Rekomendasi Makanan Khas Pantura Jateng, Cocok untuk Oleh-oleh Mudik
Oleh-oleh tak boleh ketinggalan saat mudik. Di Jateng, ada segudang oleh-oleh, mulai telur asin, lumpia, hingga jenang.
Mudik Lebaran rasanya kurang afdal jika tidak membawa oleh-oleh untuk keluarga dan kerabat di kampung halaman. Pemudik yang melalui wilayah pesisir pantai utara Jawa Tengah bisa membungkus berbagai kudapan khas dari wilayah tersebut, mulai dari telur asin Brebes, lumpia Semarang, hingga jenang Kudus.
Berdasarkan survei Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik dan Kementerian Komunikasi dan Informatika, pada masa mudik Lebaran, 193,6 juta orang bakal melakukan pergerakan.
Jateng menjadi daerah yang paling banyak dituju pemudik. Wilayah itu diperkirakan bakal didatangi 61,6 juta orang atau 31,8 persen dari total pemudik nasional (Kompas.id, 20/3/2024).
Baca juga: Mendamba Lagi Musim Semi Pedagang Oleh-oleh Jateng
Puluhan juta pemudik yang akan menuju Jateng atau melintasi Jateng beruntung karena wilayah itu punya segudang makanan khas yang cocok dijadikan buah tangan. Hampir setiap daerah di Jateng punya makanan khas dengan cita rasa yang beragam, mulai dari asin, manis, hingga gurih.
Bagi pemudik yang masuk ke Jateng melalui barat bagian utara, yakni Brebes, telur asin bisa menjadi pilihan oleh-oleh yang pas. Telur asin Brebes memiliki citra rasa yang asin, gurih, dan tekstur masir. Telur asin Brebes ini cocok disantap sebagai camilan ataupun dijadikan lauk.
Di Brebes, ada puluhan toko yang bisa dituju pemudik untuk membeli telur asin, salah satunya toko Haji Tarifah Mukmin (HTM) Jaya. Toko telur asin yang berdiri sejak tahun 1994 itu beralamat di Jalan Raya Pantura, Desa Pesantunan, Kecamatan Wanasari, Brebes.
Pemilik toko HTM Jaya, Dinah (56), mengatakan, tahun ini ia menyiapkan lebih dari 30.000 butir telur untuk dijual selama masa mudik dan balik Lebaran 2024. Telur asin yang disiapkan juga beragam, mulai dari telur asin rebus, telur asin asap, hingga telur asin bakar.
”Sementara ini, harga jualnya mulai dari Rp 6.000 per butir. Ke depan, ada kemungkinan kenaikan harga karena harga bahan bakunya naik terus. Telur itik yang normalnya Rp 2.400-Rp 2.500 per butir kini menjadi Rp 3.200-Rp 3.400 per butir karena stoknya langka akibat penurunan produksi, dampak banjir yang belakangan terjadi di Brebes dan sekitarnya,” kata Dinah, Sabtu (30/3/2023).
Menurut Dinah, toko telur asinnya selalu ramai pada masa arus mudik dan balik Lebaran. Puncak keramaian di tokonya biasanya terjadi pada tiga hari jelang Lebaran dan tiga hari setelah Lebaran.
Pada hari-hari tersebut, Dinah bisa menjual hingga 5.000 butir telur asin per hari. Jumlah itu naik signifikan dari rata-rata penjualan harian, yakni 500-1.000 butir telur asin per hari.
”Beberapa hari terakhir sudah ada peningkatan penjualan menjadi 1.500-2.000 butir per hari. Tapi, saya kurang tahu, apa karena pemudik awal atau karena ada libur panjang akhir pekan,” ujarnya.
Selain menjual telur asin secara langsung di toko, Dinah juga menjual telur asinnya melalui lokapasar. Tak hanya itu, ia juga kerap diajak pemerintah setempat untuk memamerkan produknya di sejumlah daerah baik di Jateng maupun luar Jateng.
”Saya juga juga sering promosi lewat media sosial. Kebetulan, banyak pelanggan yang turut membantu promosi di media sosial mereka. Beberapa waktu lalu, ada influencer yang datang membuat konten di toko saya. Alhamdulillah, jadi lebih banyak yang mengenal toko saya,” tutur Dinah.
Bertahan selama lebih kurang tiga dekade pada usaha telur asin bukanlah hal yang mudah bagi Dinah. Di tengah berbagai tantangan, termasuk minimnya bahan baku, Dinah tetap mempertahankan kualitas.
Dari dulu, ia konsisten hanya memilih telur-telur dari itik yang digembalakan di sawah. Itik yang digembalakan diyakini bisa menghasilkan telur yang lebih baik dan gurih karena banyak mengonsumsi pakan alami.
Pembuatan telur asin di toko HTM Jaya juga memakan waktu cukup lama, yakni tiga pekan. Di masa-masa seperti mudik dan balik Lebaran, sejumlah pedagang memilih memangkas waktu produksi telur asinnya menjadi kurang dari seminggu untuk mengejar target produksi.
Namun, Dinah memilih tetap istikamah dengan caranya. Ia percaya, semakin lama prosesnya, semakin lama pula daya tahan telur asinnya.
