TNI Dikerahkan Tangani Pasien Covid-19 Tak Bergejala atau Bergejala Ringan
Asisten Operasional TNI diminta mengumpulkan data kasus positif yang akan dijadikan dasar untuk mendirikan tempat-tempat perawatan dari TNI. TNI juga diberikan amanat untuk mendistribusikan paket obat.
JAKARTA, KOMPAS — Atas arahan Presiden Joko Widodo, TNI akan turut membantu menangani pasien Covid-19 yang tidak bergejala atau bergejala ringan. Terkait hal itu, Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Darurat Luhut Binsar Pandjaitan mengarahkan agar asisten operasional TNI mengumpulkan data kasus positif yang nantinya dijadikan dasar mendirikan shelter atau tempat-tempat perawatan dari TNI.
Penentuan lokasi shelter nantinya akan ditentukan bersama Kementerian Kesehatan untuk menghindari tumpang tindih dengan upaya-upaya yang sudah dilakukan pusat kesehatan masyarakat (puskesmas). Penanganan pasien Covid-19 oleh TNI akan didukung oleh dokter dan tenaga kesehatan yang ada serta tambahan tenaga kesehatan dan dokter yang sedang dalam masa pendidikan.
”TNI juga diberikan amanat untuk mendistribusikan paket obat yang telah disediakan oleh Kementerian BUMN (badan usaha milik negara),” kata juru bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika, Dedy Permadi, saat menyampaikan keterangan pers harian PPKM darurat yang ditayangkan langsung akun Youtube Sekretariat Presiden, Sabtu (10/7/2021) petang.
Koordinator PPKM darurat juga memberikan arahan kepada TNI dan Kepolisian Negara RI (Polri) untuk memetakan peluang penambahan tempat perawatan; baik untuk isolasi mandiri maupun untuk perawatan intensif di seluruh Jawa-Bali ataupun di luar kedua pulau tersebut. Seluruh komando daerah militer (kodam) beserta jajarannya diharapkan memberikan opsi penambahan rumah sakit dengan segera.
Baca juga: Polri dan TNI Sinergi Kawal PPKM Darurat Covid-19 di Bali
”Pemerintah sangat mengapresiasi pengabdian personel TNI dan Polri yang selalu siap terjun, saling membantu, dan bekerja sama menyelamatkan saudara kita sebangsa dan setanah air,” ujar Dedy.
Kementerian Kesehatan dan Satgas Penanganan Covid-19 di Badan Nasional Penanggulangan Bencana akan mendukung penyediaan barang-barang atau alat kesehatan yang diperlukan. Pemerintah menargetkan ruang isolasi dan ruang perawatan intensif di seluruh Jawa dan Bali akan ditingkatkan 40 persen dari kapasitas sebelumnya.
Baca juga: Rumah Sakit di Sumbar Tambah Kapasitas untuk Antisipasi Peningkatan Kasus
Pada kesempatan tersebut, Dedy menuturkan, angka kesembuhan pada Sabtu mencapai 28.561 orang. Namun, angka kasus baru masih tinggi. Penambahan kasus Covid-19 per pukul 14.00 WIB mencapai 35.094 kasus. Adapun angka kematian mencapai 826 orang.
Korban meninggal juga termasuk tenaga kesehatan dan petugas yang bekerja terus-menerus untuk merespons situasi darurat ini. ”Pemerintah kembali menyampaikan bela sungkawa dan dukacita yang mendalam untuk setiap keluarga yang kehilangan sanak saudaranya. Kami mengapresiasi inisiatif masyarakat yang tadi pagi telah mengheningkan cipta pada pukul 10.07 WIB, di tanggal 10 bulan ketujuh, untuk mendoakan arwah para syuhada akibat wabah yang melanda seluruh dunia ini,” kata Dedy.
Pemerintah juga menyampaikan terima kasih kepada semua sukarelawan di sejumlah daerah. Mereka adalah sukarelawan yang memasok bahan makanan untuk tetangga yang sedang isolasi mandiri, sukarelawan yang menjaga pintu-pintu masuk RT/RW yang diisolasi, dan sukarelawan desa yang turut menguburkan jenazah korban Covid-19.
