Penyesuaian Spoelstra dinanti di gim 2 untuk membuat senjata timnya bisa bekerja. Senjata itu melempem saat Heat takluk di gim 1.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
DENVER, SABTU – Denver Nuggets belum bisa tenang, meskipun sudah unggul 1-0 di final NBA. Miami Heat sebenarnya bisa mencuri gim 1 jika mampu memaksimalkan dua senjata terbaik mereka. Tantangan berat sudah menanti pelatih Heat Erik Spoelstra untuk mengeluarkan potensi itu.
Gim 2 akan kembali berlangsung di markas Nuggets, Ball Arena, pada Senin (5/6/2023) pagi WIB. Heat akan tertinggal 0-2 seandainya kalah lagi. Adapun dalam sejarah final, hanya 13,9 persen tim yang berhasil menjadi juara setelah kalah terlebih dulu di dua laga pertama.
Bintang Heat Jimmy Butler mengatakan, timnya butuh perubahan total pada gim 2 seusai kalah 93-104, Jumat kemarin. “Saya pikir permainan kami akan terlihat jauh lebih buruk di sesi (analisis) video. Tetapi, itu adalah cara satu-satunya kami memperbaiki itu. Kami akan siap dan melakukan penyesuaian,” ujarnya.
Dalam babak playoff berformat terbaik dalam tujuh gim, penyesuaian adalah segalanya. Keunggulan satu gim tidak ada artinya. Hal terpenting adalah menemukan cara untuk bisa menang empat gim. Heat mencoba untuk menemukan solusi itu, sebelum kembali ke kandang di gim 3 dan 4.
Masalah utama Heat, menurut Butler, adalah terlalu banyak menembak dari perimeter. Mereka kurang menekan ke area dalam untuk menciptakan poin dari dekat keranjang atau memancing tembakan bebas. Alhasil, permainan tim asuhan Spoesltra itu terlalu mudah ditebak dan diantisipasi.
Heat hanya mendapatkan 2 kali percobaan tembakan bebas. Menurut Stathead, jumlah itu merupakan yang paling sedikit sepanjang sejarah playoff. Hal itu terasa anomali, sebab Heat sering mencari poin dari tembakan bebas. Rerata jumlah tembakan bebas mereka sepanjang playoff adalah 21 kali.
Belum lagi, Butler adalah salah satu pemain paling pintar dalam memancing pelanggaran. Dia sering melakukan penetrasi, demi mendapat tembakan bebas. Butler adalah pemain ketiga dengan rerata jumlah tembakan bebas terbanyak di playoff (9,1 kali).
Kami harus lebih agresif lagi untuk masuk ke area dalam mereka. Tidak cukup hanya mengandalkan tiga angka.
Wajar saja jika Butler gagal menampilkan performa terbaiknya di gim 1. Dia hanya menyumbang 13 poin, atau dua kali lipat lebih rendah dibandingkan reratanya di playoff. “Kami harus lebih agresif lagi untuk masuk ke area dalam mereka. Tidak cukup hanya mengandalkan tiga angka,” tutur pemain yang kembali ke final setelah penantian tiga tahun itu.
Jumlah tembakan tiga angka Butler dan rekan-rekan naik drastis akibat minimnya penetrasi. Mereka menembak sebanyak 39 kali di gim 1. Jumlah itu tertinggi bagi mereka di playoff kali ini. Mirisnya, akurasi mereka dari luar garis tiga angka hanya 33,3 persen.
Heat bisa menumbangkan unggulan kedua Boston Celtics di final Wilayah Timur berkat tembakan tiga angka. Ketika itu, mereka mencatatkan akurasi hingga 43,4 persen. Adapun tiga penembak jitu, yaitu Caleb Martin, Max Strus, dan Duncan Robinson menyumbang rata-rata 32,3 per gim.
Versus Nuggets, trio itu hanya menyumbang total 6 poin dari gabungan 23 tembakan. Sebanyak 16 kali dari garis tiga angka. Heat akan sulit menang jika para penembak jitunya sedang “bau”. Bisa terlihat, peningkatan jumlah percobaan tiga angka Heat tidak berbanding lurus dengan akurasi.
Problem itu terjadi karena para pemain Heat menembak di situasi terdesak, bukan saat momen tepat. Kembali lagi, masalah utamanya karena mereka kurang agresif dalam penetrasi ke keranjang. Para pemain bertahan Nuggets yang dipimpin megabintang Nikola Jokic pun bisa membaca serangan lawan dengan mudah.
Spoelstra berkata, penyesuaian di gim 2 akan lebih banyak tentang alur serangan. “Saya pikir ada masalah dalam detail serangan kami. Terutama dalam menciptakan ruang, ritme, dan intensi. Semua itu membuat serangan kami macet,” ujar pelatih yang sudah 6 kali mengantar timnya kefinal itu.
Jika bisa memaksimalkan sejata dari tembakan bebas dan tiga angka lebih baik, Heat sangat berpeluang mencuri satu gim dari Ball Arena. Masalahnya, penurunan efektivitas senjata mereka juga diakibatkan oleh para pemain bertahan Nuggets yang bermain solid.
Forward Nuggets Aaron Gordon patut mendapatkan pujian. Dia selalu berhasil menjaga pemain terbaik lawan sepanjang playoff, seperti LeBron James (Los Angeles Lakers) dan Kevin Durant (Phoenix Suns). Dia kembali menjalankan tugas itu dengan sempurna saat menjaga Butler di gim 1.
Butler tidak bisa lagi merundung pemain lawan, seperti yang berkali-kali dilakukannya versus pemain bertahan Celtics. Gordon memiliki tubuh kekar dan atletis setinggi 2,03 meter, serta kecepatan lateral untuk bisa menjaga lawan tanpa pelanggaran. Heat pun harus mencari cara lain jika ingin memaksimalkan Butler.
Menariknya, Gordon menerima tugas sebagai pemain spesialis bertahan dengan lapang dada. Dia tidak peduli dengan statistik yang kurang mewah akibat minim peran di serangan. Bagi pemain yang baru pertama kali tampil di final itu, semuanya tentang kemenangan.
“Saya tidak datang ke tim ini untuk mendapat kredit. Saya di sini utuk menang. Saya hanya fokus ke tugas untuk siaga setiap saat menjaga Jimmy. Anda harus berhati-hati dengannya. Dia pemain yang sangat berbahaya,” jelas Gordon yang terkenal berkat kontes slam dunk tersebut. (AP/REUTERS)