Tak ”Puasa” Latihan untuk Jadi Juara
Para atlet di Aceh dan Sumatera Utara fokus berlatih meski menjalani ibadah puasa demi meraih target juara di PON 2024.
Atlet PON Provinsi Aceh sedang berlatih angkat besi di pusat pelatihan di Banda Aceh, Selasa (12/3/2024), untuk bersiap ikut PON September 2024.
Tak ada istilah libur bagi para atlet demi mengejar target juara. Ibadah puasa pun tak menjadi alasan mengurangi porsi latihan. Keringat tetap mengucur di lapangan.
Indah Desideria (24) menyeka keringat yang membasahi wajah. Beberapa kali angkatannya gagal. Kali ini ia berusaha fokus agar beban angkatan mencapai target.
”Masih ada waktu untuk memperbaiki,” kata Indah saat ditemui di pusat pelatihan atlet angkat besi Banda Aceh, Aceh, Selasa (12/3/2024) sore.
Baca juga: Kejar Tayang ”Venue” PON 2024
Sang lifter muda itu mengakui, beban angkatannya masih berubah-ubah. Meski tengah menjalani ibadah puasa, Indah bertekad tetap maksimal berlatih.
Untuk menghindari dehidrasi, jadwal latihan digeser. Dari biasanya pagi dan sore menjadi sore menjelang waktu berbuka puasa dan malam seusai shalat Tarawih.
Saat masuk ke pusat pelatihan daerah (pelatda) untuk proyeksi atlet PON 2024, dirinya sangat bahagia. Jika lolos, ini menjadi PON pertama yang bakal diikutinya. Dia akan turun pada kelas 55 kilogram.
”Saya harus berlatih keras agar terpilih karena nama-nama yang akan didaftarkan ke PON belum final,” ujar Indah.
Ada panggilan kuat untuk melambungkan nama Aceh di panggung PON. Karena itulah, Indah tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan.
Sejumlah lifter lainnya juga giat berlatih menjelang saat berbuka puasa. Mereka dilatih Effendi Eria, mantan lifter Aceh, dan Sori Enda Nasution, pelatih lifter nasional. Aceh menjadikan angkat besi sebagai cabang olahraga unggulan. Dari cabang ini ditargetkan mendapatkan lima medali emas.
Saya harus berlatih keras agar terpilih.
Pelatih angkat besi, Effendi Eria, memutuskan tidak meliburkan atlet selama Ramadhan. Ia ingin mengoptimalkan waktu yang tersisa untuk memperbaiki rekor mereka. Itu salah satu upaya agar tim angkat besi Aceh yang berkekuatan 26 lifter bisa meraih lima emas dari 20 kelas pertandingan.
Target itu lebih tinggi dari capaian tim angkat besi Aceh di PON 2021, yaitu dua emas, masing-masing dari lifter M Zul Hilmi di kelas 96 kg dan lifter putri Nurul Akmal di kelas +87 kg. Sejatinya, target itu tidak mudah mengingat ketatnya persaingan di angkat besi.
Baca juga: ”Venue” PON di Aceh, Rampung Kapan?
Dengan persiapan optimal sejak jauh hari dan motivasi besar para atlet, para lifter ”Tanah Rencong” diyakini bisa merealisasikan target tersebut. ”Selain Zul Hilmi dan Nurul Akmal, ada beberapa lifter lain yang kami andalkan untuk memenuhi target tersebut,” ujar Effendi di sela-sela memimpin latihan.
Semangat luar biasa
Semangat luar biasa juga ditunjukkan pula oleh kontingen Sumut. Puasa bukan penghalang bagi pebulu tangkis Sumut menjalani pemusatan latihan. Seusai menunaikan puasa dan shalat Tarawih, atlet dan pelatih langsung berlatih intensif di GOR Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Sumut di Kabupaten Deli Serdang.
Mereka memulai latihan dengan program peningkatan fokus dan ketangkasan. Latihan dilakukan dengan pukulan-pukulan cepat dan keras guna meningkatkan kembali konsentrasi atlet setelah puasa seharian. Selama Ramadhan, jadwal latihan digeser ke pukul 21.00 hingga pukul 23.00. Di luar itu, ada latihan fisik pukul 09.00-pukul 11.30 dan latihan teknik pukul 17.00-pukul 19.30.
