Francesco Bagnaia akan juara MotoGP 2023 jika meraih 23 poin lebih banyak dari Jorge Martin dalam sprint dan balapan utama di Lusail, Qatar, akhir pekan ini. Namun, Martin bertekad membawa persaingan juara ke Valencia.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
LUSAIL, KAMIS — Ducati merayakan podium ganda yang diraih Enea Bastianini dan Francesco Bagnaia dalam balapan MotoGP seri Malaysia dengan menggelar pesta di Lusail, Qatar, Selasa lalu. Namun, perayaan sesungguhnya masih harus menunggu hasil balapan di gurun Lusail, akhir pekan ini atau dalam seri penutup di Valencia akhir pekan depan. Dalam dalapan di Lusail, 17-19 November 2023, Bagnaia berpeluang mengunci gelar juara jika meraih 23 poin lebih banyak dari Jorge Martin.
Peluang itu ada, tetapi tipis karena Martin sedang dalam performa sangat solid. Selain itu, Martin tidak pernah kehilangan 23 poin atau lebih dari Pecco, sapaan Bagnaia, sejak seri pembuka musim ini di Portimao, Maret lalu. Dalam balapan seri Portugal itu, Bagnaia meraih hasil sempurna 37 poin, dari kemenangan sprint dan balapan utama. Sementara Martin meraih 9 poin hasil finis kedua dalam sprint dan gagal meraih poin dalam balapan utama karena terjatuh di lap ke-20.
Saat ini, persaingan juara MotoGP tinggal menyisakan dua seri, Qatar dan Valencia, dengan poin maksimal yang bisa diraih 74 poin. Di setiap seri pebalap bisa meraih maksimal 37 poin dari 12 poin kemenangan sprint dan 25 poin kemenangan balapan utama.
Skenario Pecco juara di Qatar kurang realistis mengingat performa Martin yang konsisten di level tertinggi sejak balapan di Barcelona, September lalu.
Saat ini, Pecco mengumpulkan 412 poin, unggul 14 poin atas Martin yang mengumpulkan 398 poin. Jika Bagnaia bisa meraih 23 poin lebih banyak dari Martin di Lusail, pebalap tim pabrikan Ducati itu akan menjadi juara dunia untuk kedua kali beruntun. Meskipun di akhir balapan penutup di Valencia Martin bisa menyamakan peroleh poin, Bagnaia tetap juara, karena dia unggul jumlah kemenangan, saat ini Pecco memenangi enam balapan utama dan Martin empat balapan.
Skenario Pecco juara di Qatar kurang realistis mengingat performa Martin yang konsisten di level tertinggi sejak balapan di Barcelona, September lalu. Sejak seri Catalunya itu, Martin meraih tiga kemenangan balapan utama dan empat balapan sprint. Martin juga empat kali meraih pole dalam rentang waktu itu. Sebaliknya, Bagnaia baru meraih satu kemenangan di Mandalika, Indonesia. Dia juga baru bisa meraih pole position dalam balapan seri Malaysia di Sepang, akhir pekan lalu.
Musim lalu, Martin meraih pole position di Lusail, tetapi kesulitan saat start dan berada di posisi kedelapan. Kemudian, di awal lap ke-12, Martin terjatuh bersama dengan Bagnaia yang berusaha mendahului di tikungan 1. Dalam balapan itu, Bagnaia juga kurang solid karena start di posisi kesembilan dan berada di posisi ke-15 dalam lap pertama.
Oleh karena itu, Pecco tidak akan memaksakan diri mengunci gelar juara di Lusail. Pebalap Italia itu lebih fokus untuk memperlebar selisih poin dengan Martin, meskipun hanya beberapa poin. Apalagi, balapan di Lusail sangat sulit dengan kondisi trek yang licin dalam balapan malam di area gurun itu.
”Saya senang kembali balapan di Qatar akhir pekan ini. Ini trek lain di mana kami selalu kompetitif,” ungkap Bagnaia.
Performa solid Bagnaia di Lusail terjadi pada musim 2021 di mana dia meraih posisi start terdepan dan kemudian finis di posisi kedua dalam balapan. Dia pun berusaha mengulang performa itu berbekal momentum yang dia raih dari podium ketiga di Sepang akhir pekan lalu. Namun, dia perlu berhati-hati dengan tekanan ban karena di akhir seri Malaysia dia mendapat peringatan resmi karena tekanan ban di bawah batas minimal yang diwajibkan.
”Dalam balapan Malaysia, kami akhirnya bisa menjadi kencang sejak Jumat dan kami kembali berada di posisi start terdepan, sesuatu yang tidak pernah terjadi sejak Barcelona. Di sini juga penting untuk bisa melakukan hal yang sama,” ujar Pecco.
”Keunggulan 14 poin dalam klasemen tidak terlalu banyak. Jadi, targetnya adalah berusaha memperlebar selisih dengan Jorge dalam kejuaraan,” tegas juara MotoGP 2022 itu.
Persaingan juara antara Bagnaia dan Martin juga memberi tekanan pada Ducati, karena keduanya sama-sama pebalap yang dikontrak pabrikan, tetapi Martin membalap di tim satelit Prima Pramac Racing. Ducati mengatakan, tidak masalah siapa yang akan juara karena keduanya sama-sama pebalap Ducati.
Namun, Manajer tim Ducati Lenoco Davide akhirnya mengakui bahwa dirinya lebih senang jika Bagnaia yang juara musim ini. Namun, dia juga menegaskan bahwa Ducati berusaha memberikan dukungan terbaik yang sama bagi Pecco dan Martin dalam dua seri terakhir di Qatar dan Valencia.
”Tidak, tidak, tidak ada yang perlu diatasi. Martin akan sangat kencang dalam kedua balapan itu. Pecco sangat cepat di Qatar, Valencia menurut saya satu poin lebih untuk Martin karena biasanya dia sangat cepat di sana. Namun, apa pun itu, kami berpikir bisa mengatasi itu. Lagi pula, mereka pebalap Ducati. Jadi, kami tidak terlalu takut mengatakan Pecco atau Martin karena pada akhirnya Ducati menang,” ujar Tardozzi kepada TNT Sports.
”Ya, saya tidak ingin berbohong, jelas tahun ini saya lebih senang Pecco menang, itu jelas. Namun, Martin adalah pebalap yang memiliki kontrak dengan kami tahun ini dan tahun depan, sama seperti Enea (Bastianini). Jadi, kami ingin mereka berada di podium dalam setiap balapan. Terkait dengan persaingan juara, itu di antara mereka, kami harus melakukan yang terbaik untuk mereka berdua, dan kami melakukan yang terbaik untuk mereka, karena Martin saya sekali tidak lebih di bawah dibandingkan Pecco,” tegas Tardozzi.