”Perang Pincang” City dan Arsenal
Duel Arsenal dan City pekan ini mungkin bukan yang paling ideal dari sisi kualitas skuad. Namun, hal itu tidak mengurangi betapa penting hasil laga nanti untuk persaingan juara.
LONDON, SABTU — Arsenal dan Manchester City, dua tim pesaing gelar Liga Inggris musim lalu, akan bersinggungan di Stadion Emirates, Minggu (8/10/2023). Menjelang duel prestisius itu, mereka sama-sama diragukan bisa tampil dengan skuad terbaik. Situasi tersebut mungkin membuat City lebih diuntungkan ketimbang tuan rumah.
Sangat jelas bagi Arsenal, City adalah ”raja terakhir” yang harus dilewati jika ingin keluar sebagai juara liga. Terbukti pada musim lalu. Mereka sudah memuncaki klasemen hampir sepanjang musim, tetapi City yang mengangkat trofi pada akhir musim. Karena itu, laga nanti penting untuk melihat kesiapan ”Si Meriam” musim ini.
Baca juga : Mungkinkah Arsenal Membalikkan Cerita Manchester City?
Sisi inferior Arsenal selalu keluar saat bertemu City dalam beberapa tahun terakhir. Mereka selalu kalah dalam 12 laga terakhir di Liga Inggris, sejak 2015. Sebanyak delapan kekalahan di antaranya terjadi dalam era manajer Mikel Arteta. Dia tidak pernah bisa mengimbangi strategi sang guru, Manajer City Josep Guardiola.
Pada awal musim, Arsenal menjuarai Community Shield setelah menang adu penalti atas City. Arteta berharap hasil itu bisa mengubah peruntungan. ”Itu sangat penting untuk kami. Meraih titel lawan City bisa memberi Anda nilai lebih dan kepercayaan bahwa kami bisa mengalahkan mereka,” ujar mantan asisten pelatih City itu.
Minggu lalu, Arsenal masih begitu percaya diri menyambut laga besar di pekan ke-8. Bagaimana tidak, City dipastikan bertamu tanpa dua gelandang utama, yaitu Rodri yang terkena sanksi kartu merah dan Kevin de Bruyne yang cedera. Apalagi, City baru saja menelan kekalahan dalam dua laga terakhir tanpa Rodri.
Namun, keraguan berbalik ke tim tuan rumah. Penyerang sayap andalan Arsenal Bukayo Saka diragukan tampil setelah ditarik keluar pada menit ke-34 saat versus Lens, Rabu lalu, karena cedera otot paha. Arteta belum bisa memastikan presensinya untuk Minggu nanti. ”Mari kita lihat perkembangannya. Saya serahkan ke dokter tim,” ujarnya.
Baca juga : Saka Dipanggil Timnas Inggris, Kabar Baik atau Buruk untuk Arsenal?
Arsenal bagai burung yang kehilangan kedua sayap. Di sisi sayap kiri, mereka sudah kehilangan penyerang Gabriel Martinelli terlebih dulu. Martinelli belum bermain lagi sejak diganti pada awal laga versus Everton, medio September. Arteta juga belum memberikan informasi terkait perkembangan kondisi sang pemain yang belum terlihat di sesi latihan.
Seperti diketahui, Arsenal sangat bergantung pada serangan dari sisi sayap. Menurut data Whoscored, sebanyak 75 persen penguasaan bola sepanjang musim ini berada di kedua sisi sayap. Peran Martinelli dan Saka pun amat krusial. Hanya mereka pemain sayap yang punya keunggulan dalam duel satu lawan satu.
Menurut Sky Sports, Saka merupakan pemain terbanyak yang menghadapi situasi satu lawan satu di liga musim ini, sebanyak 101 kali. Martinelli, meskipun tidak tampil di dua laga terakhir Arsenal, berada di peringkat ke-4 (62 kali). Bisa dilihat pengaruh keduanya dalam rencana Arteta.
