Kiat-Kiat Mudik Asyik, Cegah Kejenuhan dalam Perjalanan
Mudik bakal jadi seru jika seluruh perencanaan dilakukan matang, tak terburu-buru.
Selama ini, mudik identik dengan berbagai pengalaman negatif. Antara lain ialah macet di tengah jalan, perut mual, dan kebelet ingin ke kamar kecil di tengah berbagai tekanan perjalanan. Akan tetapi, ada orang-orang yang saksama merencanakan mudik mereka agar menjadi perjalanan yang menyenangkan dan menyegarkan pikiran, bukan pengorbanan.
Pemudik dapat memilih beragam moda transportasi untuk melakukan perjalanan jauh ke kampung halaman masing-masing. Ada jalur darat, air, dan udara yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan pribadi. Membawa camilan, barang kesayangan, hingga berinteraksi dengan orang baru bisa menjadi kunci agar betah berlama-lama di jalan.
Para pemudik yang setia dengan moda transportasi pilihannya ini akan berbagi tips membunuh waktu dalam perjalanan. Mudik asyik, aman, dan nyaman jadi sebuah keniscayaan jika direncanakan sejak jauh-jauh hari.
Baca juga: Panduan Mudik dengan Kendaraan Pribadi
Kendaraan pribadi bisa dipertimbangkan, apalagi bagi keluarga muda dengan buah hatinya yang masih belia. Meski jaraknya jauh dan memakan waktu tempuh lama, fleksibilitas jadwal perjalanan menjadi nilai tambahnya.
Ivany Atina Arbi (30), misalnya, berencana mudik dari Tangerang Selatan, Banten ke Bukittinggi, Sumatera Barat. Bersama suami dan putrinya berusia 3,5 tahun, Ivany akan menggunakan mobil pribadi.
“Pertimbangannya karena harga tiket ke Padang sudah gila-gilaan mahalnya. Sudah menyentuh sekitar Rp 2,5 juta (sekali perjalanan). Pergi dan pulang bisa habis Rp 15 juta. Kami putuskan jalur darat mumpung tol Sumatera sudah mulai jalan,” ujarnya saat dihubungi dari Jakarta, Sabtu (30/3/2024).
Baca juga: Yang Perlu Diketahui Supaya Mudik Lancar dan Tak Antre BBM
Apabila menggunakan bus, Ivany selama ini menghabiskan waktu dua malam tanpa berhenti, sehingga beristirahat pun di bus. Dalam peta, perjalanan memakan waktu 26 jam, tanpa berhenti.
Penggunaan mobil pribadi memudahkan Ivany dan keluarga merencanakan perjalanannya. Mereka akan berangkat pada Kamis (4/4/2024) dari Tangerang Selatan sekitar pukul 04.00. Asumsinya, sebelum siang, mereka tiba di Pelabuhan Merak, Banten untuk ke Pelabuhan Bakauheni, Lampung.
Di kapal, Ivany dapat mengajak anaknya untuk mengenal laut sembari menikmati semburat cahaya pagi. Perjalanan ini jadi medium untuk belajar pula bagi putrinya.
Baca juga: Ingat! Jangan Salah Pilih Pelabuhan Saat Menyeberang ke Sumatera
Hingga menjelang malam hari, Ivany berharap dapat tiba di Palembang, Sumatera Selatan. Ia telah memesan hotel untuk beristirahat. Di sela-sela itu, keluarganya bisa berjalan-jalan melihat Jembatan Ampera dan menikmati kuliner.
“Kami memutuskan enggak terlalu ambisius di perjalanan. Agar bisa istirahat total, kami enggak memaksakan berangkat pagi buta, tetapi memastikan suami dalam kondisi prima untuk menyetir. Jadi mungkin sekitar pukul 09.00 baru mulai jalan lagi,” kata Ivany.
Baca juga: Jalan Tol Trans-Sumatera Bersiap Menyambut Pemudik
Hari kedua, keluarga ini menuju Lubuklinggau, Sumatera Selatan ke Dharmasraya, Sumatera Barat. Mereka memperkirakan sampai hotel selanjutnya pada malam hari dengan asumsi perjalanan lancar selama tujuh jam. Di sana, Ivany dan keluarga akan singgah semalam di rumah teman.
Hari ketiga, Ivany melanjutkan perjalanan terakhir ke Bukittinggi yang diprediksi memakan waktu lima jam. Dalam perjalanan, mereka akan melewati Danau Singkarak. Di sana, mereka akan beristirahat sembari menikmati pemandangan.
