Kulit telapak kaki kapalan yang robek bukan masalah sepele bagi atlet saat bertanding karena memunculkan rasa perih. Gregoria Mariska Tunjung harus menahannya saat tampil di turnamen China Masters.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
SHENZEN, RABU — Setelah menjuarai turnamen bulu tangkis Kumamoto Masters, Gregoria Mariska Tunjung tampil di China Masters, pekan ini. Turnamen BWF World Tour Super 750 ini menguji konsistensi permainan Gregoria, juga kemampuannya dalam menahan sakit di telapak kaki.
Rasa sakit dialami karena kapalan di bawah ibu jari kedua kakinya robek. Kondisi itu dialami sejak Gregoria tampil pada semifinal Kumamoto Masters, pekan lalu. Rasa perih pun tak terhindarkan.
”Karena belum tumbuh kulit baru, jadi masih terasa cukup perih dan panas. Bagian kulit yang sobek dibalut busa untuk mengurangi rasa sakit saat menapak,” kata Gregoria seusai memenangi babak pertama China Masters di Shenzen Gymnasium, pada Rabu (22/11/2023). Gregoria mengalahkan Busanan Ongbamrungphan (Thailand), dengan skor 21-16, 21-10.
Kapalan ayau penebalan pada telapak kaki dan tangan sering muncul pada atlet bulu tangkis karena intensitas penggunaan bagian tubuh tersebut. Telapak tangan selalu bergesekan dengan grip raket, sedangkan telapak kaki dengan sepatu dan kaus kaki saat harus bergerak dengan cepat di lapangan. Sebelum kulit baru tumbuh kembali untuk menutup kulitnya yang robek, Gregoria pun harus menahan rasa perihnya.
Di Kumamoto, keinginan besar untuk juara mengalahkan rasa sakit dan lawannya yang merupakan tunggal putri peringkat ketiga dunia, Chen Yu Fei. Kemenangan dengan skor 21-12, 21-12 membuat Gregoria menjuarai turnamen level BWF World Tour Super 500 untuk pertama kalinya. Satu gelar juara lain, yang juga didapat pada tahun ini, berasal dari ajang Super 300, yaitu Spanyol Masters.
Meski bermain sambil menahan perih, penampilannya saat melawan Ongbamrungphan jauh lebih baik dibandingkan dengan ketika mereka bertemu pada babak pertama Hong Kong Terbuka, September. Saat itu, permainan berakhir dengan skor ketat dalam tiga gim, 21-17, 18-21, 21-17.
Pada ganda putra, setelah beristirahat dari turnamen selama sebulan, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto kembali bersaing.
Seperti ketika bermain di Kumamoto, Gregoria unggul karena bisa mengontrol permainan sejak awal. Dia berusaha membuka peluang mendapat poin dengan sabar, salah satunya dengan berkali-kali mengarahkan kok ke backhand lawan, lalu mengubahnya menjadi pukulan net. Ongbamrungphan pun mati langkah.
Bergerak lincah
Sepanjang pertandingan, Gregoria tak terlihat seperti sedang menahan sakit di kakinya. Dia bisa bergerak dengan lincah untuk mengembalikan setiap pukulan.
Pada babak kedua, tunggal putri Indonesia peringkat ketujuh dunia itu akan berhadapan dengan Nozomi Okhara (Jepang) yang dikalahkannya pada babak kedua Kumamoto Masters, 21-19, 21-19. ”Saya mau mencoba bermain dengan tidak memikirkan rasa sakit. Saya mau berjuang dengan maksimal karena punya target melakukan yang terbaik di turnamen ini,” kata pemain berusia 24 tahun itu.
Anthony menang
Pada tunggal putra, Anthony Sinisuka Ginting tampil dengan level permainan yang tinggi saat berhadapan dengan Loh Kean Yew (Singapura). Dengan status Anthony sebagai tunggal putra peringkat kedua dunia dan Loh di urutan kesembilan, pertemuan kedua pemain itu menjadi persaingan dua pemain dengan ranking tertinggi pada babak pertama.
Anthony unggul 4-2 dari pertemuan sebelumnya, termasuk menang telak 21-12, 21-8 saat bertemu pada final Kejuaraan Asia di Dubai, Uni Emirat Arab, April. Namun, Loh bukan pemain yang mudah ditaklukkan. Pengalaman berlatih di Dubai bersama tunggal putra nomor satu dunia, Viktor Axelsen, mempertajam kemampuan juara dunia 2021 tersebut. Anthony pun menang dengan selisih skor tipis, 21-19, 21-19.
”Dari pertemuan-pertemuan sebelumnya lawan Loh Kean Yew selalu ketat. Saya dan dia pasti sudah belajar banyak dari pertemuan lain untuk menghadapi pertandingan hari ini. Makanya, pertandingan tadi berlangsung ketat,” ujar Anthony yang akan melawan Li Chun Yi pada babak kedua.
Pada ganda putra, setelah beristirahat dari turnamen selama sebulan, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto kembali bersaing. Di China Masters ini mantan pemain nomor satu dunia itu harus membuktikan kesiapan mereka setelah keikutsertaan di Kumamoto Masters dibatalkan. Sebelum Kumamoto Masters berlangsung, Aryono Miranat, pelatih ganda putra Indonesia, mengatakan, Fajar/Rian batal bertanding di sana agar lebih siap bersaing di China Masters yang memiliki level lebih tinggi.
Fajar/Rian melewati rintangan pertama mereka ketika berhadapan dengan Keiichiro Matsui/Yoshiniro Takeuchi (Jepang), 22-20, 21-19. Fajar/Rian selanjutnya akan menghadapi Chen Bo Yang/Liu Yi (China) pada babak kedua.
”Pertandingan tadi tidak mudah, bisa terlihat dari skor yang ketat. Lawan memang ulet, sementara kami masih banyak membuat kesalahan. Semoga kami bisa bermain lebih baik di babak berikutnya,” kata Fajar.
Fajar/Rian menjadi ganda putra ketiga Indonesia yang lolos ke babak kedua setelah Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin memenangi babak pertama, sehari sebelumnya. Adapun Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan mendapat kemenangan walkover (WO) setelah Takuro Hoki/Yugo Kobayashi (Jepang) mengundurkan diri sebelum bertanding.
Wakil Indonesia lainnya pada ganda putra adalah Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri dan Hendra Setiawan yang memainkan babak pertama, Rabu sore waktu setempat.
Bagas/Fikri menantang unggulan kedelapan, Liu Yu Chen/Ou Xuan Yi, sedangkan Hendra/Ahsan berhadapan dengan dua bersaudara asal Perancis, Christo/Toma Junior Popov.