Pada masa awal kualifikasi Olimpiade Paris 2024, performa ganda putra nomor satu dunia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, justru menurun. Mereka tersingkir pada babak pertama dalam dua turnamen beruntun.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
SINGAPURA, SELASA - Ganda putra nomor satu Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, tersingkir pada babak pertama dalam dua turnamen beruntun. Ini menjadi peringatan bagi pasangan nomor satu dunia itu untuk segera berbenah pada masa kualifikasi Olimpiade Paris 2024.
Fajar/Rian langsung kalah pada babak pertama turnamen bulu tangkis Singapura Terbuka BWF World Tour Super 750 yang berlangsung di Singapore Indoor Stadium, Selasa (6/6/2023). Mereka disingkirkan pasangan Inggris, Ben Lane/Sean Vendy, dengan skor 15-21, 18-21.
Kekalahan ketiga dari empat pertemuan itu mempertegas kesulitan Fajar/Rian saat berhadapan dengan Lane/Vendy. Dalam pertandingan selama 42 menit itu, Fajar/Rian, bahkan, tak pernah unggul satu poin pun.
Penampilan mereka, seperti disampaikan pelatih ganda putra pelatnas bulu tangkis, Herry Iman Pierngadi, memang terganggu cedera. Namun, hasil ini tetap menjadi peringatan karena Fajar/Rian kalah pada babak pertama dalam dua turnamen berurutan. Dua pekan lalu, sebelum absen di Thailand Terbuka Super 500, mereka tersingkir pada laga awal Malaysia Masters Super 500 karena kalah dari Kang Min-hyuk/Seo Seung-jae (Korea Selatan).
”Cedera bahu Rian belum pulih, belum bisa melakukan smes dengan kekuatan penuh. Pinggang Fajar sudah tidak sakit lagi, tetapi gerakannya tidak biasa sehingga tidak begitu cepat. Performa mereka memang di bawah kemampuan terbaik,” tutur Herry.
Dua hasil buruk ini terjadi pada fase kualifikasi Olimpiade Paris 2024 yang berlangsung 1 Mei 2023-28 April 2024. Masa-masa awal kualifikasi ini seharusnya dimanfaatkan untuk mengumpulkan poin sebanyak mungkin agar membuka peluang lolos ke Paris 2024 dengan lebih cepat. Apalagi, setiap negara hanya berhak mengirim maksimal dua wakil dari setiap nomor.
”Kami sebenarnya tidak memikirkan soal turnamen ini menjadi kualifikasi menuju Olimpiade Paris dan tidak terbebani. Kami hanya ingin performa lebih konsisten dan bisa tampil lebih baik di setiap pertandingan. Jadi, setelah ini, kami harus latihan yang lebih keras lagi,” kata Fajar.
Adapun Rian mengevaluasi diri, untuk menghadapi rangkaian turnamen berikutnya, mereka harus meningkatkan kekuatan dan daya tahan fisik, mental, dan rasa percaya diri. ”Selain itu, kami juga harus bisa lebih menikmati setiap pertandingan,” katanya.
Berdasarkan hasil dalam dua turnamen terakhir, Herry sudah berdiskusi dengan Fajar/Rian agar performa buruk ini tak berlanjut. ”Mereka mengakui segala kekurangan. Kami harus bisa segera bisa bangkit dan mempersiapkan diri lebih baik lagi. Apalagi, ada Indonesia Terbuka pada pekan depan,” kata Herry.
Performa Fajar/Rian pada awal 2023 sebenarnya terbilang baik. Dengan status sebagai ganda putra nomor satu dunia, mereka menjuarai turnamen berlevel Super 1000, yaitu Malaysia Terbuka. Pada Maret, gelar dari level yang sama bertambah dari All England. Setelah itu, penampilan mereka menurun dengan hanya mencapai perempat final Spanyol Masters Super 300, serta kalah pada babak pertama Malaysia Masters dan Singapura Terbuka.
Hasil buruk
Tunggal putra Jonatan Christie juga harus segera berbenah dengan hasil buruk setelah menjuarai Indonesia Masters Super 500, pada akhir Januari. Sebelum tersingkir pada babak pertama Singapura Terbuka, dia kalah pada babak kedua Malaysia Masters dan babak pertama All England. Di Singapura, Jonatan kalah dari andalan China, Shi Yuqi, 19-21, 12-21.
Shi, yang pernah menjadi tunggal putra peringkat kedua dunia, memang bukan lawan yang mudah dikalahkan. Dia memiliki enam gelar juara BWF World Tour dengan hasil terbaik tahun ini mencapai final All England.
Karena tak berstatus unggulan, peluang Shi Yuqi dengan pemain unggulan pada babak pertama di Singapura pun terbuka. Kebetulan, undian mempertemukannya dengan Jonatan yang menjadi unggulan keenam. Meski demikian, ini seharusnya tak menjadi alasan bagi Jonatan untuk kalah, apalagi dia bermain dengan performa di bawah standar terbaiknya.
Cedera bahu Rian belum pulih, belum bisa melakukan smes dengan kekuatan penuh. Pinggang Fajar sudah tidak sakit lagi, tetapi gerakannya tidak biasa sehingga tidak begitu cepat.
”Tentu saja, saya tidak puas dengan hasil ini. Bukan hanya karena kalah, tetapi penampilan saya tak sesuai harapan karena banyak membuat kesalahan dan kurang tenang. Saya seharusnya bisa bermain lebih baik,” kata Jonatan.
Asisten pelatih tunggal putra Harry Hartono pun menyayangkan performa Jonatan. Menurut dia, tunggal putra peringkat keenam dunia itu kurang berani dalam mengambil keputusan yang tepat, bahkan lebih sering ragu-ragu.
”Padahal, untuk pemain dengan level seperti dia, ragu sedikit dalam mengambil keputusan akan menyulitkan diri sendiri dan menguntungkan lawan. Saya dorong dia agar dia segera mengalihkan fokus untuk Indonesia Terbuka,” kata Harry.
Selain Jonatan dan Fajar/Rian, kekalahan pada babak pertama dialami ganda campuran Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja. Mereka kalah dari Mathias Thyrri/Amelie Magelund (Denmark) 17-21, 19-21.
Pada hari pertama, Indonesia hanya meloloskan ganda putra Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin dan ganda putri Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi ke babak kedua. Febriana/Amalia menang atas rekan senegara, Ribka Sugiarto/Lanny Tria Mayasari, 21-17, 21-10.
Sebelas wakil Indonesia lainnya akan berlaga pada Rabu. Mereka di antaranya Anthony Sinisuka Ginting, Gregoria Mariska Tunjung, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti, dan Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati.