Jorge Martin memastikan dirinya akan mengambil risiko besar untuk mengalahkan Francesco Bagnaia dalam perburuan juara MotoGP 2023. Kini, Martin sudah pasti finis sebagai ”runner-up”, dan dia akan menyerang untuk juara.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
LUSAIL, KAMIS —Jorge Martin akan terus menyerang dalam empat balapan pada dua seri terakhir MotoGP di Qatar dan Valencia untuk meraih mimpinya menjadi juara dunia. Martin pun akan melakukan pertaruhan besar di setiap balapan untuk meraih poin maksimal karena saat ini posisi runner-up sudah pasti dalam genggaman. Mentalitas Martin ini akan menjadi tantangan besar bagi Bagnaia untuk menjaga keunggulan poin hingga akhir musim.
Saat ini, Martin berada di posisi kedua klasemen, tertinggal 14 poin dari Bagnaia di puncak klasemen. Namun, masih ada 74 poin dari dua seri terakhir dan peluang Martin juara MotoGP masih sangat terbuka. Apalagi, posisi kedua sudah pasti menjadi miliknya karena Marco Bezzecchi di posisi ketiga sudah tertinggal 75 poin. Kondisi ini membuat Martin melepaskan seluruh beban untuk tampil lepas dan bertekad mengambil risiko besar di setiap balapan.
”Ya, jelas. Saya tidak tahu perhitungan (poin) secara pasti, saya hanya perlu meraih poin, dan itu target saya. Saya sudah berada di posisi kedua klasemen meskipun saya tidak balapan dalam balapan ke depan,” ujar Martin dalam konferensi pers di Lusail, Kamis (16/11/2023).
”Jadi, saya hanya perlu menyerang untuk meraih lebih banyak poin dalam dua balapan ke depan,” tegas Martin.
Dia mengakui dirinya mengalami tekanan dalam balapan di Malaysia sehingga dia tidak bisa kompetitif, terutama dalam balapan utama. Dia selalu memikirkan kehilangan poin karena takut terjatuh di setiap tikungan. Kondisi itu akan dia lepaskan dalam balapan di Qatar, 17-19 November ini. Langkah pertama yang dia lakukan adalah berusaha bersantai, salah satunya mencoba reli dengan juara reli Dakar Nasser Al Attiyah.
”Ya, saya menikmati hari yang luar biasa itu, terima kasih atas keramahan Nasser dan itu pengalaman yang luar biasa yang membantu untuk sedikit lepas (dari persaingan juara),” ujar Martin.
”Saya merasa, saat di Malaysia saya sedikit tegang. Pada Minggu, saya selalu memikirkan terjatuh di setiap tikungan, dan itu tidak membantu saya untuk bisa kencang dan mulus,” lanjut pebalap muda Spanyol itu.
Saya hanya merasa, saya sudah berada di posisi kedua, dan saya hanya bisa mengubah posisi menjadi pertama. Jadi, saya akan mengambil risiko lagi, dan mungkin melakukan beberapa pertaruhan untuk melakukan itu.
”Saya hanya merasa, saya sudah berada di posisi kedua, dan saya hanya bisa mengubah posisi menjadi pertama. Jadi, saya akan mengambil risiko lagi, dan mungkin melakukan beberapa pertaruhan untuk melakukan itu,” tegas Martin.
Mentalitas Martin itu akan menjadi tantangan besar dari Pecco, sapaan Bagnaia, untuk memperlebar selisih poin dengan Martin. Dia juga menilai, peluang juara di Qatar akan sangat tipis karena dia perlu meraih 23 poin lebih banyak dari Martin.
”Saya tidak mempertimbangkan akhir pekan ini sebagai match point, jujur. Dua puluh tiga poin, saya harus meraih 23 poin, menurut saya itu terlalu banyak,” tegas Pecco.
”Dalam satu akhir pekan, Jorge melakukan pekerjaan yang sangat bagus, dan akan lebih penting untuk berpikir sesi demi sesi seperti yang kami lakukan di Sepang untuk menjadi lebih kompetitif. Kami tahu dengan pasti, baru saja dilakukan pengaspalan ulang dan itu bisa menjadi tanda tanya besar untuk ban-ban, menurut saya akan sangat menuntut, karena ini masih baru,” lanjut juara MotoGP 2022 itu.
”Kita lihat saja, ini trek yang saya sukai, kami selalu kompetitif di sini, terlepas dari tahun lalu yang pada momen salah dalam musim itu. Tetapi, rekor waktu putaran masih menjadi milik saya, dan menurut saya motor kami sangat sesuai dengan trek ini,” jelas Pecco terkait potensi persaingan dalam balapan.
Dia bertekad meraih poin lebih banyak dari Martin meskipun sedikit. Dia akan melanjutkan momentum di Malaysia untuk bisa memperlebar selisih poin.
”Ya, mungkin. Itu akan lebih baik karena sekarang kami memimpin 14 poin, dan dalam persaingan juara itu bukanlah apa-apa. Tiga puluh tujuh poin di setiap akhir pekan, itu sangat besar, dan Anda bisa meraih atau kehilangan banyak poin. Jadi, penting untuk tetap tenang, bekerja dengan baik, melakukan yang maksimal, karena kami tahu akhir pekan lalu di mana dia meraih tiga poin lebih banyak pada Sabtu dan kemudian kehilangan empat pada Minggu. Ini sangat berimbang, dan menurut saya akan ada head to head lain lagi,” tutur Pecco.
Terkait persaingan balapan, Pecco dan Martin menilai, kondisi aspal yang baru akan menjadi tantangan pertama untuk bisa segera dipahami. Itu akan menjadi kunci menemukan setelan motor, juga memahami kondisi ban.
”Menurut saya akan lebih baik untuk semua pebalap, aspal baru berarti daya cengkeram lebih, dan kami selalu balapan di sini pada Maret yang dingin, dan sekarang lebih baik. Tetapi, kami harus melihat kondisi ban, karena kami balapan dalam kondisi berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, di mana kami mengalami keausan besar pada ban, dan yang pasti itu akan menjadi pertanyaan besar, terkait ban,” ujar Pecco.
”Saya belum melihat trek, tetapi jelas seperti yang dikatakan Pecco, ini akan memiliki grip lebih dengan aspal baru. Dan, menurut saya, akan penting memahami ban-ban, itu akan menjadi kunci karena kami juga memiliki informasi dari balapan-balapan sebelumnya. Mungkin itu tidak berguna dan kami harus memulai dari nol. Jadi, perlu untuk bisa cepat dan cerdik dalam memahami situasi,” tegas Martin.