logo Kompas.id
Politik & HukumKPK Didorong Lakukan Operasi...
Iklan

KPK Didorong Lakukan Operasi Tangkap Tangan

Strategi represif dinilai paling efektif dibanding edukasi dan perbaikan sistem. Apalagi Indeks Persepsi Korupsi Indonesia 2020 tengah anjlok tiga point. Karena itu, KPK didorong lakukan operasi tangkap tangan.

Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
· 3 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/hnyABz3oYEjRl_Rycb3QY_ScH3M=/1024x683/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F12%2Fed80529b-bea7-4fe0-bad8-375b3a8e8cd0_jpg.jpg
Kompas/Wawan H Prabowo

Para pihak yang diamankan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait operasi tangkap tangan yang menjerat Bupati Banggai Laut, Sulawesi Tengah, Wenny Bukamo, tiba di Gedung Merah Putih, Kuningan, Jakarta, Jumat (4/12/2020). Wenny Bukarno tidak ikut diterbangkan ke Jakarta karena dinyatakan reaktif Covid-19 seusai menjalani rapid test. Wenny ditangkap KPK karena diduga telah menerima suap dari pihak kontraktor.

JAKARTA, KOMPAS — Operasi tangkap tangan atau OTT yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi masih diharapkan masyarakat dapat terus dilakukan untuk memberantas korupsi. Strategi represif dinilai paling efektif dibandingkan dengan edukasi dan perbaikan sistem. Apalagi Indeks Persepsi Korupsi 2020 Indonesia tengah turun tiga point dibandingkan tahun 2019.

Pendiri Lembaga Survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (Kedaikopi) Hendri Satrio di Jakarta mengatakan, dalam survei yang dilakukan Kedaikopi selama Januari 2021 yang melibatkan 2.000 responden yang dilaksanakan di 34 provinsi, masyarakat masih menganggap OTT sebagai cerminan pemberantasan korupsi.

Editor:
suhartono
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000