Aryna Sabalenka memulai perjalanan untuk menjadi petenis nomor satu dunia pada akhir 2023 melalui Turnamen Final WTA dengan kemenangan. Dia hanya kehilangan satu gim saat melawan Maria Sakkari.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
CANCUN, MINGGU-Kemenangan telak dengan skor 6-0, 6-1 atas Maria Sakkari tak hanya menjadi awal solid petenis tunggal putri nomor satu dunia, Aryna Sabalenka, untuk menjuarai turnamen Final WTA. Petenis Belarus itu membuka peluang untuk mempertahankan posisinya dalam daftar ranking hingga akhir tahun.
Kemenangan tersebut mengawali langkah Sabalenka dalam turnamen yang tahun ini digelar di Cancun, Meksiko, 29 Oktober – 5 November. Final WTA adalah ajang yang digelar di setiap pengujung tahun, sejak 1972, untuk petenis putri terbaik sepanjang musim kompetisi yang bersangkutan. Pesertanya adalah delapan wakil tunggal putri dan delapan wakil ganda putri yang dibagi dalam dua grup pada babak penyisihan. Dua peringkat teratas setiap grup berhak tampil di semifinal.
Pada 2023, Sabalenka tiba di Cancun dan berhadapan dengan Sakkari pada pertandingan pertamanya sebagai petenis nomor satu dunia. Persaingan pada Grup Bacalar itu berlangsung Minggu (29/10/2023) malam waktu setempat atau Senin pagi waktu Indonesia. Dari pertandingan lain di grup yang sama, Jessica Pegula membalas kekalahan dari pertemuan terakhir dengan Elena Rybakina. Pegula mengalahkan juara Wimbledon 2022 itu 7-5, 6-2 dengan memenangi 10 dari 12 gim terakhir.
Hasil dari pertandingan melawan Sakkari menandai tugas pertama yang telah dilakukan dengan baik oleh Sabalenka, yaitu menang dengan skor telak. Dengan format round robin pada penyisihan grup, setiap skor yang didapat sangat berarti dalam menentukan posisi dalam klasemen.
Sementara, satu kemenangan yang telah didapat membuka peluang juara Grand Slam Australia Terbuka itu untuk mempertahankan status sebagai petenis nomor satu dunia. Dia bisa bertahan pada posisi tersebut hingga akhir tahun jika lolos ke final. Selain dari hasil sendiri, posisi petenis Belarus tersebut akan ditentukan oleh hasil yang didapat Iga Swiatek yang menempati peringkat kedua.
Swiatek memulai penampilan dalam Grup Chetumal melawan Marketa Vondrousova pada Senin pukul 17.00 waktu setempat atau Selasa pukul 05.00 WIB. Pada laga kedua di grup yang sama, Ons Jabeur akan berhadapan dengan Cori “Coco” Gauff. Grup ini dihuni oleh tiga peraih gelar juara Grand Slam pada tahun ini, yaitu Swiatek (Perancis Terbuka), Vondrousova (Wimbledon), dan Coco (AS Terbuka).
Ini adalah turnamen yang sama seperti turnamen lain, hanya saja dengan format berbeda. Sama seperti ketika bersaing di ajang lain, saya hanya harus fokus pada diri sendiri dan bermain sebaik mungkin.
Meski memiliki peluang besar untuk menyandang status petenis nomor satu dunia akhir 2023, Sabalenka menyatakan bahwa dia tak akan melakukan hal berbeda di Cancun. “Ini adalah turnamen yang sama seperti turnamen lain, hanya saja dengan format berbeda. Sama seperti ketika bersaing di ajang lain, saya hanya harus fokus pada diri sendiri dan bermain sebaik mungkin,” tuturnya.
Pola pikir itu membawanya pada penampilan solid dalam laga melawan Sakkari. Sabalenka memenangi 11 gim beruntun hingga Sakkari bisa memenangi satu gim pada gim ke-12 set kedua. Meski demikian, Sabalenka menyatakan, skor 6-0, 6-1 tak menandakan kemenangan diraih dengan mudah.
Sakkari tertingal 3-6 dari pertemuan sebelumnya, tetapi dia selalu mengalahkan Sabalenka dalam dua pertemuan pada tunamen Final WTA, yaitu pada penyisihan grup 2021 dan 2022. “Saya pun sangat senang bisa memenangi pertandingan ini, apalagi melawan Maria yang merupakan seorang pejuang. Setiap pertandingan melawan dia selalu sulit untuk dimenangi,” ujar Sabalenka dalam laman resmi WTA.
Sementara, petenis Amerika Serikat peringkat kelima dunia, Pegula, memberi bukti pertama bahwa dia telah mempersiapkan diri dengan lebih baik pada Final WTA kali ini dibandingkan pada 2022. Dalam persaingan setahun lalu, Pegula tak mendapat satu kemenangan pun dari enam pertandingan tunggal dan ganda. Selain lolos pada nomor tunggal, dia juga bermain di ganda bersama petenis AS lainnya, Coco.
“Saya mempersiapkan mental bertanding dengan lebih baik dibandingkan tahun lalu. Semoga hasilnya pun bisa lebih baik,” kata Pegula yang merebut set pertama melawan Rybakina setelah tertinggal 3-5.
Berebut Ke Turin
Dari persaingan tenis putra profesional, turnamen di Paris pada 30 Oktober – 5 November menjadi ajang ATP Masters 1000 terakhir untuk memperebutkan poin demi lolos ke Final ATP. Ajang untuk delapan petenis terbaik tunggal dan ganda putra itu akan berlangsung di Turin, Italia, 12-19 November.
Dari delapan tiket yang diperebutkan, lima diantaranya menjadi milik Novak Djokovic, Carlos Alcaraz, Daniil Medvedev, Jannik Sinner, dan Andrey Rublev. Tiga tiket lagi akan diperebutkan di Paris oleh beberapa petenis yang memiliki peluang lolos ke Turin seperti Stefanos Tsitsipas, Alexander Zverev, dan Holger Rune.
Tsitispas, yang mendapat bye pada babak pertama, akan berhadapan dengan Felix Auger-Aliassime atau Jean Lennard Struff pada babak kedua. Dia berada pada paruh yang sama dalam undian bersama Zverev.
Jalan untuk Rune akan sulit sejak awal karena dia akan berhadapan dengan salah satu juara Grand Slam pada babak kedua, yaitu antara Stan Wawrinka atau Dominic Thiem. Selain petenis yang berebut poin untuk lolos ke Turin, Paris Masters diikuti pula oleh dua tunggal putra terbaik, yaitu Djokovic dan Alcaraz. Dengan status sebagai dua unggulan teratas, mereka hanya bisa bersaing di final. (REUTERS)