Baca juga: Kelurahan di Cirebon Gotong Royong untuk Warga Terdampak Covid-19
Terima kasih juga disampaikan pemerintah kepada sukarelawan-sukarelawan lain yang tanpa lelah bekerja untuk darurat kemanusiaan. ”Sebagai informasi, ada 14.000 sukarelawan yang saat ini bergabung dengan bidang sukarelawan di Satgas Penanganan Covid-19 yang bekerja tidak mengenal lelah sejak awal pandemi sampai PPKM darurat ini,” ujar Dedy.
Selain itu, ada 102.000 lebih duta perubahan perilaku. Mereka adalah sukarelawan yang memastikan kita semua ingat untuk selalu memakai masker saat di tempat umum, menjaga jarak, dan menjauhi kerumunan.
Mereka bukan saja melakukan pengamatan dan melaporkan tingkat kepatuhan protokol kesehatan di seluruh provinsi di Indonesia. Para sukarelawan tersebut juga mengedukasi dan bahkan menegur masyarakat yang masih belum disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Dedy menuturkan, 51 juta dosis vaksin Covid-19 sudah diberikan kepada 36 juta lebih warga yang menerima dosis pertama dan hampir 15 juta orang yang menerima dosis kedua.
”Ayo, ikuti program vaksinasi. Segera daftar sekarang juga. Dapatkan perlindungan dari Covid-19. Kita berkeyakinan bahwa dengan kerja bersama, kita mampu keluar dari situasi darurat pandemi Covid-19 ini. Indonesia bisa,” ujarnya.
Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru Reisa Broto Asmoro menuturkan, kita semua merasakan dampak dari kenaikan kasus Covid-19 yang luar biasa cepat dalam beberapa hari terakhir. Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi situasi yang kita hadapi ini.
Validasi informasi
Segala tindakan yang dilakukan tersebut tentu harus berdasarkan informasi akurat dan valid. ”Maka dari itu, tindakan pertama yang harus kita lakukan adalah untuk hanya mengandalkan informasi yang berasal dari sumber tepercaya dan kredibel,” kata Reisa.
Semua pihak mesti berhati-hati dengan berbagai sumber berita yang memberikan informasi tidak benar atau hoaks. ”Ingat, bahwa tidak satu pun dari pembuat hoaks dan informasi salah yang terjun langsung untuk membantu saudara dan teman kita yang saat ini sedang sakit dirawat di dalam ruang perawatan atau sedang isolasi mandiri,” ujarnya.
Justru para tenaga kesehatan dan sukarelawan yang berjibaku menyelamatkan puluhan ribu nyawa setiap hari. Terkait hal itu, masyarakat diminta memastikan untuk selalu memercayai informasi yang valid dari otoritas kesehatan di negeri ini. ”(Hal ini) Karena di balik mereka ada jutaan orang yang bertanggung jawab dan berada di garis terdepan dalam penyelamatan nyawa sesama,” kata Reisa.
Tindakan kedua, lanjut Reisa, mengetahui apa yang perlu dilakukan jika situasi terburuk terjadi. Kesiapsiagaan adalah ciri bangsa yang tangguh. Dalam konteks penularan virus korona varian Delta yang lebih cepat menular, masyarakat perlu mengetahui cara pencegahan yang efektif.
Adalah penting mengetahui manfaat dan cara pemakaian masker dobel, yakni masker medis yang dilapisi masker kain pada bagian luarnya. ”Begitu juga penggunaan cairan pencuci tangan yang tidak boleh asal pakai. Terapkan cara cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir, bahkan kalau kita menggunakan hand sanitizer,” kata Reisa.
Tips dan trik
Pada kesempatan tersebut, Reisa juga menyampaikan tips dan trik jika hasil tes Covid-19 seseorang dinyatakan positif, tetapi tidak merasakan gejala serius yang membutuhkan bantuan medis atau tanpa gejala sama sekali. Ada sejumlah langkah ketika harus menjalankan isolasi mandiri.
Pertama, segera laporkan hasil pemeriksaan kepada ketua RT, ketua RW, atau ke Satgas Covid-19 setempat. Mereka akan membantu untuk melaporkan ke puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat.
