Kata ”absen” kerap salah digunakan dalam percakapan. Banyak yang memaksudkannya sebagai tanda seseorang hadir dalam perkuliahan, misalnya. Bagaimana sesungguhnya penggunaan yang tepat dari kata ”absen”?
Oleh
Antonius Galih Rudanto
·3 menit baca
Ada dua peristiwa atau cerita yang penulis ingin bagikan. Cerita pertama adalah pengalaman ketika penulis menempuh pendidikan di program studi pendidikan bahasa Inggris pada sebuah universitas swasta di Yogyakarta.
Setiap memasuki ruang kelas dan kemudian duduk di bangku ruang kelas, satu per satu mahasiswa, termasuk penulis, akan dipanggil oleh dosen pengampu mata kuliah. Pak Purba, dosen pengampu mata kuliah Vocabulary, misalnya, akan menyebut atau memanggil nama untuk mengecek kehadiran mahasiswanya.
”Yohanes,” kata Pak Purba.
”Yes, Sir,” jawab Yohanes.
Pak Purba mengangguk, dan kemudian melanjutkan. ”Galih Rudanto,” panggilnya.
Tidak ada sahutan dari sang mahasiswa yang dipanggilnya. Tidak lama kemudian, salah satu temannya mengatakan, ”Galih is absent, Sir.”
”OK, thank you,” kata Pak Purba.
Ya, salah satu mahasiswa, sebut saja Galih, memang tidak hadir atau absent dalam perkuliahan hari itu tanpa ada keterangan lebih lanjut. Bisik-bisiknya ia sedang ada masalah dengan pacarnya.
Cerita kedua adalah peristiwa harian di sebuah perusahaan swasta saat para karyawan pulang kerja pukul 17.00. Beberapa karyawan antre menempelkan kartu identitas pada mesin pencatat jam masuk kantor dan pulang kantor. Banyak orang menyebutnya ”mesin absensi”.
”Absen dulu woi, kamu, kan, belum absen,” kata salah satu karyawan.
”Oh, iya, hampir lupa absen, terima kasih,” balas temannya setelah diingatkan untuk menempelkan kartu identitas agar data kehadirannya terekam.
Banyak dari kita masih sering keliru dalam menggunakan kata absen. Kita sering mendengar dan bahkan tanpa sadar mengucapkan kata absen yang dipahami sebagai tanda kehadiran.
”Absen dulu sana”, ”Kamu sudah absen belum?”, ”Maaf terlambat datang ke pemakaman, tadi absen sebentar di kantor pakai sistem finger print”, ataupun ”Duh, lupa, aku belum absen, gimana nih”.
Apa sebenarnya arti absen? Mari kita bahas arti kata absen-absent-absens, mulai dari bahasa Indonesia, bahasa Inggris, hingga bahasa Latin.
Kata absen, menurut KBBI, bermakna ’tidak masuk (sekolah, kerja, dan sebagainya); tidak hadir’. Absen berdiri sebagai kata kerja. Namun, di KBBI tidak ada keterangan dari mana kata ini berasal, tetapi bolehlah dikira-kira, kata ini diserap dari bahasa Inggris.
Adapun dalam kamus bahasa Inggris, absent berdiri sebagai kata sifat (ada perbedaan berdasarkan kategori kata, mungkin sebaiknya KBBI merevisi absen sebagai kata sifat, alih-alih kata kerja, sesuai asal kata yang diserap. Dalam bahasa Indonesia ada kata turunan mengabsen untuk kata kerja).
Definisinya, absent is not present in a place, at an occasion, or as part of something. Kurang lebih absent diartikan sebagai ’tidak hadir di suatu tempat, pada suatu kesempatan, atau pada suatu hal’.
Menurut Oxford Dictionary of English edisi ketiga tahun 2010, kata absent diambil dari bahasa Latin, absens (adjektiva), yang artinya ’tidak hadir, tidak ada, atau mangkir/tidak datang’.
Kembali ke cerita pertama di atas. Galih memang absen, he is absent, tidak ada di kelas tanpa keterangan, atau tidak hadir di kampus, mangkir. Itu merupakan contoh penggunaan kata absen yang tepat dalam kalimat.
Lalu, bagaimana dengan kata absen dalam cerita kedua atau dalam kalimat-kalimat ini, ”Kamu sudah absen belum?”, ”Yuk, kita absen dulu biar enggak lupa”, ”Absen dulu sana?”
Jelas, kalimat-kalimat itu merupakan contoh penggunaan kata absen yang salah kaprah, sungguh keliru, dan jauh dari kenyataan karena faktanya para karyawan perusahaan itu hadir untuk bekerja pada hari itu. Mereka tidak mangkir, mereka masuk kerja di kantor.
Sesederhana itu. Jadi, jangan keliru lagi, ya, para pembaca budiman. Kita hadir, datang, ada, dan tidak absen, tidak pula mangkir. ”Jangan (salah dengan kata) absen.”