Introver umumnya dipahami sebagai orang pemalu yang lebih suka menyendiri daripada bersama orang lain. Meskipun terkadang hal ini benar, acapkali masih merupakan kesalahpahaman umum.
Oleh
AGUSTINE DWIPUTRI
·5 menit baca
Saya pernah membahas mengenai orang introver terkait hal yang perlu diketahui agar dapat menjalin interaksi dengan mereka ataupun keunggulan yang dimilikinya. Mari kita mengenali lebih lanjut situasi yang membuat mereka merasa nyaman menjalani kehidupannya dan lebih yakin dalam berinteraksi dengan orang lain, khususnya setelah masa belajar dan bekerja di rumah pascapandemi nanti terlewati.
Introver umumnya dipahami sebagai orang pemalu yang lebih suka menyendiri daripada bersama orang lain. Meskipun terkadang hal ini benar, acapkali masih merupakan kesalahpahaman umum atau stereotipe yang menyebabkan orang mengira bahwa introver tidak suka berada di dekat orang lain.
Hugo (2021), pendiri Tracking Happiness dan tinggal di Belanda, mengatakan, kaum introver juga membutuhkan orang-orang dalam hidup mereka yang puas dengan ketenangan. Orang yang bisa duduk di ruangan yang sama dengan mereka, tidak terus berbicara, masing-masing melakukan aktivitasnya sendiri. Introver lebih tertarik untuk aktivitas sendirian yang memberi ruang untuk ekspresi diri dan kreativitas.
Jika pergi ke kamar kecil, taruh air dingin di wajah Anda atau di belakang leher untuk menyegarkan.
Meskipun cara mereka bersenang-senang, menemukan kedamaian, atau merasa bersemangat berbeda, mereka tidak sulit untuk dipahami. Cara orang introver yang murni menjalani kehidupan mereka mungkin tampak membingungkan bagi orang ekstrover. Orang sering bertanya-tanya mengapa mereka begitu pendiam, tetapi tak satu pun dari pemikiran ini adalah cara yang akurat untuk menggambarkan seorang introver. Introver menemukan kebahagiaannya secara berbeda.
Situasi nyaman
Kaytee Gillis (2022), psikoterapis dan penulis di Louisiana yang berfokus pada bidang pelecehan dan trauma keluarga, menggambarkan beberapa situasi harian yang membawa kegembiraan dan kenyamanan bagi banyak kaum introver, di antaranya:
1. Jika memasuki lift kosong. Tidak ada perasaan yang begitu menenteramkan ketika pintu lift terbuka dan kompartemen kecil itu kosong serta tak ada yang akan masuk bersamanya. Tidak ada obrolan ringan membuat mereka bernapas lega. Perjalanan 45 detik bisa terasa seperti berjam-jam apabila bersama orang lain yang dikenal di dalamnya. Yang terpikir adalah, ”Haruskah saya mengomentari cuaca? Mungkin saya bisa memuji dasinya hari ini? Atau hanya akan berpura-pura asyik dengan ponsel saya?”
2. Jika melakukan rapat melalui tautan Zoom sebagai pengganti rapat tatap muka. Tidak perlu basa-basi dengan orang-orang di sekitar mereka sebelum rapat dimulai dan tak ada kewajiban berlama-lama untuk obrolan penutup. Introver sering lelah dengan obrolan ringan. Percakapan yang dangkal bisa terasa membosankan dan kurang penting.
3. Saat hari hujan. Ada sesuatu yang begitu menenangkan karena memiliki alasan untuk tetap tinggal di dalam ruangan dan melakukan aktivitas sendiri tanpa merasa bersalah.
4. Saat masuk toko dan tenaga penjual membiarkannya mencari barang sendirian tanpa terus berbicara menawarkan sesuatu kepadanya. Hal ini terlalu mengganggu baginya.
5. Saat seseorang mengirim pesan tertulis alih-alih menelepon. Lebih baik lagi, jika panggilan diperlukan, itu dipicu oleh teks yang menjelaskan mengapa panggilan itu diperlukan. Pesan tertulis ”Hubungi saya ketika Anda bisa” mengirimkan sentakan kecemasan bagi mereka. Banyak orang introver takut dengan pertanyaan tertulis ”Apa yang kamu lakukan di hari Sabtu? Mengapa? Apakah membutuhkan saya untuk membantumu? Ceritakan detail, dong”.