”Ada baiknya, pada tahap ini, setelah hasil tes didapat, segera lakukan kontak dengan dokter dari pelayanan jasa kesehatan daring atau telemedis yang akan memandu dan memberikan saran selama masa isolasi mandiri,” kata Reisa.
Baca juga: Konsultasi Daring dan Pengiriman Obat Gratis bagi Pasien Isolasi Mandiri
Reisa mengingatkan agar memastikan langkah ini terlebih dahulu untuk menjalankan isolasi mandiri. Hal ini karena pihak yang memutuskan seseorang boleh menjalankan isolasi mandiri atau harus dirawat di rumah sakit adalah tenaga kesehatan yang memeriksa, baik secara langsung maupun melalui hasil konsultasi dengan jasa telemedis.
”Kabar baik bagi warga Jabodetabek, 11 penyedia jasa layanan telemedis sudah akan siap memberikan konsultasi, bahkan obat-obatan dan vitamin gratis karena sudah menjalin kerja sama dengan Kementerian Kesehatan RI,” ujarnya.
Langkah selanjutnya, menentukan lokasi isolasi mandiri yang terpisah dan tidak melakukan kontak erat dengan anggota keluarga yang sehat atau yang belum dapat dipastikan status kesehatannya. Ruangan isolasi mandiri mesti dipastikan sudah bersih, memiliki ventilasi yang memadai, dan sirkulasi udara mengalir dengan baik.
”Jangan berbagi alat makan, alat mandi, dan perlengkapan ibadah. Pastikan semuanya digunakan dan dicuci atau dibersihkan secara terpisah. Upayakan hanya untuk mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang. Minum air matang atau air mineral sesuai kebutuhan. Tidur cukup. Dan, hindari stres,” kata Reisa.
Sinar matahari harus diusahakan dapat masuk ke kamar isolasi. Dan, sebaiknya, orang yang menjalani isolasi mandiri berjemur minimal 15-30 menit setiap harinya. ”Kemudian, siapkan stok vitamin dan suplemen lainnya, pastikan yang sudah ada izin Badan POM. Untuk kebutuhan obat, maka lakukan konsultasi dan minta resep dokter apabila memang diperlukan pengobatan lainnya,” ujarnya.
Oksimeter mesti disiapkan. Peranti ini penting untuk mengetahui kadar saturasi oksigen di dalam tubuh. Termometer juga harus disiapkan untuk memeriksa suhu badan. Dan, kalau bisa, sediakan juga alat pengukur tekanan darah otomatis untuk memantau kondisi secara lebih lengkap.
”Kalau Anda merasa fit, siapkan juga alat olahraga ringan dalam ruang isolasi mandiri. Dan, pastikan, ada alat komunikasi, seperti telepon genggam yang selalu siap pakai. Ini penting karena selama 10 hari atau sesuai anjuran dokter yang mengawasi, Anda tidak boleh melakukan kontak erat atau bertemu langsung dengan siapa pun, termasuk anggota keluarga,” kata Reisa.
Masa selesai isolasi diputuskan oleh dokter yang mengawasi, bukan keputusan pribadi. Jadwalkan konsultasi dengan dokter selama masa isolasi mandiri. Dokter bisa merujuk ke rumah sakit jika timbul gejala yang termasuk gejala sedang atau berat.
Reisa menuturkan pula arti penting membiasakan membuang limbah masker dengan benar. Limbah masker habis pakai tidak boleh dibuang sembarangan. Pengelolaannya harus dilakukan dengan tepat agar tidak menimbulkan dampak berbahaya dan beracun bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
”Masker medis sekali pakai yang sudah selesai (digunakan) dikumpulkan di satu tempat. Kalau hanya satu bisa langsung disemprotkan disinfektan atau rendam dalam larutan yang mengandung alkohol atau klorin. Robek tali dan bagian tengah masker agar rusak dan tidak dapat dipergunakan ulang oleh orang lain. Masukkan ke dalam wadah tertutup atau dibungkus plastik dengan rapat dan siap dibuang ke tempat sampah,” kata Reisa.
Hal penting lain adalah selalu mencuci tangan dengan baik dan benar, terutama dengan sabun di air mengalir selama minimal 20 detik setelah menangani limbah masker medis. Proses tadi mesti dilakukan agar lingkungan tetap aman dan sehat.