Swiatek Disingkirkan “Ratu Unforced Error”
Grand Slam Amerika Serikat Terbuka akan memiliki juara baru pada nomor tunggal putri. Juara bertahan, yang juga petenis nomor satu dunia, Iga Swiatek, disingkirkan Jelena Ostapenko pada babak keempat.
NEW YORK, MINGGU - Sebelum babak keempat Grand Slam Amerika Serikat Terbuka, petenis tunggal putri nomor satu dunia, Iga Swiatek, hanya kehilangan sembilan gim. Dominasi itu dihentikan Jelena Ostapenko, petenis yang terkenal memiliki forehand keras, tetapi juga selalu membuat banyak unforced error.
Dari tiga babak yang dimenangi di Pusat Tenis Nasional Billie Jean King, New York, pada pekan pertama, Swiatek membuat 43 unforced error. Penampilannya sangat solid ketika mengalahkan Rebecca Peterson dan Kaja Juvan pada babak pertama dan ketiga, masing-masing dengan skor 6-0, 6-1. Pada babak kedua, dia menang atas Daria Saville 6-4, 6-3.
Perjalanan itu jauh berbeda dengan tiga kemenangan Ostapenko yang selalu diraih dalam tiga set. Petenis Latvia itu membuat unforced error hampir empat kali lebih banyak dari Swiatek, yaitu 158. Sebanyak 80 kesalahan dibuatnya hanya dalam satu pertandingan, yaitu pada babak kedua.
Ostapenko, yang membuat kejutan dengan menjuarai Grand Slam Perancis Terbuka 2017, memang dikenal sebagai petenis agresif yang selalu konsisten memukul dengan keras dari baseline, sejak awal hingga akhir pertandingan. Namun, tanpa pola permainan yang variatif, dia pun cenderung membuat banyak unforced error. Kalaulah menang, artinya unforced error itu dibuat bukan pada momen kritis.
Baca juga: Jalan Berbeda Coco dan Swiatek
Ostapenko akhirnya menjadi petenis pertama yang bisa memberi perlawanan ketat pada Swiatek di Flushing Meadows tahun ini. Dia bahkan mengalahkan petenis nomor satu dunia itu dengan skor 3-6, 6-3, 6-1, Minggu (3/9/2023). Swiatek pun gagal mempertahankan gelar juara dan kalah pada empat pertemuan beruntun dengan Ostapenko.
“Saya tahu, melawan Iga selalu sulit karena dia memiliki performa yang konsisten dan banyak meraih gelar juara. Jadi, saya harus bermain agresif karena itu yang tidak dia sukai,” komentar Ostapenko.
Pertemuan antara Ostapenko dan Swiatek menjadi persaingan antara dua petenis yang memiliki forehand keras. Berkali-kali, reli diwarnai hujaman forehand hingga salah satu di antara mereka kesulitan mengembalikannya.
Setelah bermain solid pada set pertama, Swiatek mulai kesulitan ketika Ostapenko meningkatkan level permainannya, terutama saat servis pada set kedua dan ketiga. Arah pengembalian servisnya juga beberapa kali tak bisa ditebak Swiatek.
Baca juga: Iga Swiatek Mengkritik Para Pengkritiknya
Ostapenko tetap membuat lebih banyak unforced error dibandingkan dengan Swiatek, tetapi dengan selisih tipis, yaitu 20 : 18. Ini menjadi kesalahan paling sedikit yang dibuat Ostapenko selama empat babak. Namun, petenis berusia 26 tahun itu bisa membuat 30 winner, lebih banyak daripada 18 yang dibuat Swiatek.
“Saya harus berjuang hingga poin terakhir dan tidak memberi kesempatan pada dia untuk mengembangkan permainan,” ujar Ostapenko.
Kekalahan Swiatek membuat AS Terbuka akan memiliki juara baru pada tunggal putri. Dua dari empat favorit juara sudah tersingkir. Satu babak sebelumnya, juara Wimbledon 2023, Elena Rybakina, tersisih. Dua favorit tersisa adalah juara Australia Terbuka, Aryna Sabalenka dan Cori “Coco” Gauff.
Coco akan menjadi lawan Ostapenko pada perempat final. Dia memenangi pertandingan yang diidamkannya saat berhadapan dengan Caroline Wozniacki. Coco menang atas mantan petenis nomor satu dunia itu dengan skor 6-3, 3-6, 6-1.
Saya tahu, melawan Iga selalu sulit karena dia memiliki performa yang konsisten dan banyak meraih gelar juara.
Berasal dari generasi berbeda—Coco berusia 19 tahun, Wozniacki 33 tahun—mereka belum pernah berhadapan. Saat Wozniacki pensiun sebagai petenis pada Januari 2020 karena akan fokus berkeluarga, Coco menyesal karena belum pernah berhadapan dengan juara Australia Terbuka 2018 itu.
Harapannya terwujud ketika Wozniacki bertanding kembali, sejak Agustus 2023, dan akhirnya bisa bertemu Coco pada babak keempat AS Terbuka. “Dia bertanding kembali dengan performa seperti tak pernah meninggalkan tenis. Berada di satu lapangan dengan Wozniacki pada hari ini adalah kehormatan bagi saya,” katanya.
Saat pertandingan, Coco sempat frustasi setelah kehilangan set kedua. Dia menghampiri player box, tempat duduk tim pendukungnya di tribun. “Tolong berhenti. Berhenti bicara!” kata Coco.
Duduk di salah satu kursi itu adalah pelatih kawakan, Brad Gilbert, yang pernah melatih Andre Agassi, Andy Roddick, dan Andy Murray. Dengan diperbolehkannya coaching on court, Gilbert, yang melatih Coco dalam sebulan terakhir, selalu memberi masukan. Namun, Coco menyatakan bahwa teriakannya ke player box tak ditujukan pada Gilbert.