Lumpia semarang
Memasuki jalur pantura Kota Semarang, pemudik bisa singgah untuk mencicipi sekaligus membungkus lumpia. Makanan dengan cita rasa gurih, sedikit manis, dan asin tersebut juga cocok untuk oleh-oleh bagi keluarga dan kerabat di kampung halaman.
Di Kota Semarang, yang terkenal dengan julukan ”kota lumpia”, ada sedikitnya enam toko lumpia yang tersohor. Salah satu yang tertua adalah Lupia Gang Lombok. Toko lumpia yang berdiri pada tahun 1.800-an itu terletak di Gang Lombok, Kelurahan Purwodinatan, Kecamatan Semarang Tengah.
Vincent Usodo, pengelola toko Lunpia Gang Lombok, mengatakan, pada masa-masa mudik dan balik Lebaran, ia bisa menjual hingga 1.000 lumpia dalam sehari. Lumpia yang dijual di tokonya adalah lumpia orisinal dengan isian rebung, telur, dan udang yang dicampur jadi satu. Harga jual lumpia di toko itu cukup terjangkau, yakni Rp 20.000 per buah.
”Lumpia ini cocok untuk dijadikan oleh-oleh mudik maupun balik Lebaran karena ini (makanan) khas Semarang. Kami menyediakan dua produk, yaitu lumpia goreng dan basah. Kalau untuk oleh-oleh, kami sarankan yang goreng karena itu bisa tahan sampai 24 jam. Yang basah bisa tahan sampai 12 jam,” ucap Vincent, yang merupakan generasi penerus ke-5 dari toko Lunpia Gang Lombok tersebut.
Setiap harinya, toko lumpia yang dikelola Vincent tersebut buka dari pukul 07.00 hingga pukul 05.00. Namun, pada masa-masa libur, khususnya mudik dan balik Lebaran, tokonya bisa tutup sebelum pukul 12.00 karena lumpia yang diproduksi hari itu telah ludes terjual.
”Banyak pembeli yang cerita, mereka sengaja mampir di Semarang karena pengin makan lumpia di sini. Selain dari luar kota, ada juga yang dari luar negeri. Bahkan, pada tahun 2018, Presiden Joko Widodo pernah beli lumpia di sini,” ujarnya.
Di saat beberapa toko lumpia berinovasi dengan isian berbagai jenis, toko Lunpia Gang Lombok tetap mempertahankan orisinalitasnya, yakni menggunakan isian rebung. Resep yang dipakai untuk memproduksi lumpia di toko itu juga tidak pernah berubah.
”Lumpia itu merupakan salah satu makanan yang tercipta dari akulturasi budaya China dengan Jawa. (Makanan ini juga) Sekaligus melambangkan keberagaman di Kota Semarang,” kata Vincent.
Jenang kudus
Bergeser ke arah timur pantura Jateng, pemudik bisa singgah untuk membeli jenang kudus. Kudapan yang terbuat dari beras ketan, gula, dan santan itu memiliki cita rasa yang manis dan gurih. Makanan bertekstur kenyal itu amat cocok untuk teman minum teh tawar atau kopi.
Di Kudus ada sejumlah toko yang menjual jenang. Salah satu yang tertua adalah Jenang Kudus Mubarok yang berdiri sejak tahun 1910. Toko Jenang Kudus Mubarok berada di Jalan Sunan Muria, Kelurahan Glantengan, Kecamatan Kudus. Jaraknya hanya sekitar 1 kilometer dari Alun-alun Kudus.
Tri Hartanto dari Bagian Humas dan Promosi Jenang Kudus Mubarok, mengatakan, arus mudik dan balik Lebaran menjadi ”masa panen” bagi mereka. Di masa-masa itu, banyak pemudik yang membeli jenang untuk oleh-oleh, suguhan bagi tamu saat Lebaran, hingga bingkisan untuk keluarga ataupun kerabat.
”Jika di hari-hari biasa kami memproduksi 1-2 ton jenang per hari, untuk keperluan arus mudik dan balik Lebaran kami memproduksi 3-6 ton jenang per hari. Persiapan produksinya sudah kami mulai sejak 40 hari sebelum Lebaran,” kata Tri.
Harga untuk jenang di toko tersebut beragam, mulai dari Rp 11.000 hingga Rp 45.000 per bungkus, tergantung ukuran dan jumlahnya. Rasanya juga beragam, mulai dari orisinal, durian, moka, cokelat, susu, kokopandan, nanas, stroberi, dan anggur.
Baca juga: Semarang dan Demak Rawan Banjir, Jalur Mudik Alternatif Disiapkan
”Kami juga melakukan diversifikasi produk sebagai bentuk inovasi. Produknya antara lain bakpia isi jenang, cookies jenang, brownies jenang, kurma lapis cokelat, cokelat isi dodol, dan lain-lain. Jadi, pilihan untuk pembeli bisa lebih beragam,” ucap Tri.
Menurut dia, jenang Kudus sangat cocok menjadi oleh-oleh karena daya tahannya cukup lama. Jika disimpan di suhu ruangan, kudapan itu bisa bertahan hingga empat bulan.
Selain telur asin, lumpia, dan jenang, ada ratusan kudapan lain di Jateng yang patut dijadikan oleh-oleh. Jadi, mau bungkus oleh-oleh yang mana saat mudik nanti?