Sekak ala Spoelstra dalam Perampokan Heat
Spoelstra seolah membiarkan ”menteri” Nuggets berpesta. Sebagai gantinya, sistem lawan dibuat tidak berjalan. Heat pun menyamakan kedudukan di seri final.
Laga final NBA itu bagai permainan catur level tertinggi. Kalah satu gim tidak lebih dari kehilangan bidak. Hal terpenting adalah mengembalikan momentum dan menyesuaikan strategi untuk menyekak lawan. Beruntung, Miami Heat punya pecatur jenius dalam sosok pelatih Erik Spoelstra.
Spoelstra, enam kali lolos ke final sebagai pelatih, hanya punya waktu kurang dari 72 jam untuk memperbaiki segudang kesalahan di gim 1, saat Heat kalah dari Denver Nuggets 93-104. Dari serangan yang dieksekusi terburu-buru hingga pertahanan yang diacak-acak duet Nuggets Nikola Jokic dan Jamal Murray.
Baca juga : Anomali Dominasi Jokic dan Presisi Tiga Angka Heat
Spoelstra baru sadar. Dia melupakan forward berstatus veteran juara, Kevin Love (34). Love absen sejak gim 5 versus Boston Celtics di final wilayah. Padahal, pemain setinggi 2,03 meter itu bisa menjadi solusi skuad Heat yang terbilang kecil dibandingkan Nuggets, selain membantu dari sisi pengalaman.
Saya tidak memiliki penglihatan itu (memainkan Love di gim 1). Itu salah saya. Jelas kami membutuhkan pemain dengan ukuran dan pengalaman yang bisa bersaing secara fisik. K-Love membawa itu. Pengaruhnya sangat berharga, bahkan tidak terlihat jika dianalisis.
”Saya tidak memiliki penglihatan itu (memainkan Love di gim 1). Itu salah saya. Jelas kami membutuhkan pemain dengan ukuran dan pengalaman yang bisa bersaing secara fisik. K-Love membawa itu. Pengaruhnya sangat berharga, bahkan tidak terlihat jika dianalisis,” kata Spoelstra.
Love menggantikan forward Caleb Martin di skuad inti. Bukan kebetulan, Heat merampok gim 2 lewat kemenangan 111-108 di Ball Arena, pada Senin (5/6/2023). Pertama kalinya dalam playoff, Nuggets tumbang di depan pendukung sendiri.
Love hanya mencetak 6 poin, lewat sepasang tembakan tiga angka, dalam 22 menit. Namun, dampaknya bisa terlihat dari statistik plus minus. Heat mengungguli Nuggets 18 poin ketika dia berada di lapangan. Catatan itu terbaik kedua, setelah guard Gabe Vincent (+22).
Baca juga : Tantangan Spoelstra Maksimalkan Dua Senjata Heat
Presensi Love lebih untuk bertahan. Spoelstra ingin membatasi dominasi para pemain raksasa lawan, yaitu Jokic (2,11 meter), Aaron Gordon (2,03 meter), dan Michael Porter Jr (2,08 meter). Love ibarat ”benteng” tegap pengawal “raja”. “Bahkan saya berpikir tidak akan menembak sekali pun hari ini,” ujar Love.
Jokic berpesta pora. Dominasinya memang masih belum terjawab. Peraih dua kali Most Valuable Player NBA itu mencetak 41 poin dan 11 rebound. Namun, rekan-rekannya tidak banyak berkontribusi. Gordon dan Porter hanya menyumbang total 17 poin, jauh lebih rendah ketimbang gim 1 (30 poin).
Percaturan Spoelstra terbilang sukses. Dia sadar, tidak punya senjata untuk memperlambat Jokic. Hal paling realistis adalah membatasi aksi rekan-rekannya. Jokic bagai ”menteri” yang bergerak bebas mengacaukan papan catur lawan, tetapi hanya bertarung seorang diri. Sistem kolektif Nuggets rusak.
