Hadapi Irak, Timnas Indonesia Melawan Ketidakmungkinan
Laga melawan Irak mengawali ujian sesungguhnya Indonesia di kualifikasi Piala Dunia 2026. Meski banyak hal tidak berpihak pada Indonesia, para pemain tim ”Garuda” bertekad kuat untuk menang.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·4 menit baca
BASRA, RABU — Timnas sepak bola Indonesia bak melawan ketidakmungkinan saat menghadapi Irak. Sejarah pertemuan hingga kekuatan skuad seperti tidak berpihak pada Indonesia. Namun, para pemain skuad ”Garuda” berbekal tekad kuat untuk memenangi laga putaran kedua kualifikasi Piala Dunia 2026 itu kendati tampak tidak mungkin.
Pertandingan melawan Irak di Stadion Internasional Basra, Kamis (16/11/2023) pukul 21.45 WIB, akan mengawali ujian sesungguhnya Indonesia di kualifikasi Piala Dunia 2026. Setelah melibas Brunei Darussalam dengan agregat 12-0 pada putaran pertama, Indonesia masuk Grup F putaran kedua bersama Irak, Vietnam, dan Filipina. Irak menjadi tantangan awal Indonesia jika ingin memperebutkan dua tiket ke putaran ketiga sekaligus babak utama Piala Asia Arab Saudi 2027.
Di atas kertas, Indonesia akan kesulitan menghadapi Irak yang merupakan tim terbaik di Grup F. Berdasarkan ranking FIFA per Oktober 2023, Irak menempati posisi tertinggi di antara negara di Grup F, yakni peringkat ke-68.
Indonesia juga tak didukung sejarah, baik rekor pertemuan dengan Irak maupun rekam jejak perjalanan di fase grup kualifikasi Piala Dunia. Perjalanan Indonesia pada fase grup kualifikasi Piala Dunia selalu berliku. Indonesia tercatat baru sekali bisa lolos dari babak grup utama, yaitu ketika kualifikasi Piala Dunia 1986.
Saat itu, Indonesia bisa mengungguli India, Thailand, dan Bangladesh di Grup 3B. Dengan hasil itu, skuad Garuda melaju ke babak semifinal kualifikasi zona Asia Timur. Namun, Indonesia gagal melangkah lebih jauh setelah kalah agregat, 1-6, dari Korea Selatan yang mewakili zona Asia Timur.
Rekor pertemuan dengan Irak pun tak berpihak pada Indonesia. Berdasarkan data Litbang Kompas, Indonesia belum sekali pun menang dalam tujuh pertandingan melawan Irak. Tim ”Merah-Putih” menelan enam kekalahan dan meraih satu hasil imbang. Dua pertemuan terakhir pada kualifikasi Piala Asia pada 2013, Indonesia kalah dengan skor 0-1 dan 0-2.
Meski demikian, Indonesia yang berkekuatan 25 pemain untuk menghadapi Irak memiliki bekal tekad kuat untuk memperbaiki hasil kualifikasi Piala Dunia 2022. Saat itu, Indonesia pulang dengan hasil mengenaskan, yaitu terbenam di dasar Grup G dengan tujuh kekalahan dan satu hasil imbang.
”Yang kita tahu, memang kualitas Irak di atas kita, tetapi kita tidak memikirkan itu. Kita akan bermain saja sesuai dengan apa yang sudah pelatih inginkan dan kita menargetkan kemenangan di pertandingan nanti,” kata Asnawi Mangkualam Bahar, kapten timnas Indonesia.
Asnawi, bersama pemain yang berkarier di luar negeri seperti Shayne Pattynama dan Rafael Struick, baru bergabung dengan skuad timnas Indonesia pada Selasa (14/11/2023). Adapun sebagian besar pemain Indonesia lainnya bertolak dari Jakarta dan tiba di Irak sejak Minggu (12/11/2023).
Tekad serupa juga disampaikan penyerang timnas Indonesia, Egy Maulana Vikri. Menurut Egy, pelatih sudah memberi tahu tim tentang beberapa taktik untuk meredam Irak. Tim pun siap untuk bekerja keras dan bahu-membahu. Kendati laga melawan Irak tidak akan berlangsung mudah, kemenangan adalah keniscayaan.
”Mereka adalah tim yang sangat bagus, tetapi kami datang ke sini untuk menang,” ujar Egy.
Pembuktian Shin
Laga melawan Irak juga akan menjadi momentum pembuktian Shin Tae-yong, Pelatih Timnas Indonesia. Hampir empat tahun lalu, Shin datang untuk menggantikan Simon McMenemy membesut Indonesia. McMenemy dipecat karena Indonesia selalu kalah dalam lima pertandingan awal kualifikasi Piala Dunia 2022.
Pertandingan melawan Indonesia akan sulit, terutama karena tim ini adalah tim yang bermain dengan niat menyerang dan memiliki pemain-pemain yang unggul.
Shin lantas mengambil alih tim untuk melanjutkan tiga laga tersisa pada kualifikasi tersebut. Di bawah asuhan Shin, Indonesia meraih poin pertama setelah bermain imbang 2-2 melawan Thailand. Namun, setelah itu, Indonesia kembali menjadi lumbung gol lawan dengan dikalahkan Vietnam (0-4) dan Uni Emirat Arab (0-5).
Dalam empat tahun terakhir ini, Shin merevolusi tubuh timnas dengan mengorbitkan dua generasi tim U-20 untuk menjadi andalan tim U-23 dan timnas senior. Upaya itu pun berbuah manis. Indonesia menembus babak utama Piala Asia di tiga level berbeda, yaitu Piala Asia U-20 2023, Piala Asia U-23 2024, dan Piala Asia 2023 yang bakal berlangsung Januari hingga Februari 2024.
Kualifikasi Piala Dunia 2026 akan menjadi momentum pembuktian lainnya. Di ajang ini, Shin dapat menunjukkan peningkatan kualitas tim selama di bawah asuhannya.
”Tidak masalah nanti melawan Irak. Memang peringkat FIFA mereka lebih baik dari Indonesia. Mereka juga lawan yang berat bagi kita, apalagi kita ini datang sebagai tamu. Namun, saya akan berusaha semaksimal mungkin, akan membuat taktik yang bisa meredam mereka,” ucap Shin.
Di sisi lain, Pelatih Irak Jesus Casas memanggil 25 pemain untuk melakoni laga babak grup kualifikasi Piala Dunia 2026. Kendati tak diperkuat eks pemain Manchester United, Zidane Iqbal, skuad Irak dipastikan akan tetap kuat. Sebanyak 10 anggota skuad merupakan pemain yang berkarier di Eropa, mulai dari Inggris, Jerman, Perancis, hingga Portugal.
Gelandang Irak, Hussein Ali, tak sabar menjalani pertandingan melawan Indonesia. Apalagi, mereka akan berlaga di Stadion Internasional Basra yang selalu dipenuhi suporter Irak. Di stadion itu, kata Ali, para pendukung menyaksikan Irak menjuarai Piala Teluk Arab dengan mengalahkan Oman awal 2023.
”Pertandingan melawan Indonesia akan sulit, terutama karena tim ini adalah tim yang bermain dengan niat menyerang dan memiliki pemain-pemain yang unggul. Namun, pada saat yang sama, kami siap menghadapinya. Kami berharap dapat memetik hasil maksimal pada awal proses kualifikasi ini,” ucap Ali, dikutip dari media Arab, Winwin.