), Bambang Soesatyo juga telah memperoleh penjelasan yang hampir serupa.
Kehadiran Bambang Soesatyo di kediaman Wapres, menurut Juru bicara Wapres Masduki Baidlowi, Rabu (4/8/2021), bertujuan mengundang Wapres Amin untuk hadir dalam resepsi pernikahan anaknya di bulan Oktober mendatang. Saat itu Bambang Soesatyo hadir dengan didampingi istri, anak, dan menantunya. Pada kesempatan itu, lanjut Masduki, Wapres Amin menyampaikan kondisi terakhir penanganan Covid-19 di Indonesia kepada Bambang Soesatyo.
Sementara itu dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas, Bambang Soesatyo menyampaikan, dukungannya pada upaya percepatan vaksinasi. Bulan Agustus ini, menurut dia, Presiden Joko Widodo menaikkan target dua juta penyuntikan vaksin per hari.
Dengan demikian, setidaknya akan dilakukan 60 juta penyuntikan vaksin Covid-19, Agustus ini. Jumlah yang sama ditargetkan dilakukan September mendatang.
Bambang Soesatyo menyampaikan, dukungannya pada upaya percepatan vaksinasi. Bulan Agustus ini, menurut dia, Presiden Joko Widodo menaikkan target dua juta penyuntikan vaksin per hari.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin telah memastikan ketersediaan vaksin akan memadai. Sebab, katanya, Agustus ini akan datang sekitar 70 juta dosis vaksin.
Selain itu, Indonesia juga segera memberikan dosis ketiga untuk para tenaga kesehatan. Dosis ketiga ini menggunakan vaksin Moderna bantuan Pemerintah Amerika Serikat melalui fasilitas Covax. Sampai Minggu (1/8/2021), Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebutkan, saat ini telah tiba delapan juta dosis vaksin Moderna.
Efektif
Terkait vaksinasi, juru bicara pemerintah untuk Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru Reisa Broto Asmoro pada Rabu petang, menuturkan, fakta sains membuktikan vaksin efektif melindungi kita dari kesakitan berat, perawatan rumah sakit, dan bahkan kematian. Hasil penelitian yang diterbitkan di New England Medicine Journal tanggal 7 Juli 2021 menyatakan vaksin Sinovac efektif mencegah Covid-19, termasuk penyakit parah dan kematian.
”Penelitian yang dilakukan dari 2 Februari-1 Mei 2021 kepada sekitar 10,2 juta orang menunjukkan efektivitas yang tinggi untuk pencegahan rawat inap, untuk pencegahan masuk unit gawat darurat atau UGD, dan untuk mencegah kematian terkait Covid-19,” kata Reisa.
Baca juga: Ibu Hamil Bisa Mendapatkan Vaksinasi Covid-19
Temuan Canadian Immunization Research Network (CIRN, menunjukkan, satu dosis AstraZeneca dapat memberikan perlindungan substansial terhadap semua jenis varian SARS-CoV-2 yang menjadi perhatian utama, yaitu Beta, Gamma, dan Delta. Semuanya adalah varian virus penyebab Covid-19 dan peneliti menyimpulkan bahwa dua dosis lengkap akan memberikan perlindungan yang lebih tinggi.
”Bagian pemerintah menyiapkan supaya vaksin yang sekarang sudah berjumlah hampir 180 juta dosis. Dan kita, tentunya dengan semangat, persiapkan diri divaksin. Nah, kalau sudah (divaksin), ajak, daftarkan, antarkan, dan temani orangtua, keluarga, tetangga, kenalan kita. Dan ingat hasil penelitian tadi, vaksinasi menekan angka kematian karena Covid-19. Artinya, vaksinasi menyelamatkan nyawa,” kata Reisa.
Reisa mengajak masyarakat memahami prinsip program vaksinasi, yaitu melindungi orang Indonesia sebanyak-banyaknya dalam waktu secepat mungkin. ”Sebanyak-banyaknya adalah kata kunci. Vaksinasi harus merata dan harus setara,” ujarnya.
Bahkan, kini, lanjut Reisa, berdasarkan kabar terkini dari Kementerian Kesehatan, ibu menyusui, anak-anak, dan ibu hamil, sudah diperbolehkan mendapatkan vaksin Covid-19. Pada kesempatan tersebut Reisa membagikan tips bagi ibu hamil yang ingin divaksin Covid-19.
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 di Yalimo Terhenti akibat Konflik Pilkada
Pertama, konsultasikan keinginan tersebut kepada dokter kandungan atau bidan. Kedua, pastikan semua prasyarat dasar terpenuhi sebelum pergi ke pos vaksin setelah mendaftar, yaitu tidak demam atau suhu tubuh di bawah 37,5 derajat celsius, tensi darah di bawah 140/90 mmHg, dan usia kehamilan minimal 13 minggu atau masuk trimester kedua.
Mereka yang belum mendapatkan nomor induk kependudukan (NIK), kelompok penyandang disabilitas, masyarakat adat, penghuni lembaga pemasyarakatan, penyandang masalah kesejahteraan sosial, dan pekerja migran Indonesia bermasalah diperbolehkan menerima vaksin Covid-19.
Pelayanan vaksinasi Covid-19 bagi masyarakat yang belum memiliki NIK dapat dilakukan bersama-sama dengan dinas kependudukan dan catatan sipil sehingga masyarakat dapat terlayani kebutuhan vaksinasinya.
”Pelayanan vaksinasi Covid-19 bagi masyarakat yang belum memiliki NIK dapat dilakukan bersama-sama dengan dinas kependudukan dan catatan sipil sehingga masyarakat dapat terlayani kebutuhan vaksinasinya dan kebutuhan NIK pun dapat terpenuhi,” katanya.
Tujuan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah setiap negara memvaksin setidaknya 70 persen pada pertengahan tahun 2022. ”Begitu juga dengan kita. Pemerintah bahkan berambisi dapat memenuhi target ini sebelum pertengahan tahun depan. Jadi, (hal) yang terpenting adalah memastikan semua saudara-saudari sebangsa kita mendapatkan vaksin Covid-19, bukan bagaimana kita mendapatkan suntikan tambahan. Bukan saatnya kita mencari cara mendapatkan suntikan dosis booster,” kata Reisa.
Menurut Reisa, tidak elok jika kita hanya memikirkan prioritas diri pribadi atau kelompok. ”Lebih baik fokus saling bantu. Meratakan vaksin untuk semua sasaran di Indonesia. Masih 70 persen dari 208 juta sasaran vaksinasi yang belum mendapatkan vaksin,” katanya.
Baca juga: Pelayanan Vaksinasi Covid-19 Didekatkan ke Masyarakat
Reisa menuturkan, dalam sejarah imunisasi dan vaksinasi, individu yang disuntik berkali-kali pun tidak akan mampu menghentikan wabah. Hal yang harus terjadi adalah pembentukan imunitas bersama sebagaimana kita telah mengalahkan wabah cacar dan polio dahulu yang sekarang sudah tidak ada lagi di Indonesia. ”Bukan karena satu orang yang divaksin berkali-kali, melainkan karena puluhan juta orang yang divaksin bersama-sama dalam waktu singkat,” katanya.
Kunci sukses vaksinasi adalah merata dan setara untuk melindungi sesama. Begitu juga prinsip setelah divaksin Covid-19, kita harus tetap taat dan disiplin protokol kesehatan untuk melindungi sesama. ”Disiplin prokes, dukung 3T, dan sukseskan vaksinasi bersama-sama,” ujar Reisa.