Dimensi Baru Arsenal bersama Tomiyasu
Pencarian komposisi terbaik Arsenal berlanjut di markas Sevilla. Presensi Tomiyasu di sisi kiri bisa menjadi titik terang ”Si Meriam” yang belum dominan seperti musim lalu.
SEVILLA, RABU — Keputusan Manajer Arsenal Mikel Arteta meninggalkan bek sayap Oleksandr Zinchenko di bangku cadangan terjawab dengan kemenangan krusial atas Sevilla. Penggantinya, Takehiro Tomiyasu, menawarkan paket lengkap yang bisa menjadi jawaban atas kegamangan Arteta sejak awal musim.
Arsenal kembali memuncaki klasemen Grup B Liga Champions setelah menang atas Sevilla 2-1 di Stadion Ramon Sanchez Pizjuan, Rabu (25/10/2023) dini hari WIB. Sumbangan 1 gol dan 1 asis dari penyerang Gabriel Jesus mampu mengobati luka ”Si Meriam” yang kalah dari RC Lens di laga sebelumnya.
Baca juga : Nuansa Gundah di Garis Gawang Arsenal
Seharusnya kami bisa unggul 3-0, tetapi harus kecolongan dari tendangan sudut.
”Saya sangat senang bisa menang di sini. Tidak banyak tim di Eropa yang bisa meraih kemenangan di tempat ini. Saya suka dengan penampilan tim, terutama 60 menit pertama. Seharusnya kami bisa unggul 3-0, tetapi harus kecolongan dari tendangan sudut,” kata Arteta yang bertandang ke negara kelahirannya, Spanyol.
Tim tamu menunjukkan banyak hal. Jesus, sudah mencetak tiga gol dari tiga laga selama babak grup, adalah sosok terpenting tim di Liga Champions. Kiper David Raya, yang kembali dipercaya tampil, sangat fokus dan tidak terpengaruh isu persaingan dengan Aaron Ramsdale. Adapun Arsenal belum tampil dominan seperti musim lalu.
Di antara itu semua, pergantian Zinchenko dengan Tomiyasu adalah yang paling menarik. Sejak awal musim, Tomiyasu selalu menjadi pilihan kedua di sisi kiri. Namun, Arteta datang dengan pendekatan lain. Zinchenko yang digantikan saat turun minum pada akhir pekan lalu, versus Chelsea, dicadangkan sejak awal laga.
Tomiyasu dipilih karena lebih siap dalam bertahan yang merupakan titik terlemah Zinchenko. Lawan Chelsea, Zinchenko kewalahan menghadapi kecepatan penyerang sayap Raheem Sterling. Salah satu skema sempat mengakibatkan Arsenal dihukum penalti. Sevilla memiliki Dodi Lukebakio di posisi sama yang atletis dan kencang.
Baca juga: Beda Dilema Manchester United dan Arsenal di Posisi Kiper
Bermain penuh 90 menit, Tomiyasu mampu melimitasi serangan tuan rumah yang mengeksploitasi sisi kiri pertahanan Arsenal. Lukebakio dibantu oleh gelandang Ivan Rakitic dan bek sayap Jesus Navas untuk menciptakan situasi unggul pemain. Namun, tidak ada ancaman berbahaya. Gol semata wayang Sevilla dicetak dari bola mati.
Kontribusi bertahan Tomiyasu terlihat jelas di paruh kedua. Dia lebih banyak membantu serangan di paruh pertama. Pemain tim nasional Jepang itu menjalankan dua peran sekaligus dalam skema serangan. Pertama, peran inverted wing-back, seperti Zinchenko, yang naik ke posisi gelandang saat penguasaan bola.
Menariknya, Tomiyasu menunjukkan daya jelajah sangat tinggi. Dia juga berperan naik ke posisi gelandang serang, menempati sisi halfspace kiri. Adapun dengan peran serupa, dia sempat menciptakan momentum untuk gol kemenangan Arsenal atas Manchester City, pada awal Oktober.