Baca juga: Tips Mudik Lewat Jalan Tol, Atur Istirahat Hingga Kuasai Teknologi
“Total perjalanan bisa tiga hari dengan banyak istirahat dan berwisata di kota-kota besar,” ujarnya.
Bepergian bersama balita tentu menambah tantangan tersendiri. Apa yang dilakukan agar tak bosan selama perjalanan?
Selain menikmati perjalanan dengan menjajal beragam kuliner dan berkunjung ke destinasi wisata, Ivany merencanakan dengan matang. Ia selalu sedia obat-obatan guna mengantisipasi mabuk darat dan laut.
Tak hanya itu, kursi khusus balita juga disiapkan demi memastikan kenyamanan dan keamanan putrinya. Agar tak rewel di jalan, ia membawa camilan, mainan, dan buku kesayangan anaknya.
Ia dan suami juga tak berambisi harus sampai ke tempat tujuan dalam waktu singkat. Mereka menargetkan untuk beristirahat tiap dua jam untuk meregangkan otot dan mencegah kebosanan.
“Semoga dengan langkah itu; sering istirahat dan berhenti, jadi antisipasi agar anak enggak rewel di jalan,” kata pegawai swasta ini.
Baca juga: Mudik Lebih Awal dapat Diskon Tarif Tol Hingga 20 Persen
Moda transportasi lain
Selain kendaraan pribadi, kereta api (KA) dan bus jadi moda transportasi terfavorit masyarakat dalam mudik kali ini. Meski tak sefleksibel ketimbang berkendara sendiri, tetapi banyak hal bisa dilakukan untuk menghabiskan waktu di jalan.
Salah satu pengguna setia KA, Ignatia Niken (27) selalu memastikan kuota internetnya mumpuni untuk menonton film di perjalanan. Drama Korea menjadi obat di kala suntuk dalam perjalanan.
Baca juga: Mudik Naik Kereta Api? Berikut Tipsnya
Apabila menonton sudah membosankan, ia memilih mengakses media sosial, antara lain Instagram, Tiktok, dan X. Lelah dalam perjalanan bisa diantisipasi dengan tidur sambil mendengarkan musik.
“Saat naik kereta eksekutif, biasanya aku melihat pemandangan selama perjalanan. Selain itu, berjalan-jalan ke ruang restorasi atau gerbong makan walau cuma sekadar beli makanan dan minuman ringan saja,” ujar Niken.
Hal serupa dilakukan Angela Shinta (27) untuk menghabiskan waktu di jalan. Ia menyempatkan diri untuk berkontemplasi, memikirkan saat berlibur apa saja yang akan dilakukannya. Evaluasi pun bisa dilakukan agar bisa berbenah ketika kembali ke perantauan.
“Menjalani liburan jadi lebih mindful, enggak lewat begitu saja yang tiba-tiba harus gedebugan lagi,” katanya.
Baca juga: Curi Start Mudik Naik Kereta Api Demi Hindari Puncak Arus Mudik
Berinteraksi, buka relasi
Selain itu, berinteraksi dengan orang lain bisa menjadi kunci menyibukkan diri dalam perjalanan. Hitung-hitung, kegiatan ini juga bisa menambah relasi dengan orang baru.
Senna Aditiya (30), penumpang setia bus ini sesekali mengobrol dengan sopir bus saat beristirahat. Topiknya beragam, antara lain membahas perusahaan otobus (PO) lain, armada, mesin hingga ke pengalaman menyetir sang sopir.
Interaksi ini dinilainya dapat memperkaya sudut pandangnya. Namun, ia menekankan agar tak mengganggu sopir ketika sedang fokus menyetir. Jadi, “cek ombak” tentu dilakukan untuk mengecek kapan saat yang tepat mengobrol dengan sopir bus.
Baca juga: Kiat Mudik dengan Bus "Sleeper" yang Nyaman
Hal ini bisa juga dilakukan ketika jenuh di perjalanan, apalagi ketika mengantre naik ke kapal. Sodikin (27) yang selalu mudik bersama kawan-kawannya biasanya banyak mengobrol ketika beristirahat di pelabuhan. Pembicaraan ini cukup membunuh kebosanan ketika harus mengantre berjam-jam di pelabuhan.
“Biasanya antre bisa sampai pukul 05.00, itu hanya antrenya. Karena masih sahur, jadi harus siap bekal makanan. Sambil menunggu, kita bisa memakan camilan saja,” ujarnya.
Sodikin melanjutkan, ketika bepergian seorang diri, sebaiknya memilih-milih lawan bicara. Apabila ingin berinteraksi dengan orang asing, nilai dan pertimbangkan apakah lawan bicara aman untuk diajak berkomunikasi.