Heat bermain dengan pertahanan zona. Seluruh pemain bermain lebih rapat ke arah keranjang. Ketika Jokic melakukan penetrasi, mereka mengelilingi sang megabintang. Ruang umpan ke pemain Nuggets lain ditutup sehingga minim pergerakan kejutan.
Baca juga : Duo Debutan Jokic-Murray Berdansa dalam Tekanan
Bagi Jokic, sebagai pengatur serangan utama, asis sangat berarti. Asis menandakan sistem serangan tim berjalan. Dia juga pernah berkata, asis bisa membuat dua pemain bahagia saat bersamaan. Adapun di gim sebelumnya, pemain berjuluk ”Joker” itu mengantar Nuggets menang dengan 14 asis.
Mode ”pelayan” Jokic tidak menyala. Dia melakukan 5 kali turnover dan hanya menghasilkan 4 asis. Menurut The Athletic, rekor Nuggets di playoff adalah 3 menang-7 kalah saat Jokic menciptakan kurang dari 6 asis. Adapun Nuggets tidak pernah menang tiga kali beruntun saat Jokic mencetak 40 poin lebih.
”Dia (Jokic) pemain yang luar biasa. Dia mengoper bola dengan sangat baik. Tetapi, kami melakukan tugas yang sangat baik di gim ini. Kami berhasil membuatnya kehilangan bola dan membalikkan serangan,” ujar forward bintang Heat, Jimmy Butler.
Penyesuaian khusus juga dilakukan ke Murray yang bergerak eksplosif dan acak bagai ”kuda” di gim 1. Butler ditugaskan menjaga Murray. Butler sebagai pemain dua arah, selalu ditugaskan menjaga megabintang lawan sepanjang playoff. Murray pun hanya menyumbang 18 poin.
Baca juga : Ilusi Final Ideal Heat dan Nuggets
Pertahanan solid itu menginspirasi kebangkitan Heat pada awal kuarter keempat. Mereka sempat menahan tim tuan rumah tidak mencetak angka selama hampir 3 menit. Dari tertinggal 78-85, mereka bisa bisa berbalik unggul 88-85.
Di sisi sebaliknya, serangan Heat jauh lebih mengalir. Mereka bisa memanfaatkan dua senjata terkuat, yaitu tembakan bebas dan tiga angka. Mereka lebih sabar dalam menghabiskan 24 detik. Butler, sebagai pembawa bola utama, sering menusuk ke dalam untuk menarik gravitasi lawan.
Heat pun menciptakan hujan tiga angka dengan akurasi hingga 48,6 persen (17-35). Para penembak jitu Heat, seperti Vincent dan Max Strus, berubah seperti ”gajah” yang menyerang sangat tajam ketika ada ruang kosong. Adapun mereka hanya mencatat akurasi 33,3 persen di gim 1.
Tim asuhan Spoelstra juga mendapatkan 20 tembakan bebas berkat agresivitas di pertahanan lawan, setelah hanya diberikan 2 tembakan bebas di gim sebelumnya. Vincent (23 poin), Butler (21 poin), dan Bam Adebayo (21 poin) menjadi pendulang poin utama. Di kubu Nuggets, hanya Jokic yang mampu mencetak lebih dari 20 poin.
Baca juga : Penebusan Janji Jimmy Butler Setahun Kemudian
Pelatih Nuggets Michael Malone berkata, tim asuhannya tidak bermain sesuai rencana. ”Ada gangguan komunikasi dalam tim kami. Kami tidak disiplin, tidak menampilkan yang seharusnya dibutuhkan di pertandingan final seperti ini,” tuturnya.
Misi perampokan Heat berhasil. Seri final dengan format terbaik dalam tujuh gim itu kembali seimbang 1-1. Gim 3 dan 4 akan berlangsung di markas Heat, Kaseya Center. Menarik dinanti, strategi balasan yang dibawa Jokic dan rekan-rekan. Sekak dari Spoelstra baru awal dari percaturan sebenarnya. (AP/REUTERS)