Ungguli Kanada, Modal Berharga Arungi Piala Sudirman
Tim Piala Sudirman Indonesia tidak kehilangan satu gim pun saat melawan Kanada. Kemenangan ini menjadi modal awal yang berharga untuk mengarungi kejuaraan dunia bulu tangkis beregu campuran ini.
Oleh
JOHANES WASKITA UTAMA
·6 menit baca
SUZHOU, SENIN — Tim Piala Sudirman Indonesia mengawali upaya mereka untuk merebut kembali lambang supremasi bulu tangkis beregu campuran dunia itu dengan mengalahkan Kanada, 5-0. Kemenangan pertama pada Grup B Piala Sudirman 2023 yang berlangsung di Suzhou Olympic Sports Centre, Suzhou, China, Senin (15/5/2023) ini, menjadi modal untuk menghadapi lawan yang lebih berat pada laga berikutnya.
Menghadapi Kanada, yang berdasarkan peringkat dunia adalah tim terlemah di Grup B, Indonesia menurunkan kekuatan berbeda di nomor tunggal dan ganda. Dua pemain tunggal terbaik putra dan putri, Anthony Sinisuka Ginting dan Gregoria Mariska Tunjung, langsung diturunkan. Namun, di ketiga nomor ganda, tim pelatih memainkan tiga pasangan yang peringkatnya terendah dari daftar pemain yang dibawa.
Markus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, mantan ganda putra nomor satu dunia yang kini menempati peringkat ke-22, mendapat kesempatan tampil. Ganda putri nomor tiga pelatnas, Lanny Tria Mayasari/Ribka Sugiarto, serta ganda campuran peringkat ke-54 dunia, Adnan Maulana/Nita Violina Marwah, juga dimainkan.
Di seberang lapangan, Kanada justru mengacak pemainnya saat melawan Indonesia. Dengan kekuatan hanya sembilan pemain, lima pemain putra dan empat pemain putri, Kanada menyembunyikan pemain terkuat mereka di setiap nomor, kecuali di tunggal putra. Brian Yang, pemain putra terbaik Kanada dan satu-satunya tungal putra di dalam tim tampil melawan Anthony.
Pada partai pembuka, Adnan/Nita terlihat grogi saat melawan Adam Dong/Josephine Wu, yang tidak memiliki peringkat dunia. Dong adalah pemain ganda putra terbaik Kanada berpasangan dengan Nyl Yakura, sedangkan pasangan tetap Wu di ganda campuran adalah Ty Alexander Lindeman, yang diturunkan di ganda putra bersama Kevin Lee.
Sempat unggul 7-3 di awal gim pertama, perolehan angka Adnan/Nita terkejar pada posisi 7-7, lalu terus tertinggal, 8-10, 11-14, 13-16. Hal ini disebabkan, antara lain, lemahnya akurasi pukulan Adnan atau Nita yang kalah agresif dari Wu di depan net. Duet yang baru dipasangkan pada Oktober 2022 ini baru bisa mengatasi ketinggalan pada kedudukan 19-19, dan menutup gim pertama dengan 22-20.
Baru di gim kedua Adnan/Vita menemukan pola permainan mereka, dan terus unggul hingga akhir. Mereka menyumbang angka pertama Indonesia dengan kemenangan 22-20, 21-15.
Adnan dan Nita mengaku tegang tampil di laga pembuka pada debut mereka di Piala Sudirman. ”Tadi memang sempat ragu-ragu dan takut salah, akibatnya lambungan bola tak sesuai yang kita inginkan dan bisa dimatikan lawan. Tetapi, berkat dukungan suporter, saya kembali tenang. Saya bisa kembali fokus dan percaya diri. Saya akhirnya bisa main lebih berani,” kata Adnan
Di laga kedua, Anthony tidak terlalu kesulitan mengatasi Yang, peringkat ke-26 dunia yang pernah mengalahkan Jonatan Christie pada penyisihan grup Piala Sudirman 2021. Meski Yang memberi perlawanan cukup sengit, Anthony menutup laga dengan 21-17, 21-16, dalam 39 menit.
”Saya lebih banyak fokus pada cara menerapkan strategi yang baik saja. Selain itu, juga harus cepat beradaptasi dengan shuttlecock yang lajunya termasuk kencang. Tadi Brian lebih banyak melakukan kesalahan sendiri, terutama setelah interval gim pertama dan kedua. Poin yang saya dapat juga banyak karena kesalahan dia,” kata Anthony.
Anthony mengatakan, satu kemenangan dalam kejuaraan beregu itu sangat berarti. Dia berharap rekan-rekannya juga bisa mendapatkan energi positif dari kemenangan untuk menghadapi pertandingan selanjutnya.
