Tak Ada yang Mustahil bagi Indonesia
Optimisme memayungi skuad Indonesia menjelang menghadapi Jepang, Rabu. ”Garuda” menjalani misi merebut satu poin.
DOHA, KOMPAS — Melawan Jepang pada laga pamungkas Grup D Piala Asia 2023, Rabu (24/1/2024) pukul 18.30 WIB, di Stadion Al Thumama, Doha, Qatar, akan menjadi kesempatan bagi Indonesia membuktikan tidak ada yang mustahil di sepak bola. Keyakinan untuk meraup poin dari Jepang pun mengemuka di antara anggota skuad ”Garuda”.
Pada Minggu (21/1/2024), Pelatih Indonesia Shin Tae-yong memberikan istirahat kepada skuadnya dari sesi latihan di pusat latihan Lapangan Al Egla, kota Lusail. Sebagai gantinya, 26 pemain Indonesia hanya menjalani latihan fisik di pusat kebugaran hotel dan rapat tim untuk membahas persiapan taktik menghadapi Jepang.
Rapat tim itu dilakukan dengan mengevaluasi performa tim pada laga melawan Vietnam melalui tayangan video. Selain melakukan evaluasi performa sendiri, Indonesia juga mempelajari permainan Jepang melalui video pertandingan tim berjuluk ”Samurai Biru” itu menghadapi Vietnam dan Irak.
Asnawi Mangkualam dan kawan-kawan akan kembali latihan di Lapangan Al Egla pada Senin (22/1/2024). Berbeda dengan sesi latihan selama ini yang berlangsung mulai pukul 17.00 waktu setempat, demi menghadapi Jepang, Shin mengagendakan jadwal latihan, termasuk sesi latihan resmi, Selasa (23/1/2024), pada pukul 14.00 waktu setempat.
Baca juga: Beragam Pengorbanan demi ”Garuda” di Dada
Perubahan waktu latihan itu untuk membiasakan diri dengan masa pertandingan kontra Jepang yang menjalani sepak mula pada pukul 14.30 waktu setempat. Selama perhelatan Piala Asia 2023, pada waktu bertanding itu suhu rata-rata 23 derajat celsius.
Suhu itu lebih tinggi dibandingkan dengan 20 derajat celsius yang dirasakan skuad Garuda saat menjalani dua laga awal Grup D. Apalagi, pada sore hari angin bertiup kencang sehingga suhu yang terasa jauh lebih dingin dibandingkan dengan yang tercatat dalam data temperatur.
Hokky Caraka, penyerang timnas Indonesia, mengatakan, fokus untuk menghadapi Jepang telah dilakukan sejak Sabtu (20/1/2024) atau setelah Indonesia menumbangkan Vietnam, Jumat (19/1/2024). Kemenangan atas Vietnam, lanjutnya, menyuntikkan motivasi besar untuk mengejar poin di laga pamungkas melawan Jepang.
Kami akui Jepang adalah tim yang sangat kuat. Tetapi, kita optimistis bisa menahan mereka.
”Kami akui Jepang adalah tim yang sangat kuat. Tetapi, kita optimistis bisa menahan mereka,” kata Hokky, Minggu, di Doha.
Baca juga: “Tangan Sakti” Ernando Ari
Indonesia memang hanya menargetkan satu poin untuk memastikan takdir sendiri demi lolos ke fase gugur Piala Asia 2023. Dengan hasil imbang pada duel kontra Jepang, Indonesia akan menyegel satu tempat sebagai peringkat ketiga terbaik.
Apabila menjadi salah satu tim peringkat ketiga terbaik, Indonesia berpeluang menghadapi tim tuan rumah Qatar sebagai juara Grup A atau juara Grup B yang berpeluang dihuni Australia atau Uzbekistan.
Mencari celah
Meskipun mengincar raihan satu poin, Hokky memastikan, skuad Garuda tidak hanya berpikir untuk bertahan dan menghalau serangan Jepang. Indonesia, ucap penyerang PSS Sleman itu, juga bertekad untuk mengejutkan pemilik empat gelar juara Piala Asia itu.
“Dari pertandingan melawan Vietnam dan Irak, Jepang juga memiliki celah. Kami akan berusaha untuk memanfaatkan celah itu,” kata Hokky yang tampil sekitar 30 menit pada duel menghadapi Vietnam.
Baca juga:Kalahkan Vietnam, Indonesia Bangun dari Mimpi Buruk Ganda
Shin mengatakan, evaluasi dilakukan untuk meningkatkan performa timnya. Dua pertandingan yang telah dijalani tim Indonesia di Piala Asia, kata juru taktik asal Korea Selatan itu, memberikan pengalaman yang besar.
“Kami menampilkan performa yang berbeda pada dua babak menghadapi Vietnam. Itu menunjukkan tim muda ini masih minim pengalaman tampil di level tinggi. Tetapi, saya yakin performa semua pemain akan meningkat di gim menghadapi Jepang,” tutur Shin.
Laga di Stadion Al Thumama itu adalah pertemuan pertama Indonesia dengan Jepang di turnamen resmi sejak pergantian milenium. Terakhir, kedua tim berduel pada Kualifikasi Piala Dunia 1990 pada 11 Juni 1989. Kala itu, Indonesia tumbang, 0-5, dari Jepang di Stadion Nasional Nishioka, Tokyo.
Adapun dalam sejarah pertarungan kedua tim, Indonesia hanya tiga kali menghadapi Jepang di tempat netral dengan hasil sekali menang dan dua kali tumbang. Pada Asian Games Manila 1954, Indonesia melibas Jepang, 5-3.
Baca juga: ”Final” Asia Tenggara di Panggung Asia
Kemudian, Garuda ditaklukkan Jepang, 1-2, pada Asia Games Bangkok 1970. Indonesia juga tak berdaya dari Jepang saat dihancurkan, 0-6, pada ajang Merdeka Games Malaysia 1976.
Bob Hippy, mantan pemain nasional dan pengurus PSSI, menganggap Piala Asia 2023 adalah momentum Indonesia untuk membuktikan peningkatan kualitas tim nasional. Menurut dia, keberhasilan menaklukan Vietnam di ajang Asia adalah sinyal positif bahwa performa skuad Garuda sudah membaik.
“Patokan utama kita masih dengan pesaing di Asia Tenggara, seperti Thailand, Vietnam, dan Malaysia. Dalam sepak bola segalanya mungkin terjadi, itu juga berlaku di laga melawan Jepang. Tetapi, apapun hasil di duel kontra Jepang nanti, tim ini sudah membuktikan adanya peningkatan level bersama Shin,” tutur Bob yang menyaksikan langsung laga Indonesia di Qatar.
Meskipun memiliki level di atas Indonesia, Jepang tidak ingin meremehkan Garuda. Pelatih Jepang Hajime Moriyasu menuturkan, skuadnya mempersiapkan diri sebaik mungkin dan wajib tampil dengan performa terbaik untuk mengemas tiga poin pada laga pamungkas kontra Indonesia.