Pemain Indonesia mengalami kekalahan beruntun pada babak kedua China Masters. Salah satunya Anthony Sinisuka Ginting.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
SHENZHEN, KAMIS — Menang dengan penampilan yang apik ketika berhadapan dengan juara dunia 2021, Loh Kean Yew, pada babak pertama turnamen China Masters tak menjamin Anthony Sinisuka Ginting bisa menang dari pemain dengan ranking lebih rendah. Anthony bahkan kesulitan keluar dari tekanan ketika berhadapan dengan Li Chun Yi hingga tersingkir pada babak kedua.
Momen itu terjadi di Shenzhen Bay Gymnasium, Kamis (23/11/2023). Anthony untuk kedua kalinya melawan Li, pemain Taiwan peringkat ke-21 dunia, setelah mengalahkannya pada babak kedua Singapura Terbuka 2022.
Kemenangan Anthony pada setahun lalu pun didapat dengan tak mudah. Dia harus melewatinya dalam pertandingan tiga gim. Di Shenzhen, Anthony makin kesulitan dengan permainan agresif lawannya hingga kalah dengan skor 18-21, 17-21.
Sebagian besar poin Li sebenarnya didapat melalui permainan Anthony yang memudahkan lawan untuk menyerang. Pukulan tunggal putra Indonesia peringkat kedua dunia itu sering membuat kok melayang ”tanggung”, tak terlalu tinggi, hingga Li dengan mudah melancarkan smes.
Performa Anthony ini sangat berbeda dengan sehari sebelumnya ketika berhadapan dengan Loh dalam big match babak pertama. Dia begitu sabar dalam membangun pola permainan untuk membuka peluang mendapat poin dari pemain ranking kesembilan dunia itu.
”Saya sudah mencoba menerapkan semua pola permainan saya, tetapi Li Chun Yi tidak gampang mati. Saya selalu dikontrol oleh dia hingga sulit menerapkan pola main seperti yang saya inginkan,” komentar Anthony.
Hasil ini membuat Anthony tak juga mendapat hasil baik sejak pertengahan tahun. Lima bulan lalu, dia bisa mencapai final dalam dua turnamen beruntun, yaitu di Singapura dan Indonesia Terbuka yang menghasilkan gelar juara Singapura Terbuka. Namun, setelah itu, pemain berusia 27 tahun tersebut sulit mempertahankan performa dalam level tinggi.
Tersingkirnya Anthony menjadi bagian dari kekalahan empat wakil pertama Indonesia yang bermain pada Kamis pagi. Pemain yang juga tersingkir pada babak kedua adalah Gregoria Mariska Tunjung, Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari, dan Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja. Dengan demikian, Indonesia kehilangan semua wakil pada nomor tunggal dan ganda campuran.
Tersingkirnya Anthony menjadi bagian dari kekalahan empat wakil pertama Indonesia yang bermain pada Kamis pagi.
Gregoria, yang menjuarai Kumamoto Masters, pekan lalu, disingkirkan Nozomi Okuhara (Jepang), 12-21, 21-15, 16-21. Gregoria sebenarnya memiliki peluang menang seperti hasil yang didapatnya saat bertemu Okuhara pada babak pertama Kumamoto Masters, pekan lalu. Dalam pertemuan yang juga terjadi pada tahun ini, Gregoria mengalahkan Okuhara di babak pertama Denmark Terbuka.
Pemain Indonesia peringkat ketujuh dunia itu unggul hingga selisih lima poin pada awal sampai pertengahan gim ketiga. Namun, akurasi pukulannya menurun setelah skor imbang 12-12. Gregoria memberi banyak poin untuk Okuhara karena kesalahannya hingga dia pun kalah 12-21, 21-15, 16-21.
”Hasilnya tidak memuaskan karena saya sangat berharap bisa bermain maksimal di sini. Namun, pada gim ketiga, lawan bisa dapat banyak poin dari kesalahan saya. Harus diakui juga lawan bermain dengan benar,” komentar Gregoria.
Pemain berusia 24 tahun itu tak mempermasalahkan dua telapak kakinya yang sakit. Sejak bermain pada babak semifinal Kumamoto Masters, kulit telapak kakinya yang kapalan robek hingga memunculkan rasa perih.
”Saya sudah memutuskan akan tetap main, jadi itu risiko saya dan bukan menjadi alasan kekalahan. Dari pertandingan hari ini, saya harus belajar dari kesalahan-kesalahan yang terjadi pada gim ketiga,” tuturnya.
Juara dunia yunior 2017 itu berada dalam performa yang baik sejak pekan lalu. Di Kumamoto, dia selalu menang straight games dalam lima pertandingan. Gelar dari kota di arah barat daya dari kota Tokyo itu menjadi yang pertama bagi Gregoria, bahkan, untuk tunggal putri Indonesia dari level Super 500. Satu gelar juara lain, yang juga didapat pada tahun ini, didapat dari Spanyol Masters Super 300.
Namun, Gregoria tetap memiliki pekerjaan rumah untuk bisa bermain konsisten pada level tinggi dalam turnamen beruntun, apalagi ketika dia dihadapkan pada atmosfer berbeda karena bermain di tempat yang berbeda.
Tepat setelah Gregoria bermain, kejutan terjadi pada sektor tunggal putri dengan tersingkirnya pemain nomor satu dunia, An Se-young. Pemain Korea Selatan itu disingkirkan pemain tuan rumah, Wang Zhi Yi, 12-21, 16-21.
Hasil itu menjadi yang terburuk bagi An yang tak pernah tersingkir sebelum semifinal pada 14 kejuaraan lain di tahun ini. An bahkan memperoleh sembilan gelar juara dari 11 final.
Performa pemain berusia 21 tahun itu menurun setelah cedera lutut yang dialami saat tampil di Asian Games Hangzhou 2022 yang diselenggarakan Oktober tahun ini. Akibat cedera itu, dia melewatkan turnamen Denmark dan Perancis Terbuka Super 750.
Setelah sebulan beristirahat dari turnamen, juara dunia itu bertanding kembali di Kumamoto dan kalah pada semifinal. Hasil tersebut tak membaik karena An justru tersingkir pada babak kedua di China Masters.
Pada ganda campuran, perlawanan yang diberikan Rinov/Pitha tak cukup untuk mengalahkan wakil tuan rumah unggulan keenam, Jiang Zhen Bang/Wei Ya Xin. Mereka kalah 15-21, 15-21. Adapun Dejan/Gloria kalah dari unggulan ketujuh asal Korea Selatan, Kim Won-ho/Jeong Na-eun 15-21, 18-21.