6. Makan malam di restoran, bukan di rumah seseorang. Saat bertemu di lokasi netral, lebih mudah baginya untuk mengetahui kapan aktivitas selesai dan karenanya tidak canggung baginya untuk pamit. Apabila acara di rumah seseorang, ada kewajiban untuk berlama-lama dan berbicara panjang lebar setelah makan malam. Ini tidak disukai kaum introver murni.
7. Ketika suatu acara atau rencana lain dibatalkan. Ada perasaan lega dalam hati mereka ketika melihat tulisan, ”Dengan berat hati kami menginformasikan bahwa acara malam ini dibatalkan”.
Melatih interaksi sosial
Bagaimanapun, para introver yang mengalami kesulitan dalam situasi percakapan dengan orang lain membutuhkan panduan dan latihan untuk berinteraksi secara lebih meyakinkan. Preston C Ni (2022), seorang profesor, pelatih, dan penulis di bidang komunikasi, memberi beberapa tips.
1. Cara memulai dan mempertahankan percakapan
Dua kunci untuk merasa nyaman dalam percakapan adalah menunjukkan minat pada orang lain dan mengajukan pertanyaan tentang apa yang mereka minati. Di awal percakapan, mengajukan pertanyaan selama percakapan adalah cara mudah bagi introver untuk berpartisipasi aktif tanpa harus terlalu banyak bicara. Ini memiliki banyak manfaat untuk menghemat bicara dan energi, mempertahankan keterlibatan dan memperhatikan rekan bicara Anda.
Sebagai contoh, ”Apakah kamu melakukan sesuatu yang menyenangkan selama akhir pekan?”, ”Apa yang menurut Anda paling menarik tentang pekerjaan Anda?”.
Mitra percakapan yang baik akan membalas perhatian dengan mengajukan pertanyaan tentang Anda sebagai balasannya, yang juga akan memfasilitasi diskusi.
2. Cara mudah berbicara secara spontan
Beberapa orang mungkin merasa terhambat untuk berbicara dengan bebas selama percakapan karena takut melakukan kesalahan. Mungkin ada kecenderungan untuk menahan bicara karena seseorang belum sepenuhnya memproses topik atau informasinya mungkin tidak lengkap. Anda dapat mengatasi keraguan ini dengan memperkenalkan fleksibilitas ke dalam konteks apa yang akan Anda katakan. Misalnya, di awal kalimat Anda, katakan ”... Aku hanya berpikir keras…”, ”Aku hanya sedang bertukar pikiran tentang…”, ”Aku belum yakin tentang ini, tapi…”.
3. Cara mudah menghabiskan waktu dan mengatur pikiran
Selama percakapan, mungkin ada saat-saat Anda ingin lebih bijak dan ringkas dengan yang akan Anda katakan, tetapi tidak siap untuk segera berbicara. Dalam situasi ini, Anda dapat ”membeli waktu” dengan memberi tahu orang lain bahwa Anda perlu waktu untuk berpikir. Katakanlah, misalnya, ”Beri saya waktu sebentar, saya ingin menjadi sangat jelas dengan apa yang akan saya katakan ...”, ”Biarkan aku berpikir sejenak…”.
Dalam masyarakat kita yang berorientasi ekstrover, secara sosial tidak selalu diizinkan untuk memiliki periode hening untuk berpikir di tengah percakapan. Namun, dengan memperkenalkan kata pengantar yang menunjukkan bahwa Anda perlu waktu sejenak untuk berpikir, Anda memperoleh izin sosial untuk mengatur pikiran dahulu.
4. Beristirahat selama percakapan panjang
Jika percakapan menjadi panjang dan Anda perlu istirahat, cukup katakan bahwa Anda ingin menggunakan kamar kecil, minum air, atau mengambil sesuatu dari kantor atau mobil Anda, dan akan segera kembali. Lalu luangkan waktu sejenak dalam kesendirian ini, ambil napas panjang. Jika pergi ke kamar kecil, taruh air dingin di wajah Anda atau di belakang leher untuk menyegarkan.
5. Keluar dari percakapan secara diplomatis
Saat Anda siap untuk menyelesaikan percakapan, beritahu rekan Anda bahwa setelah komentar atau pertanyaan berikutnya, Anda harus melakukan sesuatu yang lain. Secara psikologis mempersiapkan orang lain untuk membuat penutup merupakan jalan keluar yang lebih mudah dan anggun.