Alih-alih menciptakan atmosfer persaingan sehat dengan dua kiper kelas dunia dalam tim, Arteta justru menghasilkan tekanan berlebih yang tidak diinginkan.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
SEVILLA, SENIN — Bagai roda, realitas berputar begitu cepat bagi dua kiper Arsenal, yaitu Aaron Ramsdale (25) dan David Raya (28). Pendapat publik tentang siapa sosok terbaik di garis gawang ”Si Meriam” terus berubah setiap pekan. Di posisi yang paling membutuhkan ketenangan itu pun, nuansa kegundahan terasa jelas.
Beberapa pekan lalu, para pendukung Arsenal menegaskan, Raya adalah penjaga gawang yang lebih baik dan pantas jadi starter ketimbang Ramsdale. Apalagi setelah perbandingan statistik keduanya dalam enam laga di seluruh kompetisi awal musim ini. Raya unggul dalam distribusi bola dan mencegah kemasukan.
Namun, semua berbalik drastis dalam laga imbang versus Chelsea 2-2 pada akhir pekan lalu saat Ramsdale bahkan tidak ada di cadangan karena harus mendampingi istrinya yang sedang melahirkan. Raya menjadi ”kambing hitam” gol ajaib Mykhailo Mudryk dari sudut sempit karena berdiri terlalu maju.
Manajer Arsenal Mikel Arteta menyebut gol itu tidak lebih dari sekadar keberuntungan. Namun, Mudryk berkata sebaliknya. ”Sebelum laga, pelatih kiper kami berkata untuk melihat posisi kiper mereka. Sebab, dia (Raya) sering kehilangan posisi untuk membaca permainan. Jadi, saya bisa menyungkil bola,” katanya.
Para pendukung Si Meriam menyanyikan nama Ramsdale di laga tersebut. Mereka seperti meminta Arteta untuk mencadangkan Raya dalam laga lanjutan Grup B Liga Champions versus Sevilla di Stadion Ramon Sanchez Pizjuan, Rabu (25/10/2023) dini hari WIB. Duel itu sangat penting untuk menentukan kelolosan.
Arsenal (3 poin) dan Sevilla (2 poin), tim unggulan di Grup B, tertinggal dari pemuncak klasemen RC Lens (4 poin). Arsenal takluk di kandang Lens dalam laga sebelumnya, sementara Sevilla berlum pernah menang di grup. Alhasil, kemenangan menjadi hal yang mutlak bagi kedua tim.
Sosok di garis gawang Arsenal akan krusial. Tuan rumah Sevilla yang dipimpin striker Maroko Youssef En-Nesyri sangat agresif di lini serang. Meskipun hanya menempati peringkat ke-13 Liga Spanyol, mereka tercatat sebagai tim kedua dengan tembakan terbanyak, rerata 16,9 kali. Lebih banyak daripada juara bertahan Barcelona.
Sosok di garis gawang Arsenal akan krusial. Tuan rumah Sevilla yang dipimpin striker Maroko, Youssef En-Nesyri, sangat agresif di lini serang.
Perry Groves, mantan pemain Arsenal, mengatakan, saatnya mencadangkan Raya dan mengembalikan Ramsdale. Raya sudah terlihat agak panik di bawah mistar dalam dua laga terakhir, sejak versus Manchester City sebelum jeda internasional. Kepanikan itu tidak lepas dari tekanan akibat persaingan dengan Ramsdale.
”(Dilema) ini sudah bisa dibaca saat Arsenal mendatangkan Raya. Mereka jadi punya dua pemain untuk nomor satu. Masalahnya, Ramsdale tidak membuat kesalahan fatal untuk digantikan. Faktor itu yang membuat tekanan berbalik ke Raya saat ini. Jika ingin kompetisi sehat, seharusnya Raya ditarik,” ujar Groves pada TalkSport.
Sebagai konteks, Ramsdale mengawali musim ini sebagai kiper inti. Penjaga gawang tim nasional Inggris itu tampil cukup konsisten sepanjang musim lalu. Terbukti, dia masuk dalam daftar nominasi Trofi Yashin 2023 yang berarti dinilai sebagai 10 kiper terbaik di dunia saat ini.
Ramsdale kehilangan posisi utama sejak pertengahan September, hanya sekitar dua pekan setelah kedatangan Raya dengan status pinjaman dari Brentford. Adapun Raya merupakan rekomendasi langsung dari Pelatih Kiper Arsenal Inaki Cana. Cana dan Raya pernah bekerja sama di Brentford.
Keinginan Arteta
Namun, sulit melihat Raya digantikan dalam waktu dekat, bahkan jika melakukan kesalahan fatal. Dia memang berkali-kali terlihat ceroboh dalam laga Chelsea dan City. Seperti salah mengumpan dan terlalu lambat bereaksi di kotak penalti saat distribusi bola. Kesalahan itu nyaris berujung gol.
Hanya saja, permainan berisiko itu merupakan keinginan Arteta. Raya didatangkan dari Brentford karena lebih piawai dalam distribusi bola. Sang kiper dituntut jadi orang ke-11 yang bisa turut terlibat dalam penguasaan bola. Ramsdale andal dalam menghentikan tembakan, tetapi kurang andal bermain dengan kaki.
Menurut Raya, dia bertugas menarik pemain lawan hingga sedekat mungkin. ”Saya menguasai itu, tetapi pelatih juga memintanya. Pelatih tidak ingin saya membuang bola langsung. Kami harus mengundang lawan. Saat striker lawan menekan, otomatis ada satu pemain kami yang berdiri bebas,” katanya pada The Athletic.
Gol Mudryk ke gawang Raya juga tidak lepas dari keinginan Arteta. Ramsdale pernah berkata, sang manajer selalu memintanya berdiri lebih maju. Padahal, dia merasa sudah sangat maju dibandingkan dengan posisi seharusnya. Semua itu demi menyokong skema bermain lebih modern.
Lihat saja statistik 6 laga awal Raya dan Ramsdale di seluruh kompetisi pada musim ini. Raya jauh lebih unggul atas Ramsdale dalam keterlibatan serangan dari bawah, 125–92 kali. Raya juga superior dalam distribusi bola, unggul dari umpan sukses 192–111 sampai akurasi 79,7 persen–66,5 persen.
Arteta pun harus rela menelan ”madu” dan ”racun” dari idenya untuk bermain dari bawah dan dominan dalam penguasaan bola. Adapun Si Meriam merupakan salah satu tim dengan rerata penguasaan bola terbanyak di Liga Inggris, yaitu 58,1 persen. Dari penguasaan itu pula, asa kemenangan mereka dimulai.
Ramsdale mengakui tersiksa karena harus menyaksikan pertandingan dari bangku cadangan. Namun, dia tetap akan mendukung keputusan Arteta. ”Meskipun saya menderita karena tidak bermain, saya harus tetap tegar dan kuat. Saya harus mendorong dia (Raya) jika dia yang dipilih untuk tampil,” tuturnya. (AP/REUTERS)