JAKARTA, KOMPAS - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila terus menggalakkan penyebaran dan pengamalan nilai-nilai Pancasila kepada masyarakat. Hal ini dilakukan untuk mendorong pesta demokrasi yang damai pada tahun politik 2018-2019.
Pemahaman terhadap nilai- nilai Pancasila diharapkan akan membawa masyarakat menghargai perbedaan dalam proses demokrasi. Pemilihan kepala daerah serentak 2018 yang disusul dengan Pemilihan Umum 2019 pun diyakini akan berjalan damai. Dengan demikian, persatuan dan kesatuan bangsa akan tetap terpelihara dengan baik.
Untuk itulah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) berupaya merumuskan gerakan menggelorakan kebajikan Pancasila, yakni mengamalkan Pancasila dengan perbuatan. BPIP memanfaatkan momentum hari lahir Pancasila yang jatuh pada 1 Juni untuk menyebarluaskan nilai-nilai Pancasila kepada masyarakat luas melalui berbagai kegiatan.
Kepala BPIP Yudi Latief, dalam jumpa wartawan di Kantor BPIP, Jakarta, Rabu (11/4/2018), menjelaskan, kegiatan yang dilakukan adalah dialog lintas agama, pertukaran delegasi kesenian antardaerah, menumbuhkan kembali tradisi musyawarah, dan sebagainya.
”Itu semua dilakukan untuk mendorong demokrasi damai pada tahun politik,” tuturnya.
Pancasila lahir pada 1 Juni 1945 ketika Presiden Soekarno pertama kali memperkenalkannya sebagai dasar negara di depan sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Dalam pidato di Gedung Merdeka, Bandung, Jawa Barat, Presiden Joko Widodo mengumumkan tanggal 1 Juni sebagai hari libur nasional untuk memperingati hari lahir Pancasila (Kompas, 2/6/2016). Penetapan itu disahkan dalam Keputusan Presiden No 24/2016 tentang Hari Lahir Pancasila.
Tenaga ahli BPIP, Zatrouw al-Ngatawi, menambahkan, kegiatan penyebaran dan penyemaian ideologi Pancasila akan dilakukan melalui kegiatan seni dan budaya. Berdasarkan kajian tim BPIP, pendekatan kebudayaan lebih efektif untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila.
Hari lahir Pancasila tahun ini akan diperingati dengan menggelar beragam kegiatan seni dan budaya. ”Kami akan melakukan sambung rasa Pancasila. Kegiatan ini dilaksanakan di pesantren-pesantren dengan peserta umat lintas iman,” tuturnya.
BPIP juga akan menggelar ziarah Pancasila dengan tujuan memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa ideologi bangsa didapat dengan proses panjang. Berawal dari perumusan pada 1 Juni 1945 sampai pengesahan 18 Agustus 1945.
Selain menyebarluaskan nilai- nilai dan pengamalan Pancasila, beragam kegiatan tersebut diharapkan juga dapat menurunkan tensi politik yang memanas pada tahun pesta demokrasi. ”Kegiatan-kegiatan ini bisa menjadi arus lain di luar kanal-kanal politik. Dapat menurunkan ketegangan pada tahun politik,” kata Zatrouw.
Generasi milenial
Generasi milenial juga menjadi sasaran penyemaian nilai Pancasila. BPIP merumuskan strategi khusus karena pendekatan konvensional dan struktural melalui pembelajaran di sekolah serta penataran dan seminar diyakini kurang efektif untuk generasi milenial.
BPIP merancang berbagai lomba untuk menggaet kalangan muda. Damhuri Muhammad, anggota Panitia Peringatan Hari Lahir Pancasila BPIP, menjelaskan, ada enam lomba yang akan digelar, di antaranya lomba pembuatan yel-yel Pancasila berbasis video blog atau vlog. ”Isinya dukungan pengamalan Pancasila,” tutur Damhuri.
Selain itu, lomba pembuatan meme Pancasila, film pendek berdurasi tiga menit, penulisan esai, dan cipta lagu bertemakan Pancasila. ”Film pendek Pancasila fiksi dan dokumenter, menggambarkan pemahaman, pengamalan, dan dukungan nilai-nilai Pancasila,” kata Damhuri.