Gregoria memastikan kemenangan Indonesia atas Kanada lewat keunggulan 21-14, 21-13 atas Talia Ng. Pada nomor ini Kanada tidak menurunkan Michelle Li, tunggal terbaik mereka peringkat ke-15 dunia, yang pernah mengalahkan Gregoria pada Australia Terbuka 2019. Li hanya diturunkan di ganda putri berpasangan dengan Catherine Choi untuk melawan Lanny/Ribka.
Di luar dugaan, Ng mampu menandingi permainan Gregoria, terutama di depan net. Sementara itu, sejumlah pukulan andalan Gregoria seperti drop menyilang beberapa kali keluar lapangan. Namun, Gregoria memperlihatkan kelasnya dengan tampil tenang untuk merebut angka.
”Tadi jujur sempat tegang juga, karena ini merupakan pertandingan pertama. Lawan juga bermain bagus, Cuma sama-sama banyak melakukan kesalahan sendiri. Untung saya bisa kembali fokus dan mengurangi kesalahan sendiri,” ujarnya.
Pada laga keempat, Markus/Kevin yang terakhir kali berlaga di Indonesia Masters pada akhir Januari bermain dengan tempo lambat dibandingkan dengan permainan cepat yang menjadi ciri khas pasangan terbaik dunia 2017-2022 ini. Namun, hal itu cukup mengatasi perlawanan Lindeman/Lee, 21-16, 21-18.
Kemenangan Indonesia atas Kanada ditutup oleh Lanny/Ribka dengan dua gim langsung, 21-11, 21-18, atas Choi/Lee. Ribka dan Lanny membuktikan tekad mereka sebelum turnamen untuk menyumbang poin jika dipercaya untuk tampil. "Rasanya bisa kembali tampil dan dipercaya ikut ke Piala Sudirman itu tentu membanggakan. Maunya sama Lanny, saya bisa selalu tampil terbaik dan sumbangkan poin bagi Indonesia," ujar Ribka.
Anthony berharap rekan-rekannya juga bisa mendapatkan energi positif dari kemenangan untuk menghadapi pertandingan selanjutnya.
Kekuatan Kanada
Terkait keputusan menurunkan pemain terkuat di tunggal, Manajer Tim Indonesia Armand Darmadji mengatakan, tunggal putra dan putri adalah kekuatan Kanada saat melawan Indonesia di penyisihan grup Piala Sudirman 2021 di Vantaa, Finlandia. Saat itu, Indonesia yang menurunkan Jonatan Christie dan pemain muda Ester Nurumi Tri Wardoyo dikalahkan oleh Brian Yang dan Rachel Chan.
"Anthony dan Gregoria kita turunkan karena Kanada juga memiliki materi pemain tunggal yang layak diwaspadai. Kita tidak mau kecolongan lagi seperti di Vantaa silam. Karena itu, pemain terbaik di tunggal putra-putri yang kita miliki, kita turunkan lawan Kanada untuk mengamankan kemenangan," ujarnya.
Berbeda dengan nomor tunggal, pelatih ganda campuran Amon Sunaryo mengatakan, Adnan/Nita diturunkan lawan Kanada karena berdasarkan hitung-hitungan di atas kertas dianggap bisa mengatasi pasangan lawan. Hal ini juga untuk memberi kesempatan bagi pasangan yang belum genap satu tahun berpasangan ini tampil di kejuaraan besar seperti Piala Sudirman.
"Apalagi, ada poin peringkat BWF yang besar di ajang ini. Sayang kalau sudah dibawa ke Suzhou, malah tidak dimainkan. Dari Jakarta, kami memang sudah merancang siapa yang akan diturunkan saat melawan Kanada, Jerman, atau Thailand," kata Amon.
Indonesia membawa tiga pasangan ganda campuran dalam turnamen ini, yakni Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari, Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja, dan Adnan/Nita.
Sementara itu, pelatih ganda putra Herry Imam Pierngadi mengatakan, Marcus/Kevin dipilih karena mereka pemain yang memiliki segudang pengalaman. "Pertandingan beregu itu bukan hanya menuntut kesiapan fisik dan teknik, juga pengalaman segudang dan mental yang kuat seperti yang dimiliki Marcus/Kevin," kata pelatih senior ini.
Dengan kemenangan ini, Indonesia yang mengirimkan kekuatan penuh, 11 atlet putra dan sembilan atlet putri, memimpin Grup B Piala Sudirman 2023 yang juga berisi Thailand dan Jerman. Pada laga lainnya, Jerman merebut satu poin dari Thailand lewat ganda putra Mark Lamsfuss/Marvin Seidel sehingga kedudukan akhir menjadi 4-1 untuk Thailand. Indonesia akan menghadapi Jerman pada Selasa (16/5), disusul melawan Thailand dalam perebutan juara grup, Kamis (18/5).