Awal Fenomenal Pevoli Megawati ”Megatron” di Korea
Seperti julukannya, Megawati ”Megatron” Hangestri adalah pevoli yang kuat. Kekuatan itu membawanya menjalani awal fenomenal di Liga Voli Korea.
Megawati Hangestri Pertiwi, pemain timnas voli putri Indonesia.
Sesuai julukan ”Megatron”, yang disematkan pencinta bola voli Indonesia kepadanya, Megawati Hangestri Pertiwi adalah sosok yang kuat. Kekuatan itu mengantarkannya beradaptasi dengan mulus ketika mengawali karier di negeri lain yang berjarak ribuan kilometer dari Tanah Air. Kekuatan itu pula yang membuat Megawati mampu ”menghancurkan” lawan di Liga Voli Korea dengan pukulan dan pertahanan tangguhnya. Di Korea, Megatron menjalani awal yang fenomenal.
Aksi fenomenal itu ditunjukkan Megawati dalam empat laga perdananya bersama Daejeon Jung Kwan Jang Red Sparks di Korea V League atau Liga Voli Korea 2023-2024. Pada laga melawan Pink Spiders, misalnya, Mega menjadi pemain kunci yang mengantarkan Red Sparks meraih kemenangan. Mega sampai bersujud dan menangis haru ketika timnya akhirnya menang.
Ekspresi kegembiraan Mega tersebut tak berlebihan. Laga yang digelar di Gimnasium Incheon Samsan, kandang Pink Spiders, pada 26 Oktober 2023, itu memang berlangsung ketat. Pink Spiders bukan lawan yang mudah ditaklukkan. Mega dan kawan-kawan harus melakoni laga hingga lima set sampai akhirnya menang dengan skor 3-2 (21-25, 26-28, 25-22, 25-7, 18-16) atas jawara musim 2022-2023 itu.
Baca juga: Megawati Hangestri, Andalan Baru Voli Putri Indonesia
Mega kerap muncul dan mencetak poin, termasuk dua poin beruntun yang membalikkan keunggulan Red Sparks 15-14 pada set kelima. Pemain berusia 24 tahun ini juga tangguh dalam bertahan dengan beberapa kali menahan pukulan keras lawan. Ketika Sparks unggul 17-16, pertahanan Mega itu memberi peluang timnya untuk menyerang balik. Pemain asing Sparks lainnya, Giovanna Milana, akhirnya menuntaskan laga dengan spike keras yang tak mampu diantisipasi lawan.
Setelah bersujud dan menangis, Mega lantas dipeluk rekan setimnya. Laga dramatis itu mengantarkan Mega sebagai pencetak poin terbanyak, 31 poin, dengan tingkat kesuksesan serangan mencapai 49 persen.
Mega pun terpilih menjadi most valuable player (MVP), seperti pada laga debutnya melawan Hwangseong IBK Altos. Dengan total 95 poin dari empat pertandingan, opposite hitter asal Jember, Jawa Timur, ini juga masuk jajaran pencetak poin terbaik Liga Korea. Ia menempati peringkat keenam.
”Mega secara konsisten tampil baik,” kata Pelatih Ko Hee-jin setelah Mega kembali menunjukkan supremasinya dengan mencetak poin terbanyak (22 poin) dalam laga melawan Hyundai E&C Hilstate, Minggu (29/10/2023), dikutip dari media Korea, Sport Chosun.
Baca juga : Saatnya Voli Meloncat Lebih Tinggi
Hee-jin menambahkan, semua pemain berhasil beradaptasi setelah menjalani latihan intens dan keras ketimbang musim sebelumnya. Mega, kata Hee-jin, juga mengikuti latihan dengan baik meski awalnya harus berusaha keras menyesuaikan dengan gaya berlatih di Korea.
Mega, yang telah bergabung dengan latihan Sparks sejak Juli, sempat kaget dengan program latihan intens dan keras yang diterapkan tim anyarnya itu. Pemain berpostur 185 sentimeter ini bahkan sampai menangis dan merasa frustrasi karenanya.
Baca juga : Tim Voli Putri Diperkuat Mayoritas Pemain Muda
”Di tim saya sebelumnya, kami hanya berlatih enam lawan enam. Di Korea, kami fokus pada pertahanan individu dan mengasah kerja sama double maupun tim, serta intensitasnya jauh lebih tinggi. Sungguh membuat frustrasi bolak-balik antara tempat latihan dan asrama setiap hari. Namun, pada akhirnya, saya berhasil melakukannya,” kata Mega dilansir dari News 1 Korea.