Tanpa pemain bertipe seperti itu, permainan Arsenal berpola seperti tapal kuda. Mereka akan terus merotasi bola dari sayap kiri, belakang, ke sayap kanan. Begitu terus sebaliknya, tanpa bisa menciptakan peluang. Hal itu sudah terjadi saat Arsenal ditaklukkan Lens 1-2 di laga babak grup Liga Champions.
Baca juga : Candu Gelandang Jangkar Naungi Liga Inggris
Saka yang sudah mencatat 5 gol dari 5 asis di 10 laga seluruh kompetisi akan menjadi kehilangan terbesar. Bukan tanpa alasan pemain tim nasional Inggris itu sudah 87 kali tampil beruntun untuk Arsenal di liga atau terbanyak dalam sejarah klub. Bisa dikatakan, dia adalah sayap terbaik saat ini di Liga Inggris.
Saya pikir semua tim di dunia akan kehilangan jika pemain seperti Bukayo absen. Kami berharap cederanya tidak terlalu buruk dan bisa siap berlaga Minggu nanti.
Arteta selalu mengandalkan kombinasi segitiga di sisi kanan antara Saka, gelandang Martin Odegaard, dan bek Ben White. Skema itu terancam hilang.
”Saya pikir semua tim di dunia akan kehilangan jika pemain seperti Bukayo absen. Kami berharap cederanya tidak terlalu buruk dan bisa siap berlaga Minggu nanti,” kata Odegaard, kapten Arsenal.
Keuntungan City
City memang bergantung pada Rodri. Sang gelandang jangkar merupakan penerjemah terbaik isi otak Guardiola. Terbukti, persentase kekalahan City meningkat drastis dari 13 persen ketika bersama Rodri menjadi 33 persen saat tanpa sosoknya. Dia adalah jembatan serangan sekaligus benteng pertahanan terbaik tim.
Namun, belajar dari pertemuan terakhir di Stadion Emirates, mungkin saja ketidakhadiran Rodri bukan sesuatu yang genting. Musim lalu, City mencuri kemenangan 3-1 dengan strategi anomali dari Guardiola. Mereka bermain dengan mengandalkan umpan-umpan panjang dan langsung ke pertahanan Arsenal.
Baca juga: Guardiola Pantas Marah Atas Kartu Merah Rodri
Penguasaan bola City sampai tertekan hingga 36,5 persen. Sangat jarang tim seperti City kalah dalam penguasaan bola. Namun, Guardiola sengaja memakai strategi itu untuk menjebak Arsenal. Dia memahami, Arteta pasti akan berpikir City menggunakan strategi bermain dari bawah seperti biasanya.
”Rodri adalah salah satu dari dua atau tiga gelandang jangkar terbaik di dunia. Pengaruhnya terhadap tim sangat besar, tetapi dia tidak akan bersama kami. Kami harus beradaptasi dan mencari solusi. Kami akan memutuskan besok bagaimana akan bermain. Bukan saatnya berbicara tentang dia,” jelas Guardiola.
De Bruyne selalu jadi kryptonyte untuk Arsenal. Tidak ada klub lain yang lebih banyak dibobol sang gelandang di liga ketimbang Arsenal (8 gol). Meskipun begitu, City masih punya pencetak gol terbanyak di liga musim lalu dan sejauh musim ini, yaitu Erling Haaland. Pengganti De Bruyne, Julian Alvarez, juga sedang dalam performa terbaik.
Karena itu, tugas lebih berat dihadapi Arsenal. Mereka harus mencari solusi andai terpaksa bermain tanpa Saka dan Martinelli. Jika gagal, mereka mungkin harus memperpanjang rentetan kekalahan dari City. Hal itu akan menandakan, mereka mungkin masih belum siap untuk bersaing langsung dengan sang juara bertahan.
Musim lalu, City juara liga dengan keungulan hanya 5 poin dari Arsenal. Keunggulan itu didapat dari hasil dua kali menang atas ”Si Meriam”. Sebab itu, pertemuan nanti lebih dari sekadar satu pertandingan. Hasilnya bisa menjadi margin pembeda pada akhir musim, antara tim yang meraih trofi dan gagal juara. (AP/REUTERS)