Barcelona mendominasi Napoli hingga nyaris meraih kemenangan. Namun, satu cela di akhir laga merusak pesta ”Blaugrana”.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
NAPOLI, KAMIS — Pesta Barcelona untuk merayakan kembalinya mereka ke babak 16 besar Liga Champions Eropa buyar setelah tuan rumah Napoli memaksakan hasil imbang 1-1 di Stadion Diego Armando Maradona, Napoli, Italia, Kamis (22/2/2024) dini hari WIB. Hasil imbang ini terasa menyesakkan bagi kubu Barca karena mereka mampu mendominasi laga sekaligus menyulitkan Napoli dalam menciptakan peluang. Victor Osimhen jadi sosok yang paling bertanggung jawab atas batalnya perayaan kemenangan Barca.
Setelah dalam dua kesempatan gagal lolos dari fase penyisihan grup, musim ini Barca menandai kehadiran mereka di kompetisi antarklub Eropa dengan lolos ke babak 16 besar menghadapi wakil Italia, Napoli. Laga ini menyedot perhatian banyak orang karena menjadi pembuktian siapa yang terbaik di antara juara Liga Spanyol dan Liga Italia.
Kami pantas menang, tapi ini adalah Liga Champions. Jika Anda memberi mereka ruang, maka Anda bisa dihukum.
Barca membuktikan diri pantas lolos ke fase gugur dengan mendominasi Napoli yang didukung ribuan suporternya. Pelatih Xavi Hernandez menerapkan formasi 4-3-3. Robert Lewandowski, Pedri, dan Lamine Yamal dipercaya mengisi lini serang.
Ketiga pemain tersebut ditopang bek tengah Andreas Christensen yang kali ini ditempatkan Xavi sebagai gelandang tengah. Di sisi Christensen ada dua gelandang kreatif, Frenkie De Jong dan Ilkay Gundogan, yang bertugas mendistribusikan bola kepada tiga penyerang.
Xavi menginstruksikan para pemainnya untuk menerapkan garis pertahanan medium. Saat bola sudah sedikit melewati garis tengah lapangan, para pemain Barca cenderung melepaskan umpan-umpan panjang kepada Yamal atau Joao Cancelo yang beroperasi di sisi sayap. Upaya ini bertujuan melompati tekanan (pressing) dan garis pertahanan tinggi yang diterapkan Napoli.
Upaya Barca itu berkali-kali menuai hasil positif. Lewandowski, misalnya, sempat menciptakan peluang emas dari jarak dekat seusai menerima bola kiriman Cancelo yang merangsek masuk dari sisi kiri. Akan tetapi, kiper Napoli, Alex Meret, tampil gemilang di laga ini dengan berkali-kali mementahkan upaya Lewandowski. Meret total melakukan lima penyelamatan penting sepanjang pertandingan.
Merespons serangan bertubi-tubi Barca, para pemain Napoli kemudian bertahan dengan kecenderungan merapat ke tengah. Situasi ini kurang ideal bagi para penyerang Barca karena mereka sulit mendapatkan ruang tembak yang leluasa. Barca total melesakkan 12 tembakan, yang tujuh di antaranya dilakukan dari dalam kotak penalti.
Ketujuh upaya tembakan Barca dari dalam kotak penalti itu relatif mudah dimentahkan Meret. Ini pula yang menyebabkan angka gol yang diharapkan (expected goal/xG) Barca tergolong kecil, yaitu 0,72. Menurut catatan Opta, nilai xG ini merupakan yang terendah bagi Barca dalam satu pertandingan di musim ini. Jumlah itu berbanding terbalik dengan nilai xG Napoli yang besar, 0,92, meski hanya satu kali melakukan tembakan tepat sasaran.
Satu tembakan tepat sasaran Napoli itu dicatatkan Osimhen yang mencetak gol penyeimbang 15 menit sebelum waktu normal usai. Osimhen sukses melewati penjagaan ketat Inigo Martinez sehingga tinggal berhadapan satu lawan satu dengan kiper Marc-Andre ter Stegen.
Peluang berbahaya dari Osimhen ini menyebabkan nilai xG Napoli lebih besar dari Barca, kendati mencatatkan peluang lebih sedikit. Inilah satu cela Barca yang menyebabkan mereka harus puas menerima hasil imbang. Padahal, nyaris sepanjang laga Barca sukses meredam serangan-serangan Napoli berkat ketangguhan Christensen dalam memenangi duel perebutan bola di lini tengah.
”Kami pantas menang, tapi ini adalah Liga Champions. Jika Anda memberi mereka ruang, maka Anda bisa dihukum. Sayang sekali hasilnya tidak mencerminkan permainan. Tapi, saya puas karena kami menerapkan apa yang telah kami kerjakan. Saya bangga dengan citra yang diberikan skuad. Kami siap bersaing di pertandingan kedua nanti,” ujar Xavi, dikutip dari laman UEFA.
Sempat bahagia
Xavi sempat bahagia saat Lewandowski mencetak gol pembuka yang memecah kebuntuan Barca. Gol itu lahir dari kecerdikan pemain muda, Pedri, dalam melihat posisi Lewandowski yang tanpa pengawalan ketat bek Napoli. Lewandowski menunjukkan kualitasnya sebagai predator di kotak penalti lawan. Dalam situasi ruang tembak yang sempit, ia mampu menemukan celah untuk menembak secara akurat.
Gol tersebut menjadikan Lewandowski sebagai pencetak gol tertua Barca (35 tahun 184 hari) di fase gugur Liga Champions. Rekor sebelumnya dipegang Lionel Messi (33 tahun 259 hari) saat menghadapi Paris Saint-Germain pada 2021.
Kebahagiaan Xavi tidak bertahan lama setelah Osimhen mencetak gol penyeimbang 15 menit kemudian. Para pemain Barca yang sudah bersiap merayakan pesta kemenangan kembalinya mereka ke fase gugur setelah dua tahun absen kemudian tertunduk lesu. Gol Osimhen benar-benar menjadi pukulan telak bagi Barca karena setelah itu Napoli mengambil alih kontrol pertandingan.
”Masih banyak yang harus kami perbaiki. Tapi, saya mengucapkan selamat kepada para pemain atas penampilan ini. Kami berjuang, kami menjalani babak kedua dengan baik dan 15 menit terakhir yang hebat,” kata Pelatih Napoli Francesco Calzona.
Hasil imbang ini sudah cukup memuaskan bagi Napoli yang 48 jam sebelumnya menunjuk Calzona sebagai pelatih baru. Napoli memecat Pelatih Walter Mazzari menyusul hasil mengecewakan yang mereka raih. Mazzari memimpin Napoli dalam 17 pertandingan. Dari 17 pertandingan itu, Napoli hanya mampu meraih enam kemenangan, tiga hasil imbang, dan delapan kali kalah. (AFP)