Adaptasi mulus
Mega mampu beradaptasi dengan kehidupan dan pelatihan di Korea. Beberapa aspek dari dalam maupun luar diri Mega menjadi pendorong mulusnya adaptasi sang pemain.
Hee-jin mengatakan, Mega adalah sosok yang mudah bergaul. Selain itu, Mega mudah melupakan hal buruk yang pernah terjadi padanya. Sikap itu menjadi kekuatan pemain yang pernah memperkuat Jakarta Pertamina Fastron di kompetisi bola voli profesional Indonesia, Proliga.
Bahkan, ketika rambut saya terlihat saat pertandingan, teman setim saya berinisiatif untuk membantu saya membetulkan hijab saya.
Kepada News 1 Korea, Mega memang pernah berkata bahwa salah satu kunci adaptasinya di Korea adalah bergaul dengan teman setim. Ia mengubah suasana hatinya dan merasa mendapatkan kekuatan dengan mengobrol bersama Giovanna Milana dan penerjemahnya, Sol.
”Bersama mereka, saya makan jajanan di Korea, seperti tteokbokki, dan berbelanja di pasar. Saya juga meluangkan waktu seharian untuk mengunjungi Menara Namsan (Seoul Tower). Melihat indahnya pemandangan malam kota Seoul membuat saya merasa lebih nyaman,” tutur Mega, yang memulai latihan bola voli di usia 14 tahun.
Baca juga : Voli Putri Indonesia Jaga Kesempurnaan
Sebagai pemain Muslim pertama di Liga Korea, Mega juga merasa timnya sangat mengakomodasi kebutuhannya. Sparks menempelkan stiker terpisah pada makanan yang mengandung daging babi dan menyediakan makanan halal baginya. Sparks juga toleran dan memahami pilihannya untuk bermain mengenakan hijab kendati itu merupakan fenomena baru di Liga Voli Korea.
"Berbeda di luar karena saya berhijab, tapi saya juga seorang pemain bola voli yang menyukai V-League. Saya bersyukur, tim saya toleran. Bahkan, ketika rambut saya terlihat saat pertandingan, teman setim saya berinisiatif untuk membantu saya membetulkan hijab saya,” ucap Mega.
Pelecut semangat
Mantan pelatih timnas voli putri, Alim Suseno, tak heran dengan konsistensi Mega yang masih terjaga di Korea. Menurut Alim, Mega merupakan pemain yang disiplin dan berjiwa petarung. Mega pun mudah bergaul sehingga bisa merangkul pemain lebih muda darinya dan bisa mengimbangi pemain senior.
Alim menyadari itu, terutama ketika Mega mengikuti pemusatan latihan nasional untuk SEA Games Kamboja 2023. Setiap diberi latihan tambahan, kata Alim, Mega tak pernah mengeluh. Ketika mendapat cobaan, Mega juga tak mudah menyerah. Hal itu terbukti ketika Mega mengalami cedera punggung hanya lima hari sebelum keberangkatan ke Kamboja.
Baca juga: Bintang Baru dengan Harapan Lama
Alih-alih bersedih karena kemungkinan tidak bisa tampil di Kamboja, Mega memilih fokus pada pemulihan. Nyatanya, Mega berhasil pulih dengan cepat dan turut membawa Indonesia meraih medali perunggu. Sikap Mega itu melengkapi kualitas mumpuninya di lapangan dengan lompatan yang tinggi dan kekuatan pukulan yang luar biasa.
”Saya berharap Mega melecut semangat pemain Indonesia lainnya. Semoga muncul Mega-Mega lain yang juga bisa berkarier di luar negeri. Secara tidak langsung, tampil di negara dengan level lebih tinggi dari Indonesia akan menaikkan level pemainnya juga. Lawan yang dihadapi pun menjadi lebih beragam. Hal itu akan berguna ketika pemain ini kembali untuk membela timnas,” ucap Alim, saat dihubungi pada Selasa (31/10/2023).
Oleh pencinta voli Indonesia, Megawati dijuluki ”Megatron” (karakter dalam serial Transformers). Dalam serial Transformers Generation 1, Megatron digambarkan sangat kuat. Karakter robot itu mampu menghancurkan sebuah kota cukup dengan menembakkan kanonnya pada sebuah bangunan.
Julukan itu tampaknya memang pas disematkan kepada Mega. Pemain yang empat kali juara Livoli Divisi Utama ini punya kekuatan di dalam maupun luar lapangan. Dengan kekuatan itu, di mana pun berkarier, Mega akan selalu fenomenal.