Jalan Berbeda Coco dan Swiatek
Iga Swiatek dan Cori "Coco" Gauff sama-sama difavoritkan sebagai juara tunggal putri Grand Slam Amerika Serikat Terbuka 2023. Namun, tiga babak yang telah dilalui mereka ditempuh dengan jalan berbeda.
NEW YORK, JUMAT - Petenis tunggal putri nomor satu dunia, Iga Swiatek, berada di jalur yang benar untuk membuka peluang menjuarai Grand Slam Amerika Serikat Terbuka 2023, begitu pula dengan remaja tuan rumah, Cori “Coco” Gauff. Namun, keduanya melalui jalan berbeda untuk mencapai babak keempat.
Untuk kedua kalinya dalam tiga babak, Coco bermain tiga set dan kehilangan set pertama. Pada babak ketiga di Stadion Arthur Ashe, Pusat Tenis Nasional Billie Jean King, New York, Jumat (1/9/2023) malam waktu setempat atau Sabtu pagi waktu Indonesia, Coco mengalami momen itu ketika berhadapan dengan Elise Mertens. Coco bangkit pada dua set berikutnya hingga menang 3-6, 6-3, 6-0.
Petenis AS berusia 19 tahun itu bermain tiga set pada babak pertama ketika melawan Laura Siegemund. Dia juga kehilangan set pertama sebelumnya akhirnya menang 3-6, 6-2, 6-4.
Baca juga : Coco Masuk Daftar Favorit Juara
“Saat kalah pada set pertama, saya harus melupakannya. Saya tak ingin kalah tanpa perlawanan,” ujar Coco tentang kunci untuk membangun kepercayaan dirinya setelah bermain buruk pada set pertama.
Untuk pertama kalinya, Coco tiba di arena Grand Slam sebagai salah satu favorit juara selain Iga Swiatek, Aryna Sabalenka, dan Elena Rybakina yang akhirnya tersingkir pada babak ketiga. Coco menjadi harapan untuk juara setelah tak ada petenis tuan rumah yang menjuarai AS Terbuka sejak Sloane Stephens menjadi juara pada 2017.
Harapan penggemar tenis AS melambung setelah Coco menjuarai salah satu turnamen pemanasan AS Terbuka, yaitu WTA 1000 Cincinnati. Gelar itu menjadi yang pertama bagi Coco dalam level WTA 1000 yang merupakan level atas turnamen profesional untuk petenis putri.
Namun, setelah melalui tiga babak, Coco harus bekerja ekstra keras untuk mewujudkan harapan publik AS. Dia kesulitan untuk menguasai pertandingan dengan cepat hingga selalu berada dalam tekanan lawan lebih dulu.
Saya tidak menyukai fakta bahwa saya menang atas sahabat karena bermain melawan Kaja seperti melawan saudara. Saya tak punya banyak teman, tetapi saya sangat dekat dengan dia. Itu menjadi tantangan tersulit dalam pertandingan tadi.
Finalis Grand Slam Perancis Terbuka 2022 itu juga memiliki masalah dengan pukulan servis. Saat melawan Mertens, dia membuat tujuh double fault, tiga di antaranya pada set pertama. Servis kedua Coco begitu lemah hingga tak dapat menyelamatkannya setelah kehilangan servis pertama.
Kondisi ini berbeda dengan Swiatek yang tampil nyaman dengan hanya kehilangan sembilan gim dalam tiga babak (Coco kehilangan 26 gim). Pada babak ketiga, Swiatek mengalahkan sahabatnya, Kaja Juvan, 6-0, 6-1, skor yang juga dibuatnya saat memenangi babak pertama.
Saat mengalahkan Juvan, dominasi Swiatek salah satunya diperlihatkan dengan poin yang diperolehnya. Dia mendapat 50 poin, sedangkan Juvan hanya 15 poin. Pertandingan pun berjalan singkat, hanya 49 menit.
Baca juga : Iga Swiatek Mengkritik Para Pengkritiknya
Dominasi pada setiap pertandingan didapat berkat pola pikirnya yang tak ingin terbebani status juara bertahan. Sebelum turnamen dimulai pada awal pekan ini, dia mengatakan, lebih baik fokus pada penampilannya untuk setiap pertandingan dibandingkan membebani diri untuk mempertahankan gelar juara.
Sahabat jadi lawan
Saat melawan Juvan, Swiatek juga menepikan pikiran lain, yaitu bahwa petenis yang berada di seberang net adalah sahabatnya. Sebelum bersaing di Stadion Louis Armstrong, mereka tetap makan malam bersama dan bergosip seperti halnya yang dilakukan sahabat. Saat Swiatek melakukan pemanasan di ruang fitness, Juvan menghampirinya dan mereka berpelukan.
“Saya tidak menyukai fakta bahwa saya menang atas sahabat karena bermain melawan Kaja seperti melawan saudara. Saya tak punya banyak teman, tetapi saya sangat dekat dengan dia. Itu menjadi tantangan tersulit dalam pertandingan tadi,” komentar Swiatek.
Setelah memenangi babak ketiga dengan jalannya pertandingan yang berbeda, Swiatek dan Coco akan menghadapi lawan yang lebih menantang pada babak keempat. Swiatek akan melawan Jelena Ostapenko, sementara Coco berhadapan dengan Caroline Wozniacki, petenis yang kembali bertanding setelah pensiun.
Ostapenko tak memiliki performa sekonsisten Swiatek meski memiliki gelar juara Grand Slam Perancis Terbuka 2017. Akan tetapi, petenis Latvia itu selalu menang dalam tiga pertemuan dengan Swiatek, yaitu di Birmingham 2019, Indian Wells 2021, dan Dubai 2022.
Baca juga : Iga Swiatek Mengkritik Para Pengkritiknya
Pertemuan kedua petenis akan menjadi adu forehand keras karena Swiatek dan Ostapenko memiliki keistimewaan itu. Kecepatan rata-rata forehand Swiatek saat Australia Terbuka, Januari bahkan mendekati kecepatan forehand petenis putra.
Adapun Ostapenko adalah petenis yang punya kemampuan mempertahankan forehand keras sejak awal hingga akhir perebutan poin. Dia bisa menghasilkan banyak winner. Akantetapi, winner itu seringkali setara dengan unforced error-nya.
Sementara tentang babak keempat yang akan dijalaninya, Coco berkomentar bahwa tak pernah menduga akan berhadapan dengan Wozniacki. Juara Australia Terbuka 2018 itu pensiun pada Januari 2020 karena berkeluarga, tetapi memutuskan kembali ke kompetisi tenis profesional pada 2023. Sebelum tampil di AS Terbuka, Wozniacki menjalani persiapan dengan mengikuti WTA Montreal dan Cincinnati.
Perjalanan ke babak keempat AS Terbuka didapat Wozniacki, salah satunya, dengan menyingkirkan unggulan ke-11, Petra Kvitova, pada babak kedua. Adapun kemenangan pada babak ketiga didapat atas Jennifer Brady 4-6, 6-3, 6-1.
Baca juga : Djokovic Lega Bertanding Kembali di Amerika Serikat
“Babak keempat nanti menjadi pertandingan yang tak terduga. Saat dia pensiun, saya diwawancara dan sempat mengatakan seandainya punya kesempatan untuk melawan Wozniacki. Sekarang, harapan itu akhirnya terwujud,” tutur Coco.
Aldila melaju
Pada ganda putri, petenis Indonesia, Adila Sutjiadi, melalu ke babak ketiga bersama pasangannya, Miyu Kato (Jepang). Di babak kedua, mereka menang atas Anna Danilina/Heather Watson (Kazakhstan/Inggris) dengan skor 6-3, 6-1.
Laga ini menjadi babak ketiga untuk keempat kali beruntun di ajang Grand Slam bagi Aldila/Kato pada tahun ini, setelah Australia Terbuka, Perancis Terbuka, dan Wimbledon. Aldila bertekad mendapat hasil yang lebih baik di Australia Terbuka setelah selalu tersingkir pada babak ketiga pada tiga Grand Slam lain.
Pada babak ketiga tunggal putra, Novak Djokovic harus menjalani laga lima set untuk mengalahkan sesama petenis Serbia, Laslo Djere. Pada pertandingan berdurasi tiga jam 45 menit yang berakhir Sabtu pukul 01.33 waktu setempat, Djokovic menang setelah kehilangan dua set pertama 4-6, 4-6, 6-1, 6-1, 6-3.
Baca juga : ”Roller Coaster” Petenis Nomor Satu Dunia di Kanada
“Ini pertandingan terberat saya di sini setelah beberapa tahun. Saya menghargai penampilan Laslo yang luar biasa. Terima kasih pada penonton yang telah mendukung saya, apalagi ini hampir pukul dua,” ujar Djokovic.
Sejak menjalani debut di arena Grand Slam pada 2003, laga ini menjadi kemenangan ketujuh bagi Djokovic setelah kehilangan dua set awal. Salah satu kemenangan itu didapat atas Roger Federer pada semifinal AS Terbuka 2011.
Djokovic juga punya pengalaman menang setelah tertinggal dua set pada final Grand Slam, yaitu saat melawan Stefanos Tsitispas di Perancis Terbuka 2021. Saat itu, Djokovic menang dengan skor 6-7 (6), 2-6, 6-3, 6-2, 6-4.
Pada babak keempat, Djokovic akan berhadapan dengan petenis Kroasia yang lolos dari babak kualifikasi, Borna Gojo. Dengan telah tersingkirnya beberapa unggulan pada paruh undian yang sama dengan Djokovic, peluangnya untuk ke final sangat terbuka. Adapun unggulan yang telah tersingkir pada paruh bawah undian adalah Tsitsipas, Holger Rune, dan Casper Ruud. (ap/afp)