Setelah tampil di China Masters, pebulu tangkis top dunia akan menghadapi persaingan Final BWF World Tour. Enam wakil Indonesia akan bersiap dalam waktu dua pekan untuk ajang besar BWF pada akhir 2023 tersebut.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
SHENZHEN, MINGGU — Berakhirnya turnamen bulu tangkis China Masters, Minggu (26/11/2023), menandai berakhirnya fase pengumpulan poin ranking untuk lolos ke ajang Final BWF World Tour di Hangzhou, China. Sebanyak empat wakil, dari empat nomor, mendapat tiket terakhir untuk melengkapi daftar pemain yang lolos lebih dulu ke Hangzhou.
Di antara mereka, yang lolos pada kesempatan terakhir melalui China Masters adalah ganda putra Indonesia, Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri. Mereka bersaing dengan Lee Yang/Wang Chi Lin (Taiwan) untuk memperebutkan tempat terakhir nomor ini.
Bagas/Fikri, yang tersingkir pada babak pertama, akhirnya lolos karena Lee/Wang tersingkir pada semifinal. Padahal, mereka memiliki syarat harus juara jika ingin tampil di Final BWF.
Selain Bagas/Fikri, Indonesia akan diwakili Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dari ganda putra pada persaingan yang akan berlangsung pada 13-17 Desember 2023. Selain itu, pemain Indonesia lainnya yang lolos adalah Jonatan Christie, Anthony Sinisuka Ginting, Gregoria Mariska Tunjung, dan Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti.
Final BWF adalah ajang puncak dari rangkaian turnamen BWF World Tour selama setahun. Mereka yang berhak tampil dalam turnamen ini adalah delapan wakil terbaik dari setiap nomor, termasuk juara dunia 2023.
Poin dihitung dari 14 hasil terbaik sejak Malaysia Terbuka, pada Januari, hingga China Masters. Penghitungan daftar ranking Final BWF tersebut berbeda dengan ranking dunia yang poinnya dikumpulkan selama 52 pekan ke belakang.
Pemain Korea Selatan, Kim Ga-eun, mendapat peluang besar menjadi tunggal putri terakhir yang akan bergabung di Hangzhou. Seperti disebutkan dalam laman resmi BWF, Kim kemungkinan besar akan masuk daftar peserta untuk menggantikan pemain Jepang, Akane Yamaguchi, yang lolos tetapi masih cedera dan batal tampil di China Masters.
Ganda putri Jepang, Nami Matsuyama/Chiharu Shida, juga melengkapi tujuh wakil yang lolos lebih dulu. Kepastian mereka bergabung bersama Chen Qing Chen/Jia Yi Fan dan kawan-kawan didapat berkat gelar juara China Masters. Dalam final, mereka mengalahkan sesama pemain Jepang, Yuki Fukushima/Sayaka Hirota, 21-18, 21-11.
Sementara kekalahan dari rekan sesama Jepang, Kodai Naraoka, dengan skor 13-21, 13-21, membuat Kenta Nishimoto gagal tampil di Hangzhou. Tiket terakhir tunggal putra akhirnya didapat Anders Antonsen yang akan menjadi salah satu wakil Denmark, selain Viktor Axelsen.
Kemenangan Naraoka dan Matsuyama/Shida membuat Jepang mendapat dua gelar juara dari China Masters, sementara tuan rumah meraih tiga gelar. Chen Yu Fei menjuarai tunggal putri, sementara Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong menjadi yang terbaik di ganda campuran melalui final sesama pemain China. Adapun Liang Wei Keng/Wang Chang menjuarai ganda putra setelah mengalahkan Chirag Shetty/Satwiksairaj Rankireddy (India) 21-19, 18-21, 21-19.
Daftar peserta yang lolos ke Final BWF akan diumumkan secara resmi pada Rabu (29/11/2023) dan konfirmasi dari peserta ditunggu BWF hingga 5 Desember. Atlet yang tidak bisa bertanding akan digantikan oleh pemilik ranking terbaik berikutnya.
Fokus dua pasangan
Untuk menghadapi Final BWF, latihan sektor ganda putra di pelatnas Cipayung, Jakarta, akan fokus untuk membenahi kekurangan Fajar/Rian dan Bagas/Fikri. Pelatih ganda putra Aryono Miranat mengatakan, waktu dua pekan akan digunakan untuk memperbaiki berbagai faktor, terutama meningkatkan kepercayaan diri mereka.
Di satu pertandingan, kepercayaan diri bisa bagus, tetapi di pertandingan berikutnya malah menurun. Dengan kepercayaan diri yang tidak stabil, penampilan juga jadi tidak konsisten.
Buruknya hasil pemain ganda putra Indonesia di China Masters, dinilai Aryono, lagi-lagi, karena kurangnya kepercayaan diri pemain, apalagi saat berada dalam tekanan. ”Di satu pertandingan, kepercayaan diri bisa bagus, tetapi di pertandingan berikutnya malah menurun. Dengan kepercayaan diri yang tidak stabil, penampilan juga jadi tidak konsisten. Saya akan berusaha untuk meningkatkan kembali semangat mereka yang akan tampil di Final BWF,” kata Aryono.
Aryono mencontohkan ketika Bagas/Fikri bisa tampil baik dalam tur di Eropa dengan mencapai final Denmark dan Perancis Terbuka. Namun, setelah tersingkir pada babak pertama Kumamoto Masters, mereka juga kalah lagi babak pertama China Masters.
Pelatih tunggal putra Irwansyah akan fokus pada intensitas latihan untuk Anthony dan akan mengamati lebih dulu kondisi Jonatan yang mengalami cedera kaki kiri. Anthony kalah dari Lin Chun Yi (Taiwan) pada babak kedua China Masters, sementara Jonatan batal tampil karena cedera.
”Waktu melawan Loh Kean Yew di babak pertama, pola permainan Ginting yang sebenarnya bisa muncul. Namun, untuk bisa kembali ke penampilan terbaik seperti dulu, persiapannya memang kurang maksimal karena ada kendala pada lutut. Setelah lututnya membaik, porsi latihan akan ditingkatkan agar kecepatannya bisa kembali,” tutur Irwansyah.
Sejak turnamen digelar pada 2008 dengan nama berbeda, hanya pemain ganda putra yang pernah meraih gelar untuk Indonesia. Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan juara pada 2013, 2015, dan 2019, sementara Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon menjuarai turnamen 2017.