Carlos Alcaraz meraih gelar pertama dari turnamen lapangan rumput ATP 500 London, akhir Juni. Dia berharap momen positif itu bisa terulang pada turnamen lapangan rumput yang lebih besar, yaitu di Wimbledon.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·5 menit baca
LONDON, SELASA — Petenis nomor satu dunia, Carlos Alcaraz, mendapat gelar pertama dari turnamen lapangan rumput di London, Inggris, pada pekan terakhir Juni. Sepekan kemudian, dia membawa energi positif pada turnamen lain dengan level lebih besar di London, Grand Slam Wimbledon.
Alcaraz membawa energi dan pola pikir positif saat menjalani babak pertama tunggal putra melawan Jeremy Chardy di Lapangan 1 All England Club, London, Inggris, pada Selasa (4/7/2023). Dia mengesampingkan hujan yang membuatnya harus bertanding di lapangan dengan atap tertutup. Alcaraz memilih fokus pada performanya dan cara tersebut membawanya pada kemenangan dengan skor 6-0, 6-2, 7-5.
Bermain di lapangan dengan atap tertutup tak terlalu berpengaruh bagi saya. Dalam kondisi apa pun, saya harus berusaha tampil dengan level terbaik.
”Bermain di lapangan dengan atap tertutup tak terlalu berpengaruh bagi saya. Dalam kondisi apa pun, saya harus berusaha tampil dengan level terbaik. Saya bermain dengan sangat baik pada awal pertandingan, lalu Chardy menaikkan level permainan pada set ketiga dan saya senang bisa mengatasinya,” tutur Alcaraz.
Petenis Spanyol berusia 20 tahun itu menjadi bintang muda ketika meraih gelar pertama di ajang Grand Slam dari Amerika Serikat Terbuka 2022 pada usia 19 tahun. Dengan usia itu, dia juga menjadi tunggal putra nomor satu dunia termuda sejak sistem ranking komputerisasi digunakan pada 1973.
Dengan posisi sebagai petenis nomor satu dunia pula, Alcaraz menjadi unggulan tertinggi di Wimbledon 2023. Dia menjadi unggulan teratas tunggal putra di luar nama Roger Federer, Rafael Nadal, Novak Djokovic, dan Andy Murray sejak 2003.
Setelah Lleyton Hewitt menjadi unggulan pertama pada 2003 dan kalah pada babak awal, unggulan teratas selalu ditempati salah satu dari keempat nama tersebut. Salah satu di antara mereka pula yang selalu menjadi juara sejak 2004 hingga 2022.
Selain menjuarai Grand Slam dalam usia muda, Alcaraz juga mengumpulkan empat gelar dari level ATP Masters 1000. Gaya bermain agresif membuatnya menjadi bagian dari petenis top dunia dengan cepat.
Meski gaya bermain itu cocok untuk diterapkan di lapangan berkarakter cepat, yaitu lapangan keras dan rumput, Alcaraz memiliki pekerjaan rumah untuk bermain dengan nyaman di rumput. Di ajang Wimbledon, dia baru bisa mencapai babak kedua pada 2021 dan babak keempat pada tahun berikutnya.
Alcaraz baru bisa beradaptasi dengan baik pada turnamen ATP 500 London di Queen’s Club dengan menjadi juara, pada pekan lalu. Kemenangan atas Alex de Minaur di final membuat Alcaraz mendapat gelar pertamanya dari lapangan rumput.
”Semoga saya bisa merasakan kenyamanan, energi, dan dukungan yang sama di Wimbledon seperti yang saya rasakan di Queen’s Club,” ujar Alcaraz di hadapan penonton di Lapangan 1 All England Club yang hanya berjarak sekitar tujuh kilometer dari Queen’s Club.
Walaupun ditempatkan sebagai unggulan teratas, Alcaraz tak ingin bicara terlalu jauh tentang peluang juara. Apalagi, dia menyadari bahwa ada petenis lain yang lebih favorit darinya untuk menjuarai tunggal putra tahun ini, yaitu Djokovic.
Djokovic, unggulan kedua yang memiliki empat gelar Wimbledon, memenangi babak pertama sehari sebelumnya. Dia mengalahkan Pedro Cachin 6-3, 6-3, 7-6 (4) dan akan berhadapan dengan Jordan Thompson pada babak kedua.
