Fikri/Bagas terus meniti jalan untuk lolos ke Olimpiade Paris 2024. Final di Swiss Terbuka menambah peluang tersebut.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
BASEL, SABTU — Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana terus meniti langkah untuk menjadi ganda putra kedua Indonesia yang bisa tampil di Olimpiade Paris 2024. Final yang dicapai dalam turnamen Swiss Terbuka sedikit demi sedikit memperbesar peluang mereka untuk menjadi olimpian.
Final di St Jakobshalle, Basel, yang berlangsung pada Minggu (24/3/2024) dijalani Fikri/Bagas setelah mengalahkan rekan mereka, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin, di semifinal. Fikri/Bagas menang dengan skor 21-19, 21-15.
Dalam perebutan gelar juara, Fikri/Bagas akan berhadapan dengan Ben Lane/Sean Vendy (Inggris) yang mengalahkan wakil Indonesia lainnya, Sabar Karyaman Gutama/Mohammad Reza Pahlevi Isfahani, 20-22, 21-8, 21-15. Fikri/Bagas kalah pada satu pertemuan sebelumnya dengan Lane/Vandy yang terjadi tiga tahun lalu pada babak kedua Hylo Terbuka di Jerman.
Setelah tersingkir pada babak pertama di Perancis Terbuka dan bertahan hingga perempat final All England, Fikri/Bagas memanfaatkan kesempatan yang lebih terbuka di Swiss. Ganda putra peringkat delapan teratas dunia tak ikut bersaing hingga mereka ditempatkan sebagai unggulan pertama. Mereka memenangi empat babak, masing-masing dalam dua gim.
Perjalanan tersebut merupakan upaya Fikri/Bagas untuk menjadi ganda putra kedua Indonesia yang bisa bersaing di Olimpiade Paris 2024 pada 26 Juli-11 Agustus. Satu tiket telah berada di tangan dengan adanya Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang menempati posisi ketujuh daftar ranking kualifikasi Olimpiade.
Fikri/Bagas berpeluang menambah jatah ganda putra Indonesia jika bisa menaikkan posisi mereka, dari urutan kesembilan ke jajaran delapan besar, dalam daftar peringkat kualifikasi yang akan dikeluarkan BWF pada 30 April.
Pesaing terdekat mereka adalah ganda putra China, Liu Yu Chen/Ou Xuan Yi, yang menempati ranking kedelapan. Liu/Ou harus mempertahankan posisi tersebut dengan target yang sama seperti Indonesia, yaitu mendapat dua tiket ganda putra di Paris 2024. Saat ini, Liu/Ou unggul 3.329 poin, setara dengan poin yang didapat saat memenangi perempat final turnamen level Super 300, seperti Swiss Terbuka.
Lee Yang/Wang Chi Lin juga harus diwaspadai. Jangan sampai mereka menyodok ke jajaran delapan besar. Intinya, posisi akhir akan ditentukan dalam persaingan di Kejuaraan Asia.
Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri PP PBSI Bambang ”Rudy” Roediyanto mengatakan, berdasarkan hitungan matematis, peluang Fikri/Bagas akan sangat besar jika dia menjuarai Swiss Terbuka dan (minimal) mencapai perempat final Kejuaraan Asia di Ningbo, China, pada 9-14 April. Kejuaraan Asia yang levelnya setara dengan turnamen Super 1000 adalah kejuaraan terakhir di zona Asia pada masa kualifikasi.
Namun, seperti dikatakan Rudy dan pelatih ganda putra, Aryono Miranat, nasib Fikri/Bagas akan bergantung pula pada perjalanan Liu/Ou di Kejuaraan Asia. Mereka diprediksi akan berjuang mati-matian di ajang tersebut karena tak tampil di Swiss dan mendapat hasil buruk di Eropa. Liu/Ou tersingkir pada babak kedua di Perancis Terbuka dan All England.
”Lee Yang/Wang Chi Lin juga harus diwaspadai. Jangan sampai mereka menyodok ke jajaran delapan besar. Intinya, posisi akhir akan ditentukan dalam persaingan di Kejuaraan Asia. Fikri/Bagas harus menjaga fokus dan tetap semangat karena peluang masih terbuka,” kata Aryono.
Lee/Wang adalah ganda putra Taiwan peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 yang berada di posisi kesepuluh ranking kualifikasi. Mereka hanya tertinggal 771 poin dari Fikri/Bagas. Beruntung, dalam persaingan di Swiss, Lee/Wang tersingkir pada perempat final.
Dalam semifinal sesama Indonesia pada nomor ganda putri, Lanny Tria Mayasari/Ribka Sugiarto mengalahkan Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti, 13-21, 21-10, 23-21. Setelah posisi berimbang pada dua gim pertama, persaingan di gim ketiga berlangsung dalam momentum yang selalu berubah.
Apriyani/Fadia unggul lebih dulu 10-5, lalu tertinggal 10-11. Setelah itu, Lanny/Ribka lebih cerdik dalam mencari celah lapangan agar pukulan mereka tak terjangkau lawan. Lanny/Ribka pun mendapatkan match point pertama pada skor 20-18.
Apriyani/Fadia menggagalkan match point itu dengan merebut tiga poin beruntun dan berbalik membuat match point, 21-20. Namun, momentum kembali berbalik menjadi milik rekan latihan mereka di pelatnas dan kali ini tak bisa dihentikan Apriyani/Fadia.
Final melawan Hsu Ya Ching/Lin Wang Ching menjadi final pertama Lanny/Ribka pada turnamen di atas level Super 100. Lanny/Ribka memiliki dua gelar juara dari Indonesia Masters I dan II pada 2023 yang berlevel Super 100.
”Pada pertandingan tadi, kami tidak terburu-buru menyerang dan lebih mengantisipasi pukulan drive mereka. Target kami di sini adalah meningkatkan fokus dan konsisten dalam bermain pada situasi apa pun,” tutur Ribka.
Sementara di tunggal putri, Gregoria Mariska Tunjung berhasil melaju ke final setelah mengalahkan tunggal Jepang, Nozomi Okuhara dengan skor 21-15, 21-17. Di partai puncak, Gregoria akan berjumpa juara All England asal Spanyol, Carolina Marin, yang di semifinal menyingkirkan Tomoka Miyazaki (Jepang), dengan skor 21-18, 21-12.