Tomiyasu, berposisi asli bek sayap kanan, tidak bermasalah ditempatkan di kiri. Dia mulai nyaman dengan posisi baru tersebut. Dia menepati janji yang dikatakan saat wawancara pertama di pusat latihan Arsenal. ”Jika pelatih meminta saya jadi striker, maka saya akan bermain. Tidak masalah posisi mana pun selama bermain,” tuturnya.
Baca juga: Mungkinkah Arsenal Membalikkan Cerita Manchester City?
Permainan Arsenal pun lebih dinamis dengan dimensi baru yang dihadirkan Tomiyasu. Terlebih, dua peran tersebut dilakukan bergantian dengan gelandang Declan Rice. Rice diberikan kebebasan di sisi kiri untuk mengatur serangan dari bawah atau berada di dekat kotak penalti. Tim tamu semakin sulit ditebak saat penguasaan bola.
Serangan Arsenal di laga itu pun lebih banyak berawal dari sisi kiri. Hal itu merupakan anomali. Biasanya mereka lebih mengandalkan sisi kanan yang dimotori Bukayo Saka dan Martin Odegaard. Si Meriam merupakan tim kedua dengan persentase serangan terbesar dari sisi kanan di Liga Inggris musim ini, 43 persen.
Dengan serangan yang lebih dinamis dari sisi kiri, menurut The Analyst, Arsenal unggul telak dalam jumlah tembakan 14-11 dan juga kualitas peluang atau expected goals (xG) 2,04-0,78. Sementara itu, gol kedua Jesus yang membuat keunggulan 2-0 juga terjadi di sisi kiri.
Kehilangan Xhaka
Arsenal belum menemukan komposisi terbaik musim ini sejak ditinggal gelandang jangkar Granit Xhaka. Sang gelandang veteran itu berperan besar musim lalu dalam serangan di sisi halfspace kiri dan juga membantu pertahanan. Arteta terus mencari solusi dengan berbagai pergantian formasi.
Baca juga : Saka Dipanggil Timnas Inggris, Kabar Baik atau Buruk untuk Arsenal?
Zinchenko memang unggul dari sisi teknis dan visi bermain. Namun, mudarat pemain asal Ukraina itu lebih terlihat karena tidak ada Xhaka. Terutama di pertahanan, tidak ada yang membantunya seperti Xhaka. Adapun posisi Xhaka sempat diisi oleh pemain baru Kai Havertz yang bukan bertipe bertahan.
Ian Wright, legenda hidup Arsenal, mengatakan, Zinchenko seharusnya sudah dicadangkan saat laga versus Chelsea. ”Zinchenko, tanpa Xhaka memainkan peran yang berbeda. Dia belum mampu untuk bermain dengan tenang seperti saat ada Xhaka yang bisa melindunginya,” ujarnya.
Di tiga laga terakhir, termasuk dini hari tadi, posisi Xhaka ditempati oleh Rice. Rice mempunyai atribut jauh lebih lengkap ketimbang Xhaka di dua sisi lapangan. Hanya saja, Rice tidak bisa terus naik dan hanya menunggu di sepertiga akhir lawan. Dia dibutuhkan untuk membantu serangan dari bawah.
Karena itu, Tomiyasu menjadi sosok paling tepat untuk mengisi kekosongan itu. Dia memiliki tubuh atletis dan stamina tidak terbatas, layaknya Xhaka, untuk jadi ancaman tambahan di kotak penalti lawan. Peran itu nyaris tidak mungkin dijalani Zinchenko yang bertubuh kecil dan kurang dalam daya jelajah.
Zinchenko didatangkan dari City pada musim lalu dengan harapan bisa menjadi katalis serangan Arsenal. Masalahnya, kontribusi musim lalu itu belum terulang lagi musim ini karena sistem yang kurang cocok. Tomiyasu yang baru mempelajari posisi bek sayap kiri belakangan ini justru tampak lebih menjanjikan di sistem baru ala Arteta. (AP/REUTERS)