Di pelabuhan juga tersedia sejumlah posko untuk mengecek kesehatan. Tempat ini bisa dimanfaatkan sebelum melakukan perjalanan lebih jauh.
Ketika di atas kapal, ada beberapa hiburan yang ditawarkan, salah satunya karaoke. Fasilitas ini bisa digunakan untuk menghabiskan waktu di jalan.
Baca juga: Bus Eksekutif dan "Sleeper" Diminati untuk Mudik, Tiket Masih Tersedia
Bepergian dengan anak
Orangtua yang bepergian dengan anak perlu merencanakan matang perjalanannya. Banyak persiapan yang dilakukan agar perjalanan menjadi aman dan nyaman.
Menurut psikolog anak dan keluarga, Novita Tandry, ayah perlu terlibat mempersiapkan perjalanan jauh. Bepergian dengan bayi dan balita tentu berbeda persiapannya dengan anak remaja.
“Persiapan ini secara mental, bukan hanya fisik barang-barang yang harus dibawa, tetapi bagaimana secara mental tak mengganggu mood. Karena mudik harusnya menyenangkan, momen berkumpul bersama keluarga,” tuturnya.
Baca juga: Rekomendasi 4 Tempat Makan Empal Gentong di Cirebon
Prioritas lainnya, kondisi ibu secara mental harus sehat. Istirahat yang cukup sebelum perjalanan jauh patut dilakukan.
Buat daftar barang apa saja yang perlu dibawa, seperti kotak asi, botol susu, obat-obatan, termometer, pakaian, camilan untuk batita, dan perlengkapan mandi. Daftar ini membantu orangtua memastikan tak ada barang yang tertinggal.
Ia tak menyarankan mudik dengan sepeda motor, apalagi membawa anak kecil. Selama ini, kendaraan tersebut menjadi penyumbang kecelakaan terbesar. Sebab kenyamanan dan keselamatan perlu diutamakan. Transportasi umum dapat dimanfaatkan, apalagi pemerintah menyediakan banyak pilihan mudik gratis.
Baca juga: “Rest Area” Penuh Saat Mudik, Pilih SPBU di Sekitar Tol Cipali
Penggunaan mobil pribadi, Novita melanjutkan, balita dan batita harus duduk di kursi khusus (car seat portable). Anak dilarang didudukkan di depan bersama orangtua. Ironisnya, hal ini belum ada aturannya di Indonesia.
“Ini bahaya sekali karena kalau rem mendadak, (pihak) yang celaka duluan itu anak. Persiapan harus matang. Jangan sampai demi mengejar hari yang fitrah dan Lebaran, justru kelelahan, sakit, bahkan nyawa terancam,” kata Novita.
Novita merekomendasikan bahwa perencanaan matang, tak terburu-buru bisa mencegah kejadian tak diinginkan. Pemilihan jenis moda transportasi akan berpengaruh.
Sebelum bepergian, pastikan seluruh anggota keluarga, termasuk anak dalam kondisi sehat. Tidur yang cukup. Stamina yang baik dan kondisi bugar perlu jadi prioritas.
Agar anak tak rewel di jalan, mainan edukatif bisa dibawa untuk mencegah kebosanan. Bantal, selimut, dan mainan kesayangan juga dibawa, tentu dalam kondisi bersih. Camilan wajib dibawa agar anak lebih nyaman saat di jalan.
Baca juga: Rekomendasi Makanan Khas Pantura Jateng, Cocok Jadi Oleh-oleh Mudik
Untuk anak remaja, perencanaan biasanya bisa lebih fleksibel. Namun, komunikasi tetap jadi kunci. Segala macam hal bisa didiskusikan dan dikomunikasikan agar perjalanan tetap menyenangkan.
“Dalam pemilihan pakaian, misalnya, menurut orangtua mungkin sederhana. Namun, buat anak-anak dalam proses pencarian identitas diri biasanya penampilan jadi hal yang penting agar tak terjadi miskomunikasi,” ujar Novita.
Bangun relasi juga saat perjalanan. Siapkan permainan menarik yang bisa dilakukan bersama, sehingga waktu berjam-jam di jalan tak terbuang sia-sia.
Pemudik bisa memilih beragam moda transportasi untuk mudik yang dimulai pekan depan. Pilihan moda transportasi akan berpengaruh pula pada cara tiap orang menghabiskan waktunya di jalan. Namun, bawa barang-barang kesayangan hingga berinteraksi dengan orang lain bisa dilakukan untuk mengurangi kejenuhan di jalan.
Baca juga: Pantai Destinasi Wisata Favorit di Lampung Saat Libur Lebaran