Hasil buruk didapat tim bulu tangkis Indonesia dalam turnamen China Masters. Dari 13 wakil, hanya ada dua ganda putra yang lolos ke perempat final.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
SHENZHEN, KAMIS — Menjelang akhir musim kompetisi 2023, hasil yang didapat tim bulu tangkis Indonesia dalam turnamen BWF World Tour tak juga membaik. Di China Masters, turnamen besar terakhir bagi sebagian besar pemain, atlet Indonesia bertumbangan pada babak kedua.
Tim ”Merah Putih” memiliki sembilan wakil yang tampil di Shenzhen Bay Gymnasium, Kamis (23/11/2023). Hanya dua wakil yang menang.
Mereka yang akan melanjutkan perjalanan di perempat final hanya Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin dan Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan. Adapun pemain-pemain yang tersingkir, di antaranya, Gregoria Mariska Tunjung, Anthony Sinisuka Ginting, Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja, dan Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari, yang membuat Indonesia kehabisan wakil pada nomor tunggal dan ganda campuran.
Kekalahan juga dialami Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, dan Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti. Apriyani/Fadia mundur saat tertinggal 9-16 dari Margot Lambert/Anne Tran (Perancis) karena cedera kaki kanan Apriyani yang belum pulih.
Ganda putri nomor satu dunia itu hadir di China Masters agar mendapat tambahan poin untuk lolos ke Final BWF. Apalagi, undian mempertemukan mereka dengan pemain Indonesia lainnya, Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi, dan Apriyani/Fadia menang walkover (WO). PP PBSI menjelaskan, Febriana/Amalia tak jadi tampil di China karena terkendala masalah visa.
Bagi sebagian besar pebulu tangkis, termasuk atlet Indonesia, China Masters yang berlevel Super 750 menjadi ajang terakhir yang bisa diikuti pada tahun ini. BWF World Tour masih menyisakan dua kejuaraan, salah satunya adalah Syed Modi India International Super 300 , 28 November-3 Desember. Akan tetapi, hanya akan ada empat wakil Indonesia yang bersaing, yaitu Shesar Hiren Rhustavito, Marcus Fernaldi Gideon/Muhammad Rayhan Nur Fadillah, Dejan/Gloria, dan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti.
Setelah itu, ada ajang penutup, Final BWF World Tour, di Hangzhou, China, 13-17 Desember. Namun, turnamen ini hanya diikuti delapan wakil terbaik dari setiap nomor (termasuk juara dunia) berdasarkan performa sepanjang 2023. Setiap negara hanya bisa memiliki dua wakil pada setiap nomor.
Hingga China Masters berlangsung, Indonesia meloloskan lima wakil, yaitu Anthony, Jonatan Christie, Gregoria, Fajar/Rian, dan Apriyani/Fadia. Peluang menambah satu wakil ada pada ganda putra, tetapi ini akan tergantung hasil pemain negara lain, terutama Lee Yang/Wang Chi Lin (Taiwan) dan Liu Yu Chen/Ou Xuan Yi (China).
Bagi Anthony dan Gregoria, kekalahan di Shenzhen menjadi tambahan pekerjaan rumah yang harus diselesaikan sebelum mereka bersaing di Final BWF. Persaingan pada turnamen tersebut akan sangat berat sejak pertandingan pertama dalam penyisihan grup. Anthony, misalnya, akan bersaing dengan pemain top, seperti Viktor Axelsen dan Shi Yu Qi. Adapun pesaing Gregoria, di antaranya, An Se-young, Chen Yu Fei, dan Carolina Marin.
Gregoria tampil baik di Kumamoto Masters, pekan lalu, turnamen yang juga diikuti An, Chen, dan Tai Tzu Ying. Dia menjadi juara dengan lima kemenangan straight sets.
Namun, Gregoria belum bisa mempertahankan permainan level tinggi dalam dua turnamen beruntun. Dia dikalahkan Nozomi Okuhara, 12-21, 21-15, 16-21, pemain Jepang yang dikalahkannya pada babak pertama Kumamoto Masters.
Anthony, bahkan, tak bisa memeragakan performa baik sehari sebelumnya ketika mengalahkan Loh Kean Yew. Saat berhadapan dengan Li Chun Yi, Anthony justru memudahkan pemain Taiwan itu untuk menyerang hingga dia kalah 18-21, 17-21. Ini menjadi hasil buruk beruntun setelah kalah pada babak pertama Kumamoto Masters.
Pemain-pemain ganda campuran Indonesia juga belum bisa unggul atas pemain-pemain unggulan meski bisa memberi perlawanan ketat. Rinov/Pitha dan Dejan/Gloria kalah kelas dibanding pasangan China dan Korea Selatan.
Dua ganda putra Indonesia, Fajar/Rian dan Hendra/Ahsan, tak dapat mengimbangi permainan cepat wakil tuan rumah. Fajar/Rian kalah dari Chen Bo Yang/Liu Yi 11-21, 16-21, sementara Hendra/Ahsan disingkirkan Liang Wei Keng/Wang Chan 17-21, 17-21.
Dibandingkan dengan ganda putra lainnya, Fajar/Rian sebenarnya memiliki waktu persiapan lebih panjang, sekitar sebulan karena mereka absen di Kumamoto Masters. Namun, itu tak menjamin mereka bisa tampil baik.
Dua ganda putra
Harapan akhirnya ada pada ganda putra melalui Leo/Daniel dan Pramudya/Yeremia setelah mereka menyingkirkan pasangan Denmark. Leo/Daniel menyisihkan unggulan keenam, Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen, 21-18, 16-21, 21-11, sementara Pramudya/Yeremia menang atas Rasmus Kjaer/Frederik Soegaard 21-18, 21-16.
Untuk pertama kali, Leo/Daniel mengalahkan Astrup/Rasmussen pada tahun ini setelah kalah pada babak kedua Malaysia Terbuka dan final Hong Kong Terbuka. Tantangan berikutnya datang dari unggulan teratas asal India, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty, yang selalu mengalahkan Leo/Daniel dalam tiga pertemuan.
Pada ketiga pertemuan yang berlangsung tahun ini tersebut, Leo/Daniel bisa membuat pertandingan berjalan tiga gim, tetapi mereka selalu tertinggal jauh pada gim ketiga. ”Serangan pemain India sangat bagus. Kami harus bisa mengantisipasinya dengan pukulan-pukulan awal yang bagus,” kata Daniel.