“Saya hanya frustasi, tak ada maksud untuk menyuruh Brad diam. Pada momen tadi, saya tidak ingin mendengar apapun, hanya ingin berpikir sendiri tentang apa yang telah dilakukan,” kata Coco.
Baca juga: Coco Masuk Daftar Favorit Juara
Perempat final lain pada paruh atas undian tunggal putri mempertemukan Karolina Muchova dengan Sorana Cirstea. Muchova adalah petenis Ceko yang menjadi finalis Perancis Terbuka.
Sementara itu, petenis Indonesia, Aldila Sutjiadi, tersingkir pada babak kedua ganda campuran bersama petenis senior India, Rohan Bopanna. Aldila/Bopanna kalah dari Ben Shelton/Taylor Townsend, 2-6, 5-7.
Aldila masih punya kesempatan melangkah lebih jauh di ganda putri bersama Miyu Kato (Jepang). Mereka akan menjalani babak ketiga melawan Victoria Azarenka/Beatriz Haddad Maia (Belarus/Brasil).
Efektifkan Energi
Setelah memenangi babak ketiga dalam lima set hingga menjelang pukul 02.00 pada Sabtu (2/9/2023) dan baru bisa beristirahat pada pagi hari, Novak Djokovic kembali ke lapangan untuk laga babak keempat Grand Slam Amerika Serikat Terbuka, keesokan harinya. Dia bermain dengan efektif dan melangkah ke perempat final ajang itu untuk ke-13 kalinya.
Djokovic menjalani babak keempat melawan Borna Gojo (Kroasia), Minggu malam (Senin pagi waktu Indonesia) di Stadion Arthur Ashe, Pusat Tenis Nasional Billie Jean King, New York. Meski kemenangannya tak bisa dibilang mudah, Djokovic lolos ke perempat final dengan straight sets 6-2, 7-5, 6-4. Dia harus menanti hingga match point ketiga untuk memenangi laga selama dua jam 26 menit itu.
Lihat juga: Djokovic Tembus Perempat Final AS Terbuka
“Saya harus mengatur energi dalam pertandingan ini dengan fokus pada akurasi servis,” kata Djokovic. Dalam statistik, akurasi itu diperlihatkan melalui 45 poin yang didapat dari 51 servis pertama (88 persen) yang masuk. Dari 25 servis kedua, Djokovic mendapat 13 poin (52 persen).
Winner yang dibuatnya, yaitu 26, lebih sedikit dibandingkan yang dibuat Gojo (40). Akan tetapi, Djokovic lebih sedikit dalam membuat kesalahan, yaitu 12 kali dibandingkan dengan 40 kesalahan Gojo.
“Saya belum pernah berhadapan dengan Gojo, jadi harus melihat rekaman pertandingan dia. Pukulannya sangat keras, terutama servis dan forehand. Saya senang bisa memenangi laga, apalagi dengan dukungan penonton yang selalu meriah di stadion tenis terbesar di dunia ini,” tutur Djokovic.
Saya harus mengatur energi dalam pertandingan ini dengan fokus pada akurasi servis.
Dalam perempat final ke-13 dari 17 partisipasi di AS Terbuka, Djokovic mendapat tantangan dari petenis terbaik tuan rumah, Taylor Fritz. Pada babak keempat, Fritz mengalahkan Dominic Stricker (Swiss), 7-6 (7/2), 6-4, 6-4. Stricker adalah petenis yang menyingkirkan finalis Perancis Terbuka 2021 dan Australia Terbuka 2023, Stefanos Tsitsipas, pada babak kedua.
“Melawan Fritz, petenis bagus yang juga akan didukung banyak penonton di sini, tentu menjadi tantangan berat. Saya siap menghadapi tantangan itu,” kata Djokovic.
Berbeda dengan petenis Serbia pemilik 23 gelar juara Grand Slam tersebut, Fritz akan menjalani perempat final pertamanya di AS Terbuka. Hasil terbaik petenis peringkat kesembilan dunia itu di ajang Grand Slam adalah perempat final Wimbledon 2022.
“Saya sangat senang bisa bermain baik selama sepekan ini. Namun, melawan Novak tentu menjadi tantangan sangat berat. Dia mengalahkan saya tujuh kali dan tak ada petenis lain yang memiliki rekor kemenangan seperti itu dari saya. Menang dari Novak pada perempat final AS Terbuka, tentu akan sangat menyenangkan bagi saya,” tutur Fritz dalam laman resmi ATP.
Fritz, yang berusia 22 tahun, pertama kali berhadapan dengan Djokovic pada babak ketiga Monte Carlo Masters 2019. Dia kalah dalam tujuh pertemuan dan selalu kalah dua set pada format best of three sets. Hanya pada babak ketiga Grand Slam Australia Terbuka 2021, Fritz bisa mencuri set dari Djokovic. Saat itu, Fritz memaksa Djokovic bermain lima set.
Pada paruh bawah undian, Djokovic berada di antara tiga petenis AS. Selain Fritz, penonton di Flushing Meadows akan menyaksikan “perang saudara” antara Frances Tiafoe dan Ben Shelton.
Baca juga: Kerinduan Djokovic pada New York Terobati
Tiafoe, yang seangkatan dengan Fritz, adalah semifinalis AS Terbuka 2022, sedangkan Shelton berasal dari generasi yang lebih muda dari mereka. Petenis berusia 20 tahun itu menjalani debut di arena Grand Slam pada 2021 dan membuat kejutan dengan mencapai perempat final Australia Terbuka pada awal 2023. (AP/AFP)