Ernando Ari menyamai prestasi idolanya, Hendro Kartiko, untuk jadi kiper Indonesia tak kebobolan dalam laga Piala Asia.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR dari Doha, Qatar
·4 menit baca
Masa perpanjangan waktu babak kedua yang ditentukan selama 10 menit sudah melewati batas. Vietnam mendapat peluang tendangan bebas dari sisi kanan kotak penalti Indonesia. Gelandang pengganti, Vu Van Thanh, bersiap mengeksekusi kesempatan untuk mencetak gol penyama kedudukan bagi timnya.
Bola disepak Van Thanh ketika waktu menunjukan menit ke-10 lewat 13 detik. Arah bola langsung mengarah ke sisi pojok kanan gawang Indonesia. Dengan cermat kiper Indonesia, Ernando Ari, menepis bola sebelum masuk ke dalam gawang. Bola dihalau kiper Persebaya Surabaya itu ke atas mistar gawang.
Momen tendangan bebas itu membuat sekitar 5.500 pendukung Indonesia yang memadati Stadion Abdullan bin Khalifa, Doha, Qatar, Jumat (19/1/2024), merasa tegang. Akan tetapi, ketika Ernando melakukan penyelamatan gemilang, gemuruh tercipta di stadion dengan memberikan tepuk tangan apresiasi atas performa pemain bernomor punggung 21 itu.
Ernando memang bukan satu-satunya pemain Indonesia yang tampil gemilang. Tanpa menepikan kontribusi 14 rekannya yang tampil untuk menumbangkan Vietnam, 1-0, di laga kedua Grup D Piala Asia 2023, tetapi Ernando memang pantas diberikan apresiasi besar.
Pasalnya, ia mampu menjaga gawang Indonesia nirbobol. Capaian itu adalah sebuah peningkatan besar setelah Indonesia kemasukan 14 gol pada empat laga terakhir yang terdiri dari 2 gim uji coba kontra Libya, 1 laga ekshibisi lawan Iran, serta pertandingan perdana Piala Asia 2023 kontra Irak.
Ernando juga mencatatkan diri sebagai kiper kedua Indonesia yang menjaga gawangnya tidak kemasukan pada pertandingan di ajang Piala Asia. Capaian itu pertama kali ditorehkan oleh legenda Indonesia, Hendro Kartiko, pada laga pertama Indonesia di Piala Asia Lebanon 2000. Kala itu, Indonesia menahan imbang Kuwait, 0-0.
Ernando juga mencatatkan diri sebagai kiper kedua Indonesia yang menjaga gawangnya tidak kemasukan pada pertandingan di ajang Piala Asia.
”Kemenangan ini hasil kerja keras bersama. Kami sama-sama menyiapkan diri untuk menjalankan peran permainan yang direncanakan pelatih,” ucap Ernando yang enggan menganggap dirinya memiliki kontribusi lebih besar dibandingkan dengan rekan-rekannya di laga melawan Vietnam.
Meski begitu, pakar teknis Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) memilih Ernando sebagai pemain terbaik di laga itu. Mereka menganggap kiper berusia 21 tahun itu adalah kunci dari permainan rapi dan tanpa cela lini pertahanan Indonesia. Tidak hanya penyelamatannya, Ernando juga bisa melakukan manajemen pertahanan yang baik dengan rekan setim di depannya.
Menurut laman statistik Sofascore, Ernando juga mendapat angka tertinggi di skuad Indonesia. Penampilannya didapuk nilai 7,5.
Tiga penyelamatan
Selama 90 menit berlaga, Ernando melakukan tiga penyelamatan penting untuk tim ”Garuda”. Selain sepakan bebas di pengujung laga, Ernando juga melakukan dua penyelamatan penting lainnya.
Pertama, ia menghalau sundulan pemain sayap Vietnam, Pham Xuan Manh, di dalam kotak penalti Indonesia. Itu adalah tembakan tepat sasaran pertama ”Pasukan Bintang Emas”, julukan Vietnam, di derbi Asia Tenggara itu.
Selanjutnya, ketika babak kedua baru berjalan 3 menit, Ernando bisa menepis sepakan pemain pengganti Vietnam, Khuat Van Khang. Peluang itu menjadi penanda bagi permainan menyerang yang diterapkan Vietnam di babak kedua.
Meski hanya memiliki tinggi 1,78 meter—tidak tinggi untuk posisi penjaga gawang—Ernando bisa menutupi itu dengan penempatan posisi yang bagus. Itu membuatnya bisa menjangkau sepakan pemain-pemain lawan serta membantu hadirnya keputusan-keputusan baik demi menghalau serangan lawan.
Salah satu indikasi kemampuan itu adalah catatan 100 persen memenangi duel udara yang dikoleksi Ernando pada duel kontra Vietnam. Ia mampu menangkap dan meninju bola untuk menghindari pemain Vietnam melakukan sundulan di kotak penalti Garuda.
Selain itu, Ernando juga melakukan aksi tinjuan untuk membuang bola pada situasi bola mati Vietnam sebanyak dua kali. Bola sapuan Ernando pun ke arah yang sulit untuk dijangkau pemain Vietnam sehingga aksinya itu membuat gawang Indonesia aman. Hal itu disebabkan kemampuan Ernando untuk membaca permainan dengan baik.
Tak hanya dalam tugas menjaga gawang, Ernando juga berperan baik untuk menjadi opsi operan rekan setimnya dalam proses membangun serangan. Ernando mencatatkan 23 operan yang 17 di antaranya adalah operan jarak jauh.
Meskipun tidak melakukan satu pun kesalahan yang membahayakan gawangnya, Ernando masih perlu meningkatkan akurasi operannya. Sebab, ia hanya mencatatkan 39 persen operan berhasil selama gim melawan Vietnam.
Adapun jika hanya menghitung jumlah operan jauh, persentase akurasi itu menurun drastis. Ernando cuma mampu melakukan 18 persen operan jauh sukses. Operan yang gagal mengarah ke pemain Indonesia lainnya mayoritas terjadi di babak kedua.
Pressing ketat pemain Vietnam sejak sepertiga akhir pertahanan Indonesia membuat opsi operan pendek Ernando berkurang. Itu menyebabkannya lebih sering langsung melepaskan operan jauh ke garis tengah lapangan.
Keputusan Ernando itu sempat ditegur oleh pelatih kiper Indonesia, Kim Bong-soo. ”Nando, Nando,” teriak Kim beberapa kali di babak kedua sembari memberikan gestur agar memintanya memberikan operan-operan mendatar bukan bola lambung di udara.
Di menit ke-62, ketika laga sempat dihentikan untuk perawatan medis kepada pemain Vietnam, Ernando berkomunikasi kepada Kim yang berada di sisi lapangan.
”Aku mau begitu (oper pendek), tetapi tidak ada opsi,” katanya kepada Kim. Eks kiper klub Korea Selatan, Ulsan Hyundai, itu merespons dengan memberikan semangat kepada Ernando dan memberinya tanda jempol sebelum pertandingan dimulai kembali.
Performa tangan sakti Ernando amat dibutuhkan Indonesia ketika melawan Jepang demi menyegel tiket ke fase gugur. Jika sejarah itu tercipta, Ernando layak dianggap sebagai salah satu kiper terbaik dalam sejarah timnas Indonesia.