Tim bola voli putri Indonesia kini didominasi oleh pemain-pemain muda, salah satunya Megawati Hangestri Pertiwi. Pemain all round dengan tinggi 183 sentimeter itu menjadi salah satu andalan Indonesia di SEA Games 2019.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·3 menit baca
Di masa mendatang, dunia bola voli putri Indonesia tampaknya tidak perlu khawatir kehabisan talenta baru. Setelah era pemain bintang dan idola masyarakat, Aprilia Santini Manganang (27), berakhir, bintang baru akan segera muncul untuk meneruskan tongkat estafet sebagai andalan tim Merah Putih.
Salah satu pemain generasi masa depan itu adalah Megawati Hangestri Pertiwi. Tiga tahun terakhir, pemain yang baru berusia 20 tahun itu sudah mulai menjelma menjadi bintang dan idola baru pencinta bola voli nasional.
Pemain kelahiran Jember, Jawa Timur, 20 September 1999 itu, bak bocah ajaib. Ia memulai latihan bola voli di usia 14 tahun ketika bergabung dengan Klub Voli Fido di Jember pada 2013. Dia main bola voli karena arahan kedua orangtuanya. ”Saya, kan, paling tinggi di keluarga. Jadi, orangtua lihat saya cocok jadi pemain voli walaupun saya lebih suka main sepak bola,” ujar anak ketiga dari tiga bersaudara itu ketika ditemui di Padepokan Bola Voli Sentul, Jawa Barat, Kamis (24/10/2019).
Di usia yang masih sangat belia, 15 tahun pada 2014, dia sudah memperkuat tim Bank Jawa Timur di Livoli Divisi Utama. Setelah itu, potensi pemain yang biasa disapa Mega itu dilirik oleh sejumlah tim Proliga. Di usia 16 tahun pada 2015, pemain dengan tinggi 183 sentimeter itu direkrut oleh tim Jakarta Pertamina Energi untuk ikut di kejuaraan voli profesional Proliga.
Tak butuh waktu lama, Mega pun melesat menjadi bintang baru bola voli putri nasional. Ia mengantar tim Bank Jawa Timur juara Livoli tiga tahun berturut, yakni dari 2017, 2018, hingga 2019. Prestasi itu juga mengantarnya mendapatkan predikat pemain favorit Livoli 2017, 2018, dan 2019.
Bakatnya pun dilirik timnas sehingga dalam usia 18 tahun Mega bisa memperkuat timnas senior di SEA Games 2017 Malaysia. Walau masih muda, pemain yang berposisi sebagai all round itu tidak hanya menjadi pelengkap timnas. Dia punya peranan penting saat Srikandi Indonesia menembus final bola voli putri SEA Games dua tahun lalu.
Waktu itu, dalam laga melawan Myanmar di babak semifinal, Mega menyumbangkan 23 poin atau yang terbanyak di timnas. Berkat aksinya itu, Merah-Putih menang 3-2 atas Myanmar (22-25, 25-17, 24-26, 34-32, 15-12) dan lolos ke partai puncak untuk pertama kali setelah terakhir kali lolos ke final pada SEA Games 1991 Filipina.
”Waktu itu, bangga sekali bisa memperkuat timnas di SEA Games 2017. Sayangnya, kami gagal menyumbang emas karena kalah 0-3 (18-25, 24-26, 24-26) dari Thailand di final. Semoga tahun ini, kami bisa berbuat lebih baik untuk merebut emas dari Thailand,” kata Mega, pemain tim Jakarta BNI 46, pada Proliga 2018/2019 tersebut.
Mega yakin timnas putri bisa berbuat lebih banyak pada SEA Games 2019 Filipina. Hal itu didasari komposisi pemain yang lebih dari 50 persen dari total 14 pemain timnas putri saat ini merupakan pemain muda. Menurut dia, para pemain muda itu lebih berenergi dan punya stamina tinggi. Itu memungkinkan tim bermain lebih cepat dan melakukan smes lebih keras.
”Dengan usia yang tidak jauh beda, para pemain tidak canggung untuk saling menegur. Hal itu memudahkan tim untuk saling mengoreksi kelemahan sehingga bisa lebih solid dan kompak. Apalagi dengan usia yang tak jauh beda, para pemain sering melakukan kegiatan bersama-sama. Kekompakan ini bisa menjadi salah satu kunci kekuatan kami dalam menghadapi tim kuat, seperti Thailand, Vietnam, dan tuan rumah Filipina,” tutur Mega yang tergabung dalam timnas putri ketika duduk di peringkat ketujuh Asian Games 2018.
Keyakinan Mega juga timbul karena melihat timnas Thailand yang juga diisi mayoritas pemain muda yang baru pertama kali berpartisipasi di SEA Games. Hal itu memungkinkan Indonesia punya peluang menundukkan Thailand. ”Kami akan berupaya optimal untuk mengulangi kesuksesan timnas putri meraih emas pada SEA Games 1983 (Filipina) dulu,” pungkas Mega.