”Sudah satu setengah tahun kami mengikuti pelatda dengan sangat intensif. Kami bertekad mendapat medali di PON kali ini. Apalagi Sumut tuan rumahnya,” ujar pebulu tangkis Sumut, Muhammad Tri, ditemui di lokasi latihan, Kamis (14/3/2024) malam.
Pelatih Kepala Tim Bulu Tangkis Sumut Tedi Handoko mengatakan, Sumut sudah lama tidak mendapatkan medali bulu tangkis PON. Berdasarkan data yang dihimpun Kompas, Sumut terakhir kali memboyong medali bulu tangkis PON melalui Indra Bagus Ade Candra yang meraih perunggu tunggal putra dalam PON Kalimantan Timur 2008.
Baca juga: Penantian Panjang Sumut Menjadi Tuan Rumah
Karena itu, PON kali ini akan dijadikan momentum kebangkitan bulu tangkis Sumut. Mereka ingin mengakhiri paceklik medali di ”rumah sendiri”. Demi mewujudkan target tersebut, Sumut menyiapkan delapan atlet putra dan delapan atlet putri. Mereka telah mengikuti pelatda penuh sejak September 2022.
Beberapa atlet Sumut berlabel nasional, seperti pebulu tangkis putri Nurul Tetra Junia Matondang, berlatih di klubnya, PB Djarum, di Kudus, Jawa Tengah. Menurut dia, Sumut fokus membina atlet lokal. Tidak ada program membeli atlet dari daerah lain. Justru pembinaan jangka panjang dikejar ketimbang beli atlet demi medali.
Tantangan terbesar tim bulu tangkis dari luar Pulau Jawa adalah jam terbang.
Dengan kekuatan itu, Sumut mengincar medali dari nomor tunggal putri, ganda putri, ganda putra, dan ganda campuran. Pada PON sebelumnya di Papua 2021, capaian terbaik Sumut melalui tim beregu yang menembus delapan besar. Untuk tunggal dan ganda, capaian terbaik wakil Sumut adalah 16 besar.
Tedi optimistis Sumut bisa melakukan lompatan besar dalam PON kali ini. ”Tantangan terbesar tim bulu tangkis dari luar Pulau Jawa adalah jam terbang. Tetapi, dengan persiapan matang, motivasi besar, dan dukungan masyarakat, saya percaya pebulu tangkis Sumut bisa bersaing dengan atlet-atlet dari Jawa yang selama ini mendominasi,” kata Tedi.
Makna tuan rumah
Aceh dan Sumut, dua provinsi tetangga di ujung utara Pulau Sumatera ini, sudah lama menanti kesempatan menjadi tuan rumah PON. Sebelumnya, Aceh belum pernah menghelat PON. Ajang olahraga multicabang terbesar yang pernah berlangsung di ”Bumi Serambi Mekkah” hanya Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional 2015 di Banda Aceh. Sebaliknya, Sumut menanti 71 tahun untuk kembali menjadi tuan rumah PON setelah 1953.
Tak pelak, Aceh dan Sumut berusaha sebaik mungkin dalam mempersiapkan PON kali ini. Selain mengincar status sukses penyelenggaraan dan administrasi, hal yang tidak kalah penting adalah memenuhi target sukses secara prestasi. Aceh mengincar 10 besar klasemen perolehan medali, sedangkan Sumut ingin menembus lima besar.
Baca juga: Ekspektasi Sumut Aceh Terbentur Keterbatasan
Itu dipercaya akan menjadi titik balik prestasi olahraga di kedua daerah. Apalagi, PON akan mewariskan sejumlah infrastruktur arena pertandingan bagi daerah untuk mengoptimalkan pembinaan. Kelengkapan itu diharapkan mendukung pembinaan atlet secara jangka panjang. Semoga momentum ini akan terus menggelorakan semangat prestasi.
*Tulisan keenam dari peliputan tematik Menjelang PON 2024.