Bus Eksekutif dan ”Sleeper” Diminati untuk Mudik, Tiket Masih Tersedia
Sepekan jelang puncak arus mudik, tiket bus eksekutif dan ”sleeper” masih tersedia. Bus cukup diminati tahun ini.
Oleh
RAYNARD KRISTIAN BONANIO PARDEDE, YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
·3 menit baca
Awak bus memasukkan barang bawaan penumpang ke bagasi di Terminal Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Jumat (29/3/2024).
JAKARTA, KOMPAS — Dengan fasilitas yang semakin nyaman dan mewah, bus menjadi moda favorit mudik Lebaran tahun ini setelah kereta api. Bus premium kelas eksekutif ataupun sleeper cukup diminati untuk mudik. Sepekan menjelang puncak arus mudik, tiket bus kelas atas ini masih tersedia, tetapi di hari-hari tertentu sudah ludes terjual.
”Tiket bus kelas eksekutif sudah habis 60 persen dan kelas sleeper kira-kira sudah terjual 50 persen. Akan tetapi, tiket bus di puncak arus mudik sudah ludes semua,” kata Agen Tiket Perusahaan Otobus (PO) Agra Mas, Ina (22), di Terminal Pulo Gebang, Sabtu (30/3/2024).
Sepekan menjelang puncak arus mudik, suasana di Terminal Pulo Gebang sudah mulai ramai. Ada yang sudah mudik lebih awal, ada pula yang datang untuk membeli tiket agar tidak kehabisan saat puncak arus mudik. Beberapa PO juga menyediakan fasilitas pemesanan tiket bus secara daring.
Ina menyebut, tiket mudik bus eksekutif dan sleeper ke berbagai kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur masih tersedia. Namun, dalam beberapa hari ke depan diperkirakan tiket bus tersebut akan ludes. Pemudik yang ingin berburu tiket masih bisa membeli dalam beberapa hari ini.
Bus kelas sleeper menjadi salah satu yang paling diincar pada mudik Lebaran tahun ini. Di PO Agra Mas, misalnya, tiket bus kelas sleeper untuk keberangkatan Jumat (5/4/2024) dan Sabtu (6/4/2024) sudah habis terjual. Namun, tiket untuk Minggu hingga Selasa (7-9/4/2024) masih tersedia.
Bus kelas sleeper menarget penumpang kelas atas. Bus ini menyediakan berbagai fasilitas mewah. Pemudik tidak hanya bisa tidur di bangku yang lebih lega dan bisa direbahkan hingga menyerupai tempat tidur, tetapi juga bisa mengobrol sambil makan-minum, menonton film, ataupun berkaraoke. Saat berhenti di rest area, penumpang mendapat area makan khusus yang lebih mewah.
Harga tiket bus sleeper memang lebih mahal. Agra Mas, misalnya, mematok harga Rp 1.050.000 per orang untuk rute Jakarta-Malang dan Rp 680.000 untuk Jakarta-Solo-Wonogiri.
Di PO lainnya, tiket mudik dengan bus juga masih tersedia seperti di PO Handoyo. Untuk kelas sleeper ataupun eksekutif, tingkat keterisian untuk arus mudik sudah 60 persen. PO bus itu melayani rute Jakarta-Yogyakarta dengan harga tiket sleeper Rp 750.000 per orang.
”Untuk sleeper class masih ada sampai 10 bangku yang kosong, mungkin masih banyak yang menunggu tunjangan hari raya. Kalau untuk rute Sumatera, selalu penuh. Kami melayani perjalanan dari Jawa Timur hingga Riau. Semoga di hari libur Sabtu dan Minggu besok masyarakat semakin banyak yang pesan tiket bus,” tutur agen tiket PO Handoyo, Dewi Anggraeni.
Direktur Utama PO Rosalia Indah Fx Adimas Rosdian menjelaskan, fasilitas perjalanan dan peningkatan pelayanan yang memanjakan penumpang dengan harga yang kompetitif membuat tren penggunaan bus untuk mudik semakin meningkat. Infrastruktur jalan tol yang semakin luas juga membuat perjalanan semakin nyaman dengan waktu tempuh lebih singkat.
PO pun harus terus berlomba-lomba memberikan pelayanan dan fasilitas terbaik untuk menarik minat penumpang. ”Setiap periode Lebaran, tingkat keterisian bisa naik hingga 70 persen ke atas,” kata Adimas.
Hal itu sejalan dengan survei angkutan Lebaran 2024 yang dilakukan Kementerian Perhubungan. Bus merupakan moda transportasi kedua terbesar yang akan digunakan masyarakat untuk mudik tahun ini setelah kereta api. Sebanyak 19,37 persen atau 37,51 juta pemudik diprediksi akan menggunakan bus. Dari wilayah Jabodetabek saja, sebanyak 7,89 juta orang akan menggunakan moda bus dengan tujuan utama Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Direktur Lalu Lintas Jalan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Ahmad Yani menjelaskan, berkaca pada tingginya minat masyarakat untuk menggunakan bus, pihaknya akan memeriksa kelaikan armada bus yang akan digunakan untuk mudik Lebaran untuk memastikan keamanan dalam perjalanan. Pemerintah juga akan memeriksa kesehatan sopir yang mengemudikan bus.
”Tes urine para sopir pasti akan dilakukan di setiap terminal. Kami akan bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan,” ucapnya.
Survei Kemenhub menunjukkan, sebanyak 193,6 juta orang atau 71,7 persen masyarakat Indonesia akan mudik tahun ini, meningkat pesat dibandingkan dengan tahun lalu, yang mencapai 123,8 juta orang atau 45,8 persen.