Saka Dipanggil Timnas Inggris, Kabar Baik atau Buruk untuk Arsenal?
Problem manajemen bermain membuat ketersediaan Saka jadi tanda tanya untuk Arsenal dan timnas Inggris. Masa depan cerah Saka mulai dinaungi mendung.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
Di tengah pemulihan cedera dan isu kelelahan, penyerang sayap Arsenal, Bukayo Saka, kembali masuk dalam 26 nama pemain tim nasional Inggris untuk jeda internasional mendatang. Padahal, Saka saja masih dikhawatirkan tampil untuk laga besar versus Manchester City pada akhir pekan nanti.
Pelatih Inggris Gareth Southgate telah mengumumkan skuad resmi ”Tiga Singa”, pada Kamis (5/10/2023) malam WIB. Saka yang sudah menjadi andalan Inggris dalam dua tahun terakhir kembali terpilih untuk laga persahabatan lawan Australia (13 Oktober) dan kualifikasi Piala Eropa 2024 versus Italia (17 Oktober).
Pemanggilan tersebut terasa janggal. Mengingat, Saka baru saja dilanda cedera otot paha dalam pertandingan Liga Champions versus Lens pada Rabu lalu. Dia sempat terduduk di lapangan, lalu langsung meminta untuk diganti. Manajer Arsenal Mikel Arteta mengatakan, cedera itu cukup mengkhawatirkan.
Saka setidaknya sudah merasa tidak nyaman dalam tiga pekan terakhir. Tiga dari empat laga teranyar, dia harus ditarik keluar sebelum peluit panjang. Pemain berusia 22 tahun itu selalu berkutat dengan cedera minor. Akan tetapi, dia selalu bisa pulih tepat waktu dan kembali dipasang Arteta di laga selanjutnya.
Southgate berkata, ketersediaan Saka masih menunggu kabar dari pihak klub. ”Dia masih dinilai (perkembangan kondisinya). Mereka (Arsenal) akan terlibat dalam laga besar akhir pekan ini. Laga itu berlangsung 7 hari sebelum kami bertemu Australia dan 10 hari sebelum melawan Italia,” ujarnya.
Keberadaan Saka dalam daftar skuad Inggris bisa berarti hal positif untuk Arsenal. Sangat mungkin, cederanya tidak terlalu parah dan bisa kembali bugar dalam waktu dekat. Seperti diketahui, Arteta sering kali melancarkan strategi permainan pikiran. Dia memalsukan kondisi sebenarnya para pemain.
Seperti sebelum laga derbi London Utara versus Tottenham Hotspur, misalnya. Arteta menyampaikan, banyak pemain yang mungkin absen karena cedera, salah satunya Saka. Namun, seluruh pemain yang diragukan itu justru bermain sejak menit awal. Keraguan terhadap Saka disampaikan juga sebelum lawan Lens, tetapi hasil akhirnya serupa.
Cedera berat seperti hanya soal waktu jika terus ”diperas”.
Saka yang sudah mencetak 5 gol dan 5 asis dari 10 laga di seluruh kompetisi musim ini sangat dibutuhkan Arsenal. ”Si Meriam” akan menantang juara bertahan City di Stadion Emirates, Minggu malam. Sebanyak 41 persen serangan Arsenal, menurut Whoscored, berawal dari sisi kanan atau area Saka beroperasi. Sisi itu paling dominan.
Manajemen buruk
Meskipun demikian, jika bisa dimainkan lawan City, kondisi Saka akan sangat memprihatinkan. Dia hampir pasti akan berangkat membela timnas Inggris di jeda internasional. Alhasil, pemain berkaki kidal itu semakin tidak punya waktu istirahat. Cedera berat seperti hanya soal waktu jika terus ”diperas”.
Mantan Manajer Arsenal Freddie Ljungberg menilai, sudah waktunya Saka diberikan waktu istirahat. Dia mendapatkan beban yang terlalu besar untuk pemain berusia 22 tahun. ”Dia memang masih muda, Anda bisa berkata pemain seperti itu bisa berlari sebanyak mungkin selagi masih muda. Namun, saya pikir sudah berlebihan,” katanya pada CBS.
”Hal itu mengkhawatirkan untuk pendukung Arsenal. Dia seharusnya mendapatkan sedikit waktu istirahat. Istirahatkan dia! Dia adalah pemain terpenting dalam tim dan kadang butuh jeda, meskipun saya agak khawatir bagaimana Arsenal bermain tanpanya akhir pekan ini,” tambah Ljungberg yang sempat melatih Saka.
Saka sangat diforsir karena Arsenal tidak punya pelapis sepadan di sayap kanan. Dia pun selalu menjadi andalan Arteta sejak musim 2021-2022. Adapun Saka merupakan pemegang rekor penampilan beruntun terbanyak (87 kali) untuk Arsenal. Sebanyak 83 kali sebagai pemain starter, seperti versus Bournemouth pekan lalu.
Inggris juga sangat bergantung terhadap Saka. Peraih penghargaan pesepak bola terbaik Inggris dalam dua tahun terakhir itu nyaris tidak pernah absen dari pemanggilan timnas sejak Piala Eropa 2020. Terbukti, Southgate kembali memasukkan Saka ke dalam skuad meskipun belum tahu kondisi pasti sang pemain.
Ketakutan cedera pada Saka sangat nyata. Selain bermain nyaris setiap 3-4 hari sekali, dia juga selalu diandalkan dalam berduel satu lawan satu di sisi sayap. Dengan kelincahan dan kemampuan individu, dia sering menjadi incaran tekel keras pemain lawan. Banyak dari tekel itu yang langsung menyasar kaki, bukan bola.
Karena itu, Saka pantas mendapatkan manajemen bermain lebih baik, semata-mata untuk menjaga masa depannya. Pemain bukan robot yang bisa digunakan tanpa memperhatikan kondisi fisik dan mental. Jika terlalu diforsir dan berujung cedera, ujung-ujungnya yang menderita adalah Arsenal dan Inggris. (AP/REUTERS)