”Novak adalah yang paling favorit di Wimbledon. Saya melihat catatan bahwa Novak memiliki kemenangan di Wimbledon lebih banyak dibandingkan jumlah kemenangan dari 20 unggulan teratas lainnya. Namun, saya akan berusaha keras untuk bermain dalam level tinggi agar bisa mengalahkannya,” tutur Alcaraz yang hanya bisa bertemu Djokovic di final karena berada pada paruh berbeda dalam undian.
Ketika Alcaraz mendapat perlawanan ketat lawannya pada set ketiga, juara bertahan tunggal putri, Elena Rybakina, menjalani momen sebaliknya. Dia kehilangan set pertama saat berhadapan dengan Shelby Rogers di Lapangan Utama meski akhirnya menang 4-6, 6-1, 6-2.
”Saya sangat gugup pada awal pertandingan karena tampil sebagai juara bertahan menjadi pengalaman baru. Namun, atmosfernya luar biasa. Saya bermain di depanRoyal Box dan sangat menikmati pertandingan tadi. Senang bisa melaju ke babak berikutnya,” ujar Rybakina.
Laga Rybakina melawan Rogers, lalu Murray dengan Ryan Peniston pada pertandingan berikutnya, disaksikan mantan petenis, Federer, yang hadir bersama istri dan orangtuanya. Ini menjadi momen pertama Federer menonton di royal box setelah dia pensiun pada September 2022.
Federer diundang sebagai petenis yang memiliki prestasi luar biasa di Wimbledon, yaitu meraih delapan gelar juara pada 2003-2007, 2009, 2012, dan 2017. Dia duduk bersebelahan dengan Prince of Wales setelah keduanya bermain tenis di All England Club, beberapa hari sebelum Wimbledon dimulai.
Lapangan lembab
Petenis yang tampil di Lapangan Utama All England Club yang beratap saat Wimbledon tak perlu risau pada cuaca hujan. Namun, masalah baru terkait keselamatan mereka muncul karena lapangan menjadi lembab dan licin.
Kekhawatiran pada masalah tersebut muncul sejak hari pertama turnamen, pada Senin. Pertandingan Djokovic melawan Cachin dihentikan sekitar 1,5 jam meski atap ditutup. Petugas lapangan harus mengeringkan lapangan yang lembab setelah berkali-kali dicek oleh pengurus turnamen.
Seusai laga tersebut, Venus Williams jatuh ketika berhadapan dengan Elina Svitolina. Venus, petenis berusia 43 tahun yang tampil di Wimbledon sejak 1997, kesakitan pada lutut kanan yang telah dibebatnya sejak sebelum pertandingan.
”Panitia bingung atas apa yang terjadi. Semoga mereka bisa memperbaikinya karena Lapangan Utama hanyalah salah satu dari dua lapangan yang memiliki atap. Jika tak bisa berman di lapangan beratap, tentu akan memengaruhi jadwal turnamen,” tutur Djokovic yang bertanding untuk meraih gelar kelima Wimbledon dan ke-24 dari semua Grand Slam.
Direktur Operasional Wimbledon Michelle Dite berkomentar, tak ada yang aneh dengan kejadian tersebut meski mengakui bahwa rumput di Lapangan Utama lebih lembab dari yang diduga. ”Wimbledon dimainkan di lapangan dengan permukaan yang merupakan makhluk hidup. Kondisi rumputnya tergantung pada cuaca dan lingkungan. Tidak ada kerusakan dalam sistem yang kami buat. Jadi, tidak akan ada perubahan yang akan kami lakukan,” tutur Dite.
Hujan juga menghentikan pertandingan pertama di 15 lapangan pada Selasa. Umumnya, pertandingan yang berlangsung di lapangan tak beratap itu dihentikan setelah berlangsung sekitar satu jam.
Pada big match di Lapangan 2 antara Dominic Thiem dan Stefanos Tsitsipas, laga berhenti dan lapangan ditutup pada skor 6-3, 3-4. Dalam persaingan sesama petenis Italia, antara Lorenzo Sonego dan finalis Wimbledon 2021, Matteo Berrettini, keduanya harus kembali ke ruang ganti pemain saat Sonego unggul 7-6 (5), 0-0 (